14. Ruang BK

3.8K 485 5
                                    

Rose memutar bola matanya malas. Orang orang yang duduk disekitarnya ini terus melemparkan tuduhan tuduhan untuk menjatuhkannya. Bahkan tuduhan itu sama sekali tak pernah ia lakukan.

“Hei nak, saya tanya sama kamu! Apa yang sudah kamu lakukan kepada putri saya hah?!”

Rose menghela nafas kasar, menatap Jiho yang kini mengeluarkan air mata buayanya sambil menatapnya mengejek. “Saya hanya membela diri karena putri anda mencoba membully saya, apa itu salah?”

“Jangan bicara sembarangan mengenai putri saya!! Tidak mungkin dia melakukan itu, kamu pasti yang membulinya. Teman temannya juga mengatakan hal itu!!” sungut wanita yang tak lain adalah Hani, ibu dari Jiho.

Sedangkan Jiho kini tengah memeluk ayahnya dan tak mau melepaskannya.

“Mohon tenang bu, kita tidak bisa menilai hanya dari satu pihak. Staff sekolah kami sedang memeriksa rekaman cctv diluar toilet wanita. Jadi mohon bersabar sebentar.” Ucap bu Yoona selaku guru BK. Disampingnya ada staff yang tengah mengecek rekaman cctv kemarin.
Hani berdecak tak suka dan duduk sambil menyilangkan kakinya angkuh.

“Rose, kamu sudah menelfon ayah kamu?” tanya bu Yoona.

Rose menggeleng, “Papa pasti sibuk, Bu. Bolehkah saya menyelesaikannya sendiri?”

“Tidak bisa!! Orang tua kamu harus tau apa yang sudah anaknya ini lakukan!!” sahut Hani.

Brakkk

Mereka semua sontak menoleh kearah pintu menatap siapa pelaku pendobrakan pintu tersebut.

“P-papa.” Ucap Rose tak percaya. Dia sama sekali tak menghubungi ayahnya, jadi bagaimana bisa ayahnya kemari.

“Rose, kamu gapapa? Ada yang luka? Apa yang udah terjadi? Kenapa gak telfon Papa kalo ada masalah?” tanya Jiyong bertubi tubi sambil melihat lihat tubuh putri semata wayangnya itu untuk memastikan dia tak terluka sedikitpun.

“Aku gapapa, Pa. Papa kenapa bisa kesini?” tanya Rose balik tanpa berniat menjawab pertanyaan sang ayah sebelumnya.

Jiyong menghembuskan nafas lega lantas duduk dikursi sebelah putrinya, “Lisa telfon Papa. Kenapa kamu gak ngasih tau Papa kalo ada masalah disekolah, hm?” tanya Jiyong lembut.

“Aku gak mau ngerepotin Papa, Papa pasti sibuk banget kan dikantor? Papa pasti capek.”

Sedangkan kelima orang lainnya di ruangan tersebut masih tak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang ini. Roseanne Park adalah putri dari Kwon Jiyong, komposer sekaligus CEO dari sebuah agensi ternama di Korea.

Bahkan Jiho kini sudah takut membayangkan apa yang akan terjadi kepadanya nanti.

“Ekhm, Tuan.” Panggil bu Yoona.

Jiyong serta Rose menoleh, “Apa yang terjadi kepada putri saya? Temannya bilang dia terlibat dalam masalah bullying.” Tanya Jiyong dengan tatapan tajamnya.

Jiho meremas tangannya gugup.

“Jadi begini tuan, Jiho mengatakan bahwa Rose telah membulinya hingga tangannya terluka. Namun Rose terus menyangkalnya dan mengatakan bahwa dia membela diri atas bully an yang Jiho berikan kepadanya.” Jelas bu Yoona.

“Jadi maksud kalian putri saya melakukan hal buruk kepada putri kalian?” tanya Jiyong dingin.

Hani menggeleng, “B-bukan b-begitu. Hanya saja, Rose keluar tepat sebelum Jiho keluar drai toilet sambil berlari. S-saya hanya curiga tuan. T-tapi mungkin saja ini hanya salah paham.”

Rose memutar bola matanya malas. Wanita itu tadi bahkan membentaknya dan bersikeras bahwa Rose adalah pelakunya, sekarang dia berkata seolah dia juga ragu siapa pelakunya.

[✔] MY CLARITY | Jaerosé ft.97 LinersWhere stories live. Discover now