:: 05 ::

4K 976 636
                                    


terima kasih banyak untuk yang sudah berkenan mampir dan meninggalkan jejak di sini ! ♡♡
stay healthy and be happy, yaa ! 💚♥
lafyu ! <3 ♡

terima kasih banyak untuk yang sudah berkenan mampir dan meninggalkan jejak di sini ! ♡♡stay healthy and be happy, yaa ! 💚♥lafyu ! <3 ♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Tuh perkemahannya!" seru Jungwon ketika mereka sudah mendekati lahan kosong.

Akhirnya mereka sampai. Dimana sekarang, dihadapan tujuh pemuda itu, sebuah lahan kosong yang sangat luas dan dikelilingi pepohonan terlihat mencekam. Ada satu pria berjaga di sana.

"Ayo! Tunggu apa lagi?" Jungwon berjalan mendahului lalu disusul Jake dan Sunghoon. Jay berjalan beriringan dengan Sunoo dan Niki sedangkan Heeseung berjalan paling akhir.

Langkah Heeseung sempat terhenti karena ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang. Ia menengok, namun tak menemukan siapapun. "Mungkin halusinasi", batin Heeseung. Ia kembali melanjutkan langkah.

Jam menunjukan pukul 22.25 WIB. Angin yang begitu dingin menyelimuti tujuh pemuda itu. Tampak seorang bapak-bapak berusia lima puluh tahunan sedang duduk di posnya, ditemani cangkir kopi dan singkong goreng.

"Pak, kami ingin menginap. Kalau mau masuk harus izin dulu, kan?" tanya Jungwon basa-basi.

Bapak itu menatap Jungwon dan enam pemuda lain bergantian lalu mengangguk.
"Ada beberapa larangan kalau sudah di sana. Dan sebenarnya jam segini tidak boleh masuk."

"Jelaskan saja, Pak!" Jungwon meletakkan dua lembar uang seratus ribu di meja kecil. Cukup membuat si Bapak itu ternganga lalu menatap Jungwon.

"Saya tidak akan menanggung apapun yang terjadi nanti." ucap Bapak itu.

Kini Heeseung dan Sunghoon menatap Jungwon ragu. Jake mengabadikan momen di sekitar dengan kamera miliknya. Sedangkan Jay sibuk dengan pikirannya sendiri tentang kengerian saat berkemah nanti. Niki dan Sunoo masih bergeming. Tapi ia selalu memegang tas ransel Niki karena Sunoo yang semakin cemas.

Tetapi Jungwon ini kelewat berani. Ia berdecak untuk kemudian mengangguk. Bapak itu menjelaskan bahwa mereka dilarang untuk berkata kasar serta berbuat tidak senonoh di sana. Dan hal-hal lain yang menurut ketujuh pemuda itu klise. Bahkan Jungwon terlihat bosan sekarang.

"Ya ya saya sudah mengerti intinya, Pak. Terima kasih. Kami akan masuk." potong Jungwon ketika Bapak itu belum selesai.

Jungwon memberi kode pada teman-temannya yang lain untuk mengikuti gerakannya.

Heeseung menatap Bapak itu lalu minta maaf.
"Seharusnya lo lebih sopan, Jungwon. Lagian tempat ini tempat asing, maksud gue, kita belum pernah kemari sebelumnya." ujar Heeseung mengingatkan yang disambut anggukan setuju dari Sunghoon.

"Bener tuh!" seru Sunoo tiba-tiba.

Jungwon hanya bergumam menunjukkan bahwa ia mengerti.

Jungwon hanya bergumam menunjukkan bahwa ia mengerti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kalap II Enhypen [✔]Where stories live. Discover now