28 Penyerangan

613 29 0
                                    


HALLO TEMAN-TEMAN JANGAN LUPA BUAT DI VOTE YA. SUPAYA AUTHOR SEMANGAT NGETIKNYA.

YUHUUU HAPPY READING

*******

Hari ini Tiara dan Haris tengah makan malam dengan keadaan suasana yang hening. Tiara tersenyum lebar karena Haris sudah mau berusaha menerimanya. Walau, tak di pungkiri rasa dendam Haris pada keluarga Imbron belum terlaksanakan.

"Mas, mau nambah lagi?" tanya Tiara dengan sopan.

"Boleh. Tapi sedikit aja," ujar Haris yang diangguki oleh Tiara.

Lalu Tiara pun memberikan sedikit nasi ke piring Haris dan menambahkan lauk pauknya.

Saat Haris akan memakannya tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan cekatan Haris melihat siapa yang menelponnya.

"Wahyu? Kenapa diam menelponku malam-malam begini?" tanya Haris pada dirinya sendiri. Lalu Haris pun melirik Tiara yang juga tengah melihatnya.

"Ada apa Mas?" tanya Tiara khawatir.

Sedangkan Haris tak menjawab. Laki-laki itu memilih untuk beranjak dari duduknya dan pergi keruang kerjanya.

Sesampainya di ruang kerjanya. Haris langsung menghubungi Wahyu.

[Hallo, ada apa Wahyu?] tanya Haris.

[Tuan, Markas kita diserang!] seru Wahyu di sebrang sana dengan nada paniknya.

Mendengar Markasnya diserang Haris pun marah dan mengetatkan rahangnya dengan gigi gemeletukan dengan suara gigi bertahutan.

[Kurang ajar! Siapa yang berani-beraninya menyerang Markasku?!] seru Haris dengan nada marahnya.

Sedangkan disebrang telpon Wahyu menjadi bergidig ngeri mendengar amarah Haris.

[Sepertinya orang yang sama, Tuan. Mereka ternyata sudah menyiapkan persiapan dengan matang, Tuan. Sehingga anak buah kita mengalami luka-luka akibat serangan!] seru Wahyu menjelaskan.

[Baiklah, aku akan segera kesana. Kau teruslah bantu anak buahku yang lain dan meminta Rangga untuk menyiapkan senjata!] perintah Haris yang diangguki oleh Wahyu disebrang sana.

[Baik Tuan.]

Lalu sambungan telpon pun dimatikan oleh Haris. Pria itu kemudian bergegas pergi ke kamarnya dan mengambil jaket kulit yang sudah ia simpan di lemari kusus. Tak lupa, ia juga memakai rompi anti peluru agar dapat memudahkan melawan musuh.

Lalu setelah selesai Haris kemudian bergegas pergi keluar dari kamarnya. Saat menuruni tangga, ia dapat melihat wajah khawatir Tiara yang ikut menghampirinya.

"Mas, kamu mau kemana? Kenapa pakaianmu seperti ini?" tanya Tiara bingung karena Haris terlihat memakai jaket kulitnya dan Tiara juga melihat dua buah pistol yang ada dikantung celana Haris.

Haris tak menjawab pertanyaan Tiara. Justru laki-laki itu malah memberikannya perintah.

"Aku mau pergi. Kau diamlah disini. Ingat, kau tidak boleh keluar dari Mansion ini! Mengerti!"

"Iya, aku mengerti," ucap Tiara. Lalu Haris pun mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari Mansion. Namun, saat akan keluar tiba-tiba tangannya dicekal hingga membuat Haris membalikan badannya.

"Mas, kamu hati-hati ya. Cepatlah pulang. Aku menunggumu," ujar Tiara dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Melihat istrinya mulai bersedih Haris pun mulai luluh dan tanpa aba-aba laki-laki itu langsung memeluk tubuh Tiara. Tiara terkejut tapi, ia juga senang dan ia pun ikut membalas pelukan Haris.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang