PART 15

31 12 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

"Ra, ikut papi sama mami yuk?"

"Kemana?" Aurora menoleh kearah lidia yang sedang bermain handphone.

"Ke rumah tante ica sama om fadil" ujar lidia.

"Ikut, Rora pengen ketemu tante ica, kangen"

"Yaudah siap-siap"

"Oke"

*****

Aurora menuruni tangga satu persatu. Ia sudah pakai baju sederhana, yang menurut ia simpel. Yaitu Aurora memakai celana putih dan baju putih polos berbalut cardigan warna ungu muda dan memakai tas salempang ditangan kirinya. Ia melihat Papi dan mami nya sedang menunggu dirinya. "Ayok berangkat"

"Ayok!"

****

Sesampainya dirumah yang cukup mewah. Aurora turun lagi mobil, begitu pun Lidia dan Ednan. Aurora sangat kagum dengan rumah berlantai dua itu. "Masuk yuk"

Lidia mengetok pintu itu. "Assalamualaikum" dan tidak ada panggilan.

Ia mengetok pintu kembali. "Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam" pintu itu pun terbuka. Terdapat seorang wanita paruh baya yang memakai hijab.

"Wah lidia? Ednan? Ayo masuk" Ica pun menyuruh mereka masuk kerumahnya. Rumah itu cukup luas.

"Rumah nya bagus ya Pi" ucap Aurora. Ia melihat sekeliling rumah itu. Sangat bagus.

"Iya nak" ucap Ednan.

"Silahkan duduk" Ednan, lidia dan Aurora pun duduk bersebelahan.  Ica melihat kearah Aurora yang sedang melihat sekeliling.

"Ini Aurora kan?" Tanya Ica.

"Eh iya tante" Aurora pun mencium punggung tangannya ica.

"Sudah besar ya.... cantik pula" goda ica.

Aurora tertawa kecil. "Makasih tante ica"

"Rangga! Ada Aurora nih" teriak ica.

"Rangga?" Batin Aurora.

"Kenapa bun?" Tanya Rangga menuruni tangga.

Pandang mereka saling bertemu satu sama lain. Aurora senyum kearah Rangga. Cowok itu diam melihat senyumnya Aurora.

"Rangga?" Panggil ica. Rangga terlalu fokus melihat wajah Aurora sampe-sampe ia tidak mendengar bundanya memanggilnya.

"Rangga!"

"Eh iya bun?" Rangga mengalihkan pandang dan menoleh ke ica.

"Kamu tuh yaa.. sudah bawa Rora jalan-jalan" 

"Siap bun"

*****

Dimobil kini mereka saling diam. Tidak ada yang membuka suara. Kedua nya diam dan gugup. "Aurora?" Rangga akhirnya membuka suara.

"Iya?" Aurora menoleh kearah Rangga.

"Kamu gak kenal aku?"

"Aku lupa"

Apa?! Aku? Aurora tidak sengaja mengeluarkan kata 'aku'.

"Padahal kita udah pernah ketemu dua kali"

"Oh ya? Kapan?"

"Engga, lupain"

Sungguh ia sangat merindukan sosok Aurora. Teman masa kecilnya.

Kenapa Aurora lupa dengan dirinya?

Apakah ia terlalu lama tinggal diluar negri?

Lu kira sepuluh tahun itu sebentar?!!!

Dan apakah ia mempunyai teman baru? Atau pacar? Ah sudahlah.

Nanti ia akan memberitahu kepada Aurora, bahwa dirinya teman waktu kecilnya. Tidak sekarang. Mungkin hari ini, hari esok atau nanti.

******

Pgn up tapi males up, gimana dong?

Ah udahlah, mau mandi dulu dah.


Cerita AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang