ClaRasya • 51

571 72 2
                                    

A/N : Part ini akan membuat semuanya jelas, dimana semua tujuan awal Rasya akan diceritakan.

Jangan males vote, nghokhey?

Now Playing : Kamu dan Kenangan – Shanna Shannon (cover)

▪️▪️▪️

Rasya tidak mengerti, kenapa semuanya jadi begini? Dulu, dirinya banyak merasakan bahagia karena seorang gadis yang dia sayang.

Dan dalam sekejap semuanya berubah, seperti bagaikan mimpi bagi Rasya. Kebahagiaan itu seakan hilang, lenyap berganti dengan luka yang membuat harus merasakan kesedihan seperti sekarang ini.

Rasanya baru kemarin dia melihat Clara yang selalu kesal padanya, bahkan Rasya masih mengingat saat awal pertama kali mereka bertemu.

"Apaan sih, gak jelas! Udah sok kenal, sok tau lagi!"

"Gue gak kuat, Sya. Gue gak sanggup ngejalanin hidup gue!"

"Gue benci yang namanya janji!"

"Lo gak akan ninggalin gue kan, Sya?"

"Jangan pernah bosen gangguin gue ya, Rasya?"

"Bangun, Ra. Kamu gak kangen sama orang tua kamu? Temen-temen kamu? Aku? Kita semua nungguin kamu, aku mohon buka mata kamu."

Tak ada yang bisa Rasya lakukan, sekarang dia hanya bisa berdoa dan pasrah pada yang maha kuasa.

"Cepet sembuh ya." Rasya bangkit dari duduknya, dia tidak kuat jika harus melihat Clara dengan kondisi seperti ini.

Rasya mengernyit, melihat seseorang yang dia kenal tengah duduk seorang diri di ruang tunggu. Sedang apa dia disini?

"Yura?"

Yura mendongkrak wajahnya, tersenyum saat tau yang memanggilnya adalah Rasya. "Hai, masih jagain Clara?"

Rasya mengangguk singkat. "Kamu sendiri?"

"Ah, aku kesini karena Arash, dia sakit."

"Dia sakit apa?"

"Cuma demam biasa. Oh iya, gimana kondisi Clara?" Yura sebelumnya memang sudah pernah menjenguk Clara, sudah hampir Dua bulan dan gadis itu masih saja koma.

"Belum ada perkembangan,"

"Clara pasti sembuh kok. Kamu yang sabar ya," dia tau semua ucapan tak berguna, tapi dia juga merasa kasian melihat Rasya yang seperti ini. Padahal dulu dirinya juga pernah sakit, tapi Rasya tidak sepanik sekarang. Rasya benar-benar mencintai Clara, dan mungkin ini saatnya Yura menyerah.

"Oh iya, soal Arash-"

"Elzan kemarin lamar aku, bawa orang tuanya juga." Yura sedikit malu mengucapkannya, tapi mau bagaimana lagi? Yura tidak mau melibatkan Rasya lagi dalam masalahnya, Rasya terlalu baik padanya dan selama ini Yura salah besar mengartikan perasaannya. Dia hanya sekedar kagum dan obsesi pada Rasya.

Rasya menoleh, ikut senang mendengarnya. "Selamat ya. Aku berdoa yang terbaik buat kamu, Arash juga."

"Iya, makasih."

Suasananya kembali hening. Yura berdeham untuk kembali menghangatkan suasana.

"Sya, aku duluan ya, mau ngurus administrasi."

"Iya, cepet sembuh buat Arash, titip salam juga buat kak Arga."

"Sip! Nanti aku sampein."

Rasya menghela nafas lagi, dan lagi. Selalu seperti itu, seakan dia sudah benar-benar putus asa. Setiap hari dia lewati hanya dengan berdiam diri didepan ruang tunggu, setiap pulang sekolah tak pernah terlewat untuk mengunjungi Clara. Entah melihatnya dari balik pintu, ataupun hanya sekedar mendengar perkembangan kondisinya saja.

ClaRasya | Komplit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang