ClaRasya • 45

545 74 5
                                    

Happy reading❤️

Now Playing : Bad Boy – Red Velvet

▪️▪️▪️

Musuhmu bukan orang yang memegang pedang di depanmu, tetapi orang yang berdiri disisimu dengan pisau di balik punggung mereka.

▪️▪️▪️

Clara kini tengah berada di rumah Rangga, bersama Rasya dan yang lainnya tentu saja.

Sudah hampir dua bulan lamanya, setelah Rangga memberikan surat untuk Clara, dia baru tau Clara belum membacanya. Padahal surat tersebut sangatlah penting, karena surat tersebut adalah pemberian dari Anka–mamanya Clara. Mengetahui itu, Clara merasa sangat menyesal. Kenapa tidak dari dulu Clara membaca isinya? Andai waktu bisa diputar kembali, Clara pasti akan secepatnya menemui Anka dan kejadian seperti ini tidak akan terjadi.

"Kamu beneran belum baca isi suratnya?" tanya Rangga.

Clara mengangguk ragu. Dia bukan tidak ingin membacanya, hanya saja tulisannya tidak terbaca karena Jeffry sempat menginjaknya.

"Satu hari sebelum aku pindah, aku ketemu Mama kamu di rumah. Awalnya dia cuma bilang mau pamitan sama Ibu buat jenguk nenek kamu, tapi pas dia liat aku dia langsung ngasih surat itu dan suruh aku buat ngasih ke kamu."

"Rangga, tante titip ini buat Clara ya?" ujar Anka.

Rangga mengernyit memandangi amplop dari Anka. "Ini apa tante?"

"Aku tanya apa isi suratnya, Mama kamu bilang isinya cuma permintaan maaf karena belum sempet bilang ke kamu." papar Rangga.

"Kalo boleh tau, kenapa gak tante aja yang ngasih? Rangga bukannya keberatan, tapi cuma… heran aja."

Anka hanya tersenyum, "tante belum siap ketemu Clara,"

"Belum siap?" Rangga semakin dibuat kebingungan.

"Dia juga bilang, katanya dia bakal kangen banget sama kamu." lanjutnya. "Aku sempet mikir, apa tante Anka pulangnya bakal lama?"

"Tante sama Clara lagi marahan ya?" Jawaban Anka hanya menggelengkan kepalanya. "Nanti Rangga sampein ke Clara. Kebetulan, Rangga juga bakal pindah sekolah lagi ke Trisakti."

"Oh iya? Bagus dong. Tante titip Clara ya? Jagain dia,"

Rangga mengangguk, "pasti tante."

Rangga ingin sekali memberitahu semuanya, tapi melihat Clara dengan wajah terpukul seperti itu membuatnya urung. "Mama kamu pasti pulang kok,"

Clara diam tak menjawab. Masih terbayang bagaimana sakitnya menjadi Anka, pasti dia tengah menderita sekarang.

"Soal keberadaan tante Anka?" Rasya mengalihkan pembicaraan agar Clara tidak sedih lagi. Rasya lebih menyukai Clara yang judes daripada pemurung seperti ini.

"Coba kalian liat ini," Rangga menyerahkan tab nya pada Reyhan. "Papa bilang dia berhasil lacak keberadaan tante Anka sampe sini, selebihnya dia kehilangan jejak."

Reyhan kembali mengamati tempat tersebut, jauh juga ternyata. "Kalo tempatnya sih gue belum tau pasti, tapi nama jalan sama perumahannya gue tau soalnya gue pernah kesana bareng Rasti."

"Ngapain kalian kesana?" tanya Rasya.

"Ooh itu, nganterin paketnya Anya ke rumahnya–Darren!" Reyhan menatap satu persatu teman-temannya, "Iya, tempatnya gak jauh dari rumahnya Darren. Gue gak mungkin lupa," tegas Reyhan.

ClaRasya | Komplit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang