32 Rania?

633 39 3
                                    

Hallo sebelum baca jangan lupa di vote dan komen ya.

********

Hari ini Haris tengah mengadakan rapat dengan devisi keuangan. Mengingat dari data yang ia baca ada sebuah kejanggalan dalam laporan keuangan di bulan kemarin. Hal ini membuat Haris menggertakan giginya karena menahan marah dan rasa kesal yang berkecamuk di dadanya.

Dengan langkah kaki panjangnya, Haris mulai memasuki ruang rapat yang di dalamnya sudah ada beberapa orang yang sedang menunggu kehadiran Presdir mereka.

Saat sampai di dalam ruang rapat tiba-tiba aura mencekam serasa menusuk kulit-kulit mereka.

"David, mana berkas-berkasnya?!" teriak Haris dengan sorot mata yang tajam dengan melihat satu-persatu orang yang ada di ruang rapat tersebut.

"Ini Tuan," ucap David setelah datang dengan membawakan berkas laporan keuangan.

Haris kemudian membaca berkas laporan itu kembali dengan cermat. Matanya tiba-tiba menyorot tajam saat melihat angka yang tiba-tiba berubah.

Kemudian Haris menatap karyawannya satu-persatu dengan sorot yang tak terbaca. "Disini aku ingin mengatakan pada kalian tentang menghilangnya pamasukan uang milik kantor sebesar 10 miliyar rupiah. Uang sebesar 10 miliyar bukanlah uang yang sedikit tapi, itu uang yang banyak. Jadi mengakulah sebelum aku mengatakan yang sebenarnya disini. Apalagi jika seseorang tidak jujur, akan kupastikan ia akan habis di tangan ku!" ancam Haris dengan Rait wajah yang terlihat memerah menahan amarah.

Kemudian para karyawan Haris mulai berbisik-bisik membicarakan siapa pelaku penggelapan dana perusahaan yang begitu besar. Sedangkan seorang pria mulai bergetar saat dirinya mulai merasa tidak aman lagi.

Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan? Aku harus mulai mencari cara agar aku tidak terkena amukan Presdir, batin pria itu.

"Kuhitung sampai tiga, jika diantara kalian tidak ada yang mengaku maka hukuman kalian akan lebih berat lagi, jadi mengakulah sebelum kuhitung mundur dari sekarang. 3 ... 2 ... sa---"

"Tunggu Presdir," ucap seorang pria paruh bayah dengan berdiri dari duduknya.

Lalu semua mata pun kemudian memandang kearah pria paruh bayah itu dengan berbisik-bisik. Lalu Haris diam-diam tersenyum menyeringai.

"Oh kau, ada apa Pak Sekan?" tanya Haris dengan sorot mata tajamnya hingga membuat Pak Sekan menelan ludahnya kasar.

"Begini Tuan, coba Anda lihat-lihat lagi data-data tentang pemasukan uang perusahaan," ujar Pak Sekan. Lalu Haris pun membaca kembali data-data pemasukan uang perusahaan dengan teliti.  

Meskipun dibaca beberapa kali tetap saja hasilnya akan sama. Dari data-data tersebut ternyata banyaknya pengeluaran yang dilakukan oleh Pak Sekan. Ini berarti Pak Sekan telah melakukan penggelapan uang perusahaan. Dengan kasar Haris melempar sebuah map berisi data-data keuangan kantor hingga mengenai Pak Sekan.

"Kenapa kau menyuruhku membaca hah?! Sudah jelas bahwa dari data-data ini perusahaan mengalami penggelapan uang perusahaan!" teriak Haris marah hingga membuat Pak Sekan gemetaran ditempat duduknya.

"Kau kira aku bodoh yang dengan gampang nya tertipu oleh ucapan mu?! Tidak, Pak Sekan! Tidak. Kau mau mengaku atau aku yang akan memberitahumu?!" ancam Haris.

Kini ruang rapat yang tadi nya ramai mendadak sepi dan aura panas mulai menguar disekitaran tempat rapat itu.

Dengan tampang bodohnya Pak Sekan tertawa dan menatap semua karyawan Haris.

"Kalian lihat Tuan Haris, dia telah menuduhku. Bahkan aku tidak pernah melakukan penggelapan dana perusahaan. Boss macam apa Tuan Haris ini," enak Pak Sekan. Lalu semua karyawan yang ada di ruang rapat pun mulai bertanya-tanya hingga membuat senyum Pak Sekan mengembang.

DENDAMWhere stories live. Discover now