chapter 6

2.5K 470 33
                                    

"[Name], ke gym bareng yok." Ajak Hanae. Saat bel berbunyi tak lama ia datang ke kelas [Name].

"Ayo!" Terima [Name]. Perempuan dan beberapa lelaki, sejak kedatangan Hanae mereka menatap dingin Hanae.

'Mereka kenapa begini?' Bingung [Name]. Kalau hanya karena laki-laki dari club voli [Name] sudah tau, pasti rata-rata perempuan akan tidak menyukainya. Bahkan dirinya.

Tapi sampai ada laki-laki yang tidak menyukai hanae!??

Saat Hanae dan [Name] akan keluar. [Name] tersandung hingga terjatuh. Perempuan yang menyebabkan hal itu hanya tertawa.

"Hei!! Kenapa kau tertawa!?" Teriak Hanae. Sementara perempuan itu hanya memutar bola matanya sambil mendecih. [Name] hanya diam. Ia langsung berdiri.

"Sudah, abaikan saja mereka." Kata [Name]. Hanae melirik perempuan tersebut yang menyandung kaki [Name] lalu keluar.

Selama perjalanan menuju gym mereka hanya diam. Hingga Hanae membuka pembicaraan.

"Kau tidak apa?" Tanya Hanae. [Name] menatap bingung Hanae.

"Apanya?"

"Kau dibully karena aku mendekatimu dan Atsumu yang membuatmu masuk ke club voli. Apa tidak apa? Kau punya trauma--"

"Kita-san~!" Panggil [name]. Hanae tahu [Name] mengalihkan pembicaraan dengan menyapa Kita yang kebetulan lewat. Hanae hanya menghela nafas.

"Ah, [last name]-san." Panggil Kita saat mendengar [Name] menyapanya. Ia juga melihat Hanae.

"Hanae kau juga bersamanya." Hanae membalas perkataan Kita dengan mengangguk sambil tersenyum. Saat ini [Name] sudah resmi menjadi manager di club voli.

Mereka masuk bersama. Didalam sudah ada anggota lainnya. Seperti biasa, Hanae dan [Name] mendekati bunch. Kali ini [Name] yang duduk sementara Hanae berdiri. [Name] masih memikirkan bagaimana Hanae tahu ia memiliki trauma.

"Awas kerasukan."

"Setannya kan Runa." Jawab [Name] tanpa sadar. Hingga beberapa lama ia memekik pelan sambil berdiri menjauh. [Name] sampai berlindung dipunggung Hanae.

Ternyata yang berkata tersebut Suna. Rasanya jantung [Name] akan meledak saat itu juga.

"R-Rintarou! Kau membuatku terkejut."

"Siapa suruh bengong?" Balas Suna. [Name] kesal tapi ia tak bisa menjawabnya. [Name] juga kesal sekali dengan Runa hingga ia mengatakan itu.

"Berikan id linemu." Kata Suna. Ia memerintah [Name]. Karena orang kepang kebanyakan menggunakan line, jadi Suna meminta id line pada [Name].

"Hey!! Suna! Ini tempat voli bukan tempat PDKT!!" Teriak Atsumu.

"Berisik." Kata Suna pelan sambil menatap sinis Atsumu.

"Nanti akan kuberikan saat pulang nanti." Balas [Name]. Suna menatap [name] lalu mengangguk. Ini pertama kalinya ada seseorang yang menanyakannya id linenya.

'Rasanya seperti masuk anime romance!!' Teriaknya dalam hati. Tak lama kemudiam mereka latihan secara bersamaan. Mereka bermain voli yang dilihat serius oleh Hanae dan [Name].

"Mereka keren ya." Gumam [Name] yang dapat didengar Hanae. Namun, Hanae hanya tersenyum sambil menatap [Name].
__________________

"Ah, aku akan membelikan minum untuk kalian."

"Aku ikut!" Teriak [Name]. Lalu mendekati Hanae. Latihannya sudah selesai. Saat ini mereka sedang beristirahat.

"Kalau begitu Hanae disini." Kata Kita. Terlihat dari wajah [Name] ia tidak setuju.

"Salah satu manager harus disini." Lanjut Kita.

"Kenapa begitu?" Tanya [Name]. Kita menatap datar [Name] yang membuatnya merinding. Bahkan seisi ruangan dapat merasakannya.

'Aku kan hanya nanya!!' Teriak [Name] dalam hatinya.

"Kalau begitu biar aku saja."

"Baiklah." Balas Kita.

"Tidak apa?" Tanya Hanae. [Name] menjawabnya dengan anggukan. Ia berjalan keluar untuk membeli minuman.

"Ah, sudah malam ya." Gumam [Name] saat melihat matahari sudah tenggelam dari balik jendela. Saat ia akan berbalik, ia melihat perempuan berambut merah tua yang panjang dan bagian bawahnya keriting.

"Hii!!" Pekiknya. Bahkan mimuman yang ia beli sampai jatuh.

"Berisik." Katanya. Ah, ternyata itu Runa. [Name] buru-buru mengambil mimumannya. Hanya ia sendiri disini.

"Kenapa malam-malam masih disini?" Runa tidak menjawab. Ia mendekati [Name]. [Name] hanya diam ditempat. Saat berjarak agak dekat Runa menghentikan langkahnya.

"Kenapa kau bisa dengan mudahnya masuk club voli, hah!?? Bahkan dengan mudahnya mendekati mereka!!" [Name] hanya diam. Dia hanya mendengarkan. Tidak sepeti labrak-labrakan dan bully-bullyan yang [Name] lihat di novel. Runa justru sendirian.

'Apa aku harus ngasih apresiasi?' Batin [Name]. Tapi kalau dikasih apresiasi juga salah. Runa kan tidak melakukan hal yang baik.

"Kau juga... menyukai mereka kan? Karena mereka tampan? Kalau karena fisik namanya bukan cinta. Kalau ganteng tapi sifat busuk apa guna?" Balas [Name] dengan senyuman di wajahnnya. [Name] tidak mengatakan anak-anak dari club voli mempunyai sifat busuk. Ia hanya mengingatkan.

"Aku tidak dekat dengan mereka. Tapi siapa tau salah satu dari mereka atau lebih mempunyai sifat busuk kan? Bermuka dua gitu. Yah, siapa yang tahu." Lanjut [Name]. Tanpa [Name] ketahui, Atsumu yang diam-diam mengikutinya. Saat ini ia bersembunyi dibalik tembok.

'Apa yang dia maksud aku?' Batin Atsumu. Padahal rencana awal Atsumu ia hanya ingin menemani [Name]. Atsumu juga mengira [Name] akan mudah luluh padanya seperti perempuan lain. Namun nyatanya tidak.

"Apa-apaan kau!? Kau berkata seperti itu seperti pernah mengalami."

"Emang pernah." Balas [Name]. Runa terdiam. Wajahnya menjadi kaku.

"Aneh. Padahal aku pernah menjahatimu." Kata Runa lalu pergi melewati [Name]. Rencana awal Runa adalah untuk membuat [Name] takut padanya bahkan menjauhi tim voli. Tapi bayangannya salah.

[Name] berjalan ke gym. Cahaya di lorong mulai redup. [Name] yang takut dengan gelap mulai ketakutan. Apalagi ia menganggap dirinya sendirian. Padahal Atsumu diam-diam mengikutinya dari belakang. Ia belum menunjukan dirinya pada [Name].

Saat Atsumu dan [Name] akan sampai. Osamu keluar dari gym.

"Tsumu? [Name]?"

"Hah? Tidak ada atsumu. Hah! Apa jangan-jangan jin qorin!?" Teriak [Name]. Ia mulai parno. Ia ingat dahulu ia pernah bertemu jin qorin.

Author: yang gatau cari aja google hwhwhw tapi jin qorin tuh pokoknya jin yang ngikutin fisik kita tapi orang lain bisa ngeliat kayak kembaran beda alam gitu tapi dia ga bersuara ama nunjukin ekspresi

"Jin... apa?" Tanya Osamu bingung.

"Hah!? Kamu kira aku jin!?" Teriak Atsumu tidak terima dipanggil begitu oleh sang pujaan hati.

"Kyaa!! Bersuara jinnya!!" Teriak [Name]. Ia berlari ke belakang Osamu.

"Dia Tsumu bukan jin." Jelas Osamu. [Name] menggeleng cepat.

"Osamu tidak tahu? Itu jin yang dapat mengikuti fisik kita gitu. Seperti setan yang mengikuti fisik kita!" Jelas [Name]. Osamu jadi merinding.

"J-Jadi sekarang kita gimana?" Tanya Osamu yang ketakutan.

"Panggil Kita-san. Biar dia yang ngusir jinnya."

"Kalian kenapa berisik?" Panjang umur Kita. Baru saja dibicarakan sudah muncul. Jantung Atsumu, Osamu dan [Name] akan keluar saking kagetnya.

"Kita-san ada jin yang seperti Tsumu." Jelas Osamu.

"Apa maksudmu? Dia memang Atsumu."

"Dia jin!!" Heboh [Name]. Kita tidak mengerti. Atsumu ini memang Atsumu asli.

"Aku Atsumu asli!"

"Kyaa!! Jinnya bersuara Osamu!!"

Inarizaki School [Inarizaki Team X Reader] (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang