Ten : いしちらはてう

243 29 0
                                    

"Kamu yakin tempatnya di sini?" Hyunjin memandang ragu bangunan tua di depannya.

"Menurut ku sih iya. Karena Ra Lilur sebelumnya memberi sedikit petunjuk yang tidak berguna juga sih," kata Jeongin.

Hyunjin menghela nafasnya, ia mengusap wajahnya kasar.

"Ya sudah, ayo kita masuk. Hari sudah mulai malam. Kita perlu istirahat di dalam."

Jeongin membulatkan matanya, "hei! Apa kau gila!? Ini sarang Raja Akuma. Mana bisa kau tidur tenang di sana."

"Bisa, Jeongin. Sudah ayo masuk. Kita cari tempat tersembunyi."

Jeongin ingin protes, tapi begitu ia membuka mulutnya. Hyunjin sudah menyela lebih dulu.

"Tidak ada penolakan."

Jeongin menghela nafasnya. Ia memilih mengalah dan mengikuti perkataan pilar api tersebut.

--

"Tempat yang luas."

Hyunjin memegang dinding-dinding di ruangan yang dia huni bersama Jeongin. Ruangan tersebut hanyalah ruangan yang berisikan selimut dan bantal saja.

Terlihat sempit jika dipandang dari luar pintu. Tapi sebenarnya ruangan itu cukup luas untuk mereka huni berdua.

"Hyunjin-san, tidurlah."

Hyunjin menoleh ke arah Jeongin, ia mendekati pilar suara itu dan meraup bibirnya. Singkat saja, Hyunjin mencium Jeongin.

"Kamu juga, Kitsune-chan."

Hyunjin melepas tautan bibirnya dari bibir Jeongin, pilar api itu mengelus surai biru Jeongin, kemudian menidurkan dirinya di atas kasur tipis yang ada di ruangan.

Sementara itu Jeongin masih terdiam, dan memproses kejadian yang baru saja lewat di matanya.

"Hyunjin-san menciumku?"

Jeongin memegang bibirnya, senyum-senyum sendiri bak orang tidak waras.

"Ah, ini membuatku gila."

Jeongin menepuk pelan pipinya, ia lepas haori miliknya. Lalu merebahkan dirinya di atas kasur tipis seperti yang ditiduri oleh Hyunjin.

Jeongin tidur menghadap ke arah Hyunjin. Bisa ia lihat wajah damai pilar api tersebut ketika tidur, sangat tenang dan juga tampan tentunya.

"Oyasumi, Hyunjin-san." Jeongin tersenyum tipis. (Selamat Malam/Malam)

Pilar suara itu menaikkan selimutnya dan mulai menyelam ke dunia mimpi.

--

Dewi malam digantikan oleh raja siang. Burung-burung mulai bertengger di atas pohon dan berkicau layaknya menyambut hari.

Sinar raja siang mulai bersinar, menelisik masuk melewati sela-sela bangunan kokoh yang berdiri di atas tanah.

Jeongin yang tertidur nyenyak, mulai terusik dengan silau raja siang. Pilar suara itu akhirnya terbangun, mengusap wajahnya dan melirik ke arah jendela permanen di dalam ruangan.

"Apa aku bangun terlalu siang?"

"Sepertinya tidak, ini masih pukul 07.00."

[✓] あくま [hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang