1 - Teman baru(?)

49 7 9
                                    

Sepatu putih itu berhenti di depan sebuah sekolah dengan palang bertuliskan 'Akademi Pulau Rintis'. Cukup lama memandang dengan keraguan menyelimuti benak. Ingin mundur pun sudah terlanjur. Masuk kesana malah dapat masalah.

Genggaman tangan pada tas dieratkan, berusaha meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. Walau tahu dirinya takkan pernah lagi baik-baik saja sejak memperkenalkan diri sebagai seorang yang bisu.

Napas ditarik dan dihembuskan berulang-kali, menetralkan suasana hatinya yang gundah. Kemudian sepatu putih itu di arahkan ke depan, menyusuri area depan sekolah yang cukup ramai dengan beberapa pasang mata yang mengamati.

Beberapa orang berbisik, bahkan tak jarang ada juga yang berbicara terang-terangan seperti manusia takda hati.

Kepala ditundukkan, dan yang bisa dilakukannya setelah itu hanya berlari masuk ke koridor yang tak kalah ramai dengan halaman depan dan berhenti di depan kelas yang lebih ramai entah karena apa.

Karena keramaian itu, Aliya hampir tidak bisa masuk. Jika saja tubuh kecilnya tidak menyelip di antara banyaknya muridーkebanyakan kaum hawaーyang beramai-ramai berkumpul di depan kelas sambil curi-curi pandang ke dalam kelasnya, mungkin Aliya tidak akan pernah masuk ke dalam.

Sedetik setelah berhasil masuk ke kelasnyaーtentunya setelah melewati perjuangan yang seolah tiada akhirー, Aliya akhirnya mengetahui sumber keributan itu.

Aliya bahkan hampir mencibir ketika melihat ada yang membawa banner dengan gambar penyelamat bumi bertopi dino oren beserta namanya yang dihias sedemikian rupa, tak lupa emot lop-lop yang semakin membuat Aliya jijik melihatnya.

Aliya baru akan melanjutkan langkah ketika seorang gadis berkerudung merah muda mendatanginya.

"Hai, Aliya."

Sapaan Yaya hanya ditanggapi anggukan kepala singkat. Yaya tersenyum mendapat respon.

"Kau mau gabung bersama kami?" Yaya bertanya antusias.

Mengabaikan cibiran di belakangnya, Aliya menulis sesuatu di catatan kecilnya dan memperlihatkannya pada Yaya.

"Untuk apa?"

"Aku ingin mengenalmu, teman-temanku juga begitu."

Aliya melirik teman-teman Yaya, mendapati hal yang tak pernah dia duga ketika satu tim dengan beribu penggemar itu tersenyum ke arahnya hingga sekilas, Aliya dapat melihat tatapan bermohon.

Aliya menulis lagi. "Baiklah."

Yaya tersenyum senang dan langsung menarik tangan Aliya tanpa persetujuan pemiliknya.

"Halo, Aliya. Kita bertemu lagi." Aliya mengangguk singkat, menanggapi sapaan hangat pemuda bertopi dino oren yang dipakai terbalik.

Rupanya, suara Boboiboy sedikit kencang hingga membuat para gadis yang sejak tadi berdiri di depan kelas semakin menjerit, menambah kehebohan.

"Tch, uruslah penggemar-penggemarmu itu, Boboiboy." Fang berujar malas.

Gopal tersenyum miring. "Heh, cemburu lah tuh."

Perempatan merah muncul di dahinya. "Mana mungkin aku cemburu dengan dia." Fang menunjuk Boboiboy. "Lagipula, aku lebih populer dibanding Boboiboy," lanjutnya dengan penuh gaya.

Keempatnya sweatdrop. Aliya memperhatikan tingkah mereka sejak tadi.

'Apa mereka berbeda? Atau aku hanya akan diberikan harapan palsu lagi?' Batinnya bimbang.

"Hiraukan saja, Aliya. Fang memang sudah tidak waras," ucap Gopal yang tentunya tidak dengan berbisik hingga membuat si rambut ungu kesal. Selanjutnya, aksi kejar-kejaran pun terjadi dalam kelas dan membuat beberapa murid berseru protes karena aktivitas mereka terganggu.

ImperiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang