Episode 3 : Ruang Isolasi Dan Penghuni Baru Kamar Tiga

189 32 0
                                    

Setelah kejadian penyerangan Eunha terhadap Yuju dan Sowon, Eunha pun di bawa ke ruang isolasi untuk menetralkan energi sihir miliknya dan juga untuk diinterogasi terkait energi sihir tersebut. Eunha dimasukkan ke dalam ruangan gelap dan sangat kedap suara sehingga siapa pun yang berada di dalam tidak akan bisa mendengar suara diluar, begitupun sebaliknya. Di ruangan tersebut terdapat ruangan - ruangan yang terbuat kaca dan telah di lapisi oleh kekuatan sihir yang mampu menetralkan segala energi sihir sehingga kondisi ruang isolasi tersebut benar - benar terasa seperti penjara dengan keamanan tingkat tinggi.

Eunha yang di tempatkan di salah satu ruang kaca tersebut hanya bisa terduduk lemas dan tidak berdaya. Dia mengingat semua kejadian tersebut, dan menyesalinya. Dia menyesal telah menyerang Yuju, dan ia juga merasa sangat menyesal karena saat itu ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ya, seperti yang telah kita ketahui bahwa Eunha saat itu dikendalikan oleh orang lain sehingga ia tidak mampu mengendalikan tubuhnya sendiri dan membuatnya menyerang Yuju. Kini Eunha hanya bisa pasrah dengan nasib yang akan menimpa dirinya.

Saat Eunha sibuk tentang lamunan nya, tiba - tiba Guru Kim datang menghampiri Eunha. Ia duduk dihadapan Eunha dan tentunya dibalik dinding kaca yang memisahkan antara dia dengan Eunha.

"Hey, kamu tidak apa - apa?" Tanya Guru Kim.

"Saya..." Ujar Eunha dengan nada yang sangat pelan.

"Saya tidak tahu kondisi saya, rasanya aneh." Ujar Eunha menjelaskan.

"Saya mengerti. Ini bukanlah hal mudah bagimu." Ujar Guru Kim.

"Kamu tahu? Kami, para guru disini tidak pernah merasakan energi sihir yang sangat besar setelah ratusan tahun lamanya. Baru kali ini kami merasakan energi sihir yang sangat besar seperti yang kamu keluarkan itu. Terakhir kali kami merasakan energi sihir tersebut ketika terjadi pertarungan besar antara penyihir jahat dengan enam orang penyihir legendaris ratusan tahun lamanya." Ujar Guru Kim.

"Begitu ya? Tapi mereka kan menggunakan energi sihir mereka untuk kebaikan, tidak seperti saya yang menggunakan sihir untuk menyerang teman sendiri." Ujar Eunha yang merasa sangat kecewa dengan dirinya.

"Itu sebabnya kami ingin mengajukkan beberapa pertanyaan kepadamu karena kami ragu dengan niat membunuhmu itu." Ujar Guru Kim.

"Mengapa?" Tanya Eunha penasaran.

"Karena kami merasakan energi sihir lainnya yang bercampur dalam energi sihirmu itu. Kami curiga bahwa dirimu dikendalikan oleh orang lain yang memiliki kemampuan sihir pengendali pikiran." Ujar Guru Kim menjelaskan.

"Jadi, apa kamu mau membantu kami untuk menjelaskan apa yang terjadi pada dirimu saat itu? Apa yang kamu rasakan saat kamu menyerang Yuju? Dan juga membantu kami melacak keberadaan seseorang yang mengendalikanmu." Ujar Guru Kim.

"Baiklah." Jawab Eunha menyetujui.

Disisi lain, Umji sedang berada di kamarnya sendirian. Dia menghabiskan waktu dengan membaca banyak buku, dan menuliskan banyak hal tentang apa yang terjadi. Dalam tulisannya ia mengungkapkan perasaannya telah diterima di Gfriend Magic School, dan bertemu teman - teman baru yang juga memiliki kemampuan sihir sama seperti dirinya. Karena selama ini Umji tinggal disebuah lingkungan yang sangat membenci sihir, dan memperlakukan penyihir layaknya hewan buruan, yakni disiksa, di pasung, hingga dibunuh secara keji. Oleh sebab itu ia menyembunyikan kemampuan sihirnya dan hidup layaknya orang normal yang tidak bisa menggunakan sihir. Namun dikarenakan energi sihir di dalam dirinya semakin membesar yang mengakibatkan ia tidak mampu untuk mengendalikan sihirnya dengan baik, Umji memilih untuk pergi meninggalkan lingkungan tempat tinggalnya dan hidup sendirian dalam pengembaraan. Walaupun begitu, Umji masih sangat sering berkirim surat kepada keluarganya terkait keberadaan dan kondisi dirinya, termasuk saat ia diterima di Gfriend Magic School.

Saat Umji sedang menulis, tiba - tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Umji merasa sangat terkejut dan mendadak meningkatkan kewaspadaannya, terlebih setelah ia merasakan energi sihir besar mengamuk di lingkungan sekolah. Secara perlahan - lahan ia mendekati pintu sambil menyiapkan sihir ringan untuk menyerang. Ia membuka pintu dan ia melihat seorang wanita berdiri di depan pintu kamarnya.

 Ia membuka pintu dan ia melihat seorang wanita berdiri di depan pintu kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Permisi, maaf anda siapa?" Tanya Umji penasaran.

"Ehm, maaf apa benar ini kamar tiga? Saya baru sampai disini dan mendapatkan informasi bahwa saya akan tinggal di kamar tiga." Ujar wanita tersebut menjelaskan.

"Ya benar ini kamar tiga. Silahkan masuk!" Ujar Umji sambil menetralkan sihirnya dan membantu wanita itu memasukkan barang - barangnya ke dalam kamar.

"ehm, anu... Nama saya Sinbi." Ujar Sinbi memperkenalkan diri dengan malu - malu.

"Saya Umji. Senang berkenalan dengan kamu." Ujar Umji membalas perkataan Sinbi.

"Maaf, apa kamu sendirian?" Tanya Sinbi penasaran.

"Iya saya sendirian. Tapi sekarang tidak lagi karena ada kamu yang akan menjadi teman sekamar saya." Ujar Umji merasa senang.

"Maaf ya saya terlambat." Ujar Sinbi sambil tertawa kecil.

"Tidak apa - apa." Ujar Umji dengan ramah.

Akhirnya Umji mendapatkan teman sekamarnya, yaitu Sinbi. Umji merasa senang dan dia banyak berbincang - bincang dengan Sinbi, dan Sinbi pun hanya bisa mendengarkan semua cerita - cerita Umji sambil tertawa.

Malam hari pun tiba, semua siswa  diminta untuk memasuki kamarnya masing - masing untuk beristirahat. Tidak boleh ada yang keluar dari asrama kecuali jika ada keperluan mendadak seperti dipanggil oleh guru, ada kelas tambahan, atau ketika ada tamu yang datang menemui mereka. Semua siswa melepas lelah dengan beristirahat dikamar dan berbagi kisah dengan teman satu kamarnya, kecuali Yuju yang saat ini sendirian dikarenakan Eunha harus tinggal di ruang isolasi untuk beberapa waktu.

Yuju merasa sangat kesepian, ia tidak bisa berbagi kisah dengan siapapun selain dengan boneka kesayangan yang selalu ia bawa. Yuju sangat ingin bertemu dengan Eunha saat ini, walaupun Eunha telah menyerangnya dan hampir membuatnya kehilangan nyawa, akan tetapi Eunha tetap teman sekamar Yuju dan itu sudah sangat cukup bagi Yuju untuk memaafkan Eunha serta melupakan segala kejadian yang telah terjadi.

Di kamar lainnya, Sowon dan Yerin saling bercengkrama satu sama lain. Sowon menceritakan semua tentang dirinya dan alasan dia bisa bergabung di Gfriend Magic School. Yerin yang mendengarkan kisah Sowon pun sedikit terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teman sekamarnya adalah seorang mantan narapidana yang telah melakukan kejahatan, membakar sebuah penjara yang menyebabkan banyak napi yang kabur hingga mati terbakar. Dari situ, Yerin merasa sedikit ilfeel dengan Sowon, namun ia tidak menunjukkan perasaannya tersebut dikarenakan ia takut Sowon akan berbuat jahat kepadanya.

Setelah Sowon menyelesaikan ceritanya, Yerin juga berbagi cerita dengan Sowon. Ia menceritakan dirinya, dan alasan mengapa ia bisa bergabung di Gfriend Magic School. Sowon yang mendengarnya merasa takjub dan bahagia. Ia tidak menyangka bahwa ia akan memiliki teman satu kamar yang baik hati, yang mungkin akan menjadi 'pawang' dari kejahilannya selama ini. Sungguh dua sifat yang saling bertolak belakang, disatukan didalam satu kamar yang sama. Benar - benar takdir yang tidak bisa ditebak (karena terserah authornya *eh kok).

Berbeda dengan kamar dua dan kamar satu, di kamar tiga tidak ada lagi interaksi antara Sinbi dengan Umji. Mereka berdua terlalu lelah untuk melanjutkan perbincangan setelah sebelumnya mereka telah menyelesaikan kesibukan mereka masing - masing. Sinbi dan Umji berbagi tempat tidur dan kemudian tidur bersama - sama untuk menyongsong hari esok.

Bersambung >>>>>>>> Episode 4 : Pembagian Kelas Sihir <<<<<<<<

MAGO : The Story Of Gfriend Magic SchoolWhere stories live. Discover now