Six : あくま。のルーツ

209 38 0
                                    

Jeongin dengan sigap menghindari serangan iblis di depannya, ia pun melompat dan memutar badannya mundur ke belakang, untuk menjaga jarak dari iblis tersebut.

"Omoshiroi, kau terlihat kuat, Nak." Iblis itu menatap kagum ke arah Jeongin. (Menarik)

"Akuma ..." Jeongin menggertakkan giginya.

Sekelibat bayangan, keluarganya dibunuh oleh akuma membuat dia benci semua jenis akuma yang ditemuinya.

Jika kalian pikir, Jeongin hanya membenci akuma yang membunuh keluarganya saja, kalian salah. Faktanya, Jeongin benar-benar benci serta jijik dengan makhluk seperti mereka.

"Nak, kau terlihat seperti marah besar. Aku bisa melihat aura negatif yang muncul di sekitarmu," ujar iblis tersebut.

"Damare!" (Diam!)

Jeongin mengeluarkan katananya, kemudian menyerang iblis tersebut tanpa melihat sekitarnya.

Felix, yang berada di atas pohon pun terkejut. Ia pun mulai mengambil anak panahnya, dan bersiap membidik akar yang ingin melilit tubuh juniornya itu.

"Aroma racun, jurus kedua : panah suci!"

Ctak!

Akar-akar itu hangus seketika, Felix bisa bernafas lega. Tapi tetap saja, ia tidak boleh lengah.

Dia harus melindungi Jeongin dari atas. Karena baginya, Jeongin ini sedikit gegabah, mungkin akibat dari hasutan si iblis.

"Nee, Kitsune! Jangan gegabah atau akar-akar pohon itu akan menyerangmu," teriak Felix dari atas pohon.

Jeongin terdiam sejenak, lalu laki-laki rubah itu mengangguk. "Haik, Felix-san." (Baik)

Felix tersenyum tipis, ia kira mengigatkan Jeongin akan susah, ternyata tidak juga.

"Changbin pembohong!" Felix mencibir dalam hati, mengumpati kekasihnya.

--

Kembali ke Jeongin, laki-laki itu masih berfokus melancarkan satu serangan pada iblis di depannya.

Tapi ia kesusahan, karena kekuatan iblis tersebut.

Iblis tersebut memiliki dua kekuatan, kekuatan darah setan dan kekuatan akar.

Jeongin sempat berpikir sejenak, dan mengingat jika ada pohon di rumah yang ia datangi dengan Felix.

Sepertinya, ia harus menebas pohon itu dahulu, agar akar-akar pohon di dekatnya itu tidak mengganggunya.

Tapi sebelum melanjutkan rencananya, ia perlu bicara pada Felix. Karena laki-laki berambut abu-abu itu ada di atas pohon.

"Merepotkan,"

Jeongin menatap serius iblis akar itu, kemudian ia melayangkan katananya ke arah depan.

"Lantunan nada, jurus ketiga : kebutaan melodi!"

Srashh

Tebasan katana Jeongin mengarah ke iblis di depannya, tidak hanya itu saja, jurus tersebut mampu membutakan iblis itu, namun efeknya hanya sebentar.

Dan di kala pembutaan itu, Jeongin melompat ke dahan pohon di mana ada Felix di sana.

"E-eh? Kenapa kesini, Kitsune?" Tanya Felix.

"Turunlah, aku harus menebas pohon ini agar akar-akar iblis itu tidak muncul terus-menerus."

"Haruskah?"

Jeongin mengangguk, "energi kekuatan iblis itu terikat di pohon ini."

Felix tersenyum simpul, ia mengelus pelan rambut Jeongin. Tanpa membalas sepatah katapun, ia langsung turun dari dahan pohon.

"Felix-san, lembut sekali. Aku jadi rindu kaa-san." (Ibu)

Jeongin menggeleng pelan, "apa-apaan aku ini. Fokus Jeongin, ganbatte!" (Semangat!)

Laki-laki rubah itu turun dari pohon, ia memegang katananya erat dan bersiap untuk menebas pohon di depannya.

Jeongin menutup matanya, menghela nafas pelan. Sedetik kemudian, matanya terbuka, terpancar warna oranye.

"Lantunan nada, jurus kesebelas : irama malaikat!"

Di saat Jeongin akan melesat, menebas pohon di depannya. Iblis itu kembali mendapat pengelihatannya, dan ingin menyerang Jeongin.

Tapi, rencananya digagalkan oleh Felix yang melindungi Jeongin dari kejauhan.

"Aroma racun, jurus keenam : laut panah!"

Ctak!

Ribuan anak panah menancap di tubuh si iblis.

Sementara Jeongin, melesat cepat menebas pohon iblis tersebut.

Sret
Sring
Ctek

Jeongin memasukkan katananya, pohon itu pun tertebas dan jatuh ke tanah.

Iblis yang terkena dua serangan sang pemburu pun mengerang keras, kemudian perlahan menghilang menjadi abu.

"W-wah, aku tidak menyangka, jika iblis itu terikat dengan pohon ini."

Felix memegang batang pohon yang sudah tumbang itu, sekelibat rasa aneh pun mulai Felix rasakan.

Jeongin menatap bingung seniornya, dan berpikir mengapa tubuh Felix bergetar pelan usai memegang batang pohon roboh itu.

"Ada apa, Felix-san?"

Felix memundurkan langkahnya pelan, ia menatap Jeongin takut.

"Akuma yang barusan itu, terhubung dengan raja akuma."

"Nani!?"

"Nani!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai-!!

Rindu ngga? Hehe.

Mian jarang up, karena ide untuk book ini minim sekali. Mana harus cari bahasa Jepun juga :")

Sekian dari Nay, jangan lupa vote^^

26/01/2021

Nay, hari ini gabut:/

[✓] あくま [hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang