:: 08 ::

3.4K 888 158
                                    


hari ini tiga kali update wkwk

jangan lupa voment dan kasi komen nya juga, yaa ! ^^
terima kasih sudah berkenan mampir dan meninggalkan jejak disini !

jangan lupa voment dan kasi komen nya juga, yaa ! ^^terima kasih sudah berkenan mampir dan meninggalkan jejak disini ! ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kraakk....


"Apa itu?" bisik Sunghoon.

Heeseung menggelengkan kepala. Lelaki itu terus melafalkan doa.

Suara seperti kuku yang sedang menggaruki tembok itu perlahan menghilang.

Heeseung dan Sunghoon kembali menegang tatkala mereka mendengar suara dengungan yang tak biasa. Suara dengungan yang tak jelas. Heeseung mengucek telinganya kalau-kalau pendengarannya sedang buruk. Tetapi dengungan itu semakin keras saja. Keringat mulai turun membasahi tiap inci wajah Heeseung. Pemuda itu berharap jantungnya tidak ikutan mencuat saking kencangnya berdetak.

"Bang, lo denger itu?" suara Sunghoon kini dapat mengejutkan.

Heeseung mengalami paranoid sekarang.

"Y-ya, Sunghoon. Lo juga?" tanya Heeseung tak yakin.

Sunghoon mengangguk kaku. Matanya yang ketakutan tak berhenti menerawang. "Siapa cewek yang nangis malam-malam gini?" ia bergidik ngeri.

Kini Heeseung yang menatap Sunghoon heran. Tetapi firasatnya tidak salah, dengungan itu memang terdengar seperti suara wanita sedang menangis. Hanya saja terlalu takut untuk mengakuinya.

"Mungkin penduduk dekat sini." jawab Heeseung asal, menepis ketakutan.

Cahaya senter Heeseung dan Sunghoon beradu. Sampai tiba-tiba teriakan Sunghoon membuat Heeseung melempar senter.

"Sunghoon?!"

Heeseung berjongkok untuk mengambil senternya yang masih menyala. Cahaya lurus dari senter itu mengarah pada..... astaga apa itu?

Tidak.

Siapa itu?

Sesosok wanita tengah duduk membelakangi mereka. Bajunya kusut. Ia menengelamkan kepalanya pada kedua kaki yang dipeluk.

Senter Sunghoon rupanya juga tengah mengarah pada wanita itu. Heeseung bisa melihat cahayanya bergerak-gerak akibat tangan Sunghoon yang gemetaran.

Napas Heeseung benar-benar tercekat sekarang. Pikirannya mengatakan bahwa wanita itu sedang kesakitan atau tersesat. Tapi jelas-jelas dalam hatinya, Heeseung yakin dia bukan wanita biasa, melainkan kau-tahu-siapa.

Bergetar, Heeseung berusaha untuk bangkit kembali. Heeseung menatap Sunghoon yang tak berpaling dari wanita itu. Suara raungannya menjadi-jadi.

"Sunghoon, kita harus pergi dari sini." kata-kata itu yang keluar dari mulut Heeseung setelah berusaha.

Sunghoon menatap Heeseung seraya mengangguk lalu menggerakkan mulutnya.

Lari.

Heeseung pun mengangguk.

Mereka mundur teratur lalu siap membalikkan badan ketika.....

"Huuaaaa!!" sontak Heeseung dan Sunghoon berteriak keras.

Wanita itu, dia didepan Sunghoon dan Heeseung berdiri tegak. Melotot, mata dengan pinggiran hitam itu tajam sekali. Badannya berlumuran darah.

Kini terdengar napas Sunghoon dan Heeseung memburu. Mereka kembali balik badan dan mulai berlari, kembali terhenti, wanita itu dimana-mana.

Heeseung dan Sunghoon kalang kabut berlari. Saling tabrak, terbentur, hingga akhirnya mereka berhasil melewati sebuah pintu yang entah kemana. Tapi hanya Heeseung.

Heeseung segara mengatur napas. Senter masih di tangan. Bagian tubuhnya masih lengkap, hanya kepada dan beberapa bagian yang sedikit memar, tidak berarti.

"Sunghoon?"

Heeseung merasa berlari sendiri. Setelah menoleh kesana-sini, benar saja. Sunghoon, dia hilang. Bahkan Jake juga ikut menghilang.

"Sunghoon! Jake!" teriak Heeseung terus menerus.
















































Kraaakk....




Tubuh Heeseung kembali menegang. Ia terkejut mendengar suara pintu lemari yang berada didekatnya berderak terbuka. Heeseung menyorotkan senter ke arah lemari lalu keluarlah sosok wanita dari dalam sana sambil merangkak. Wajah wanita itu hancur, ia menyeringai lebar, kukunya panjang dan busuk, lidahnya menjulur panjang.

Heeseung terdiam mematung. Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Otaknya tak bisa berpikir untuk mencari cara agar bisa lari dari makhluk menyeramkan dihadapannya sekarang. Kemudian kuku panjang itu menusuk dan menembus dada bidang Heeseung membuat lelaki itu langsung muntah darah.

"Aarrgh!"













































"Aarrgh!"

Suara teriakan Heeseung langsung menghentikan langkah Jungwon, Jay, Sunoo dan Niki.

"Itu pasti Bang Heeseung!" seru Jungwon yang bergegas pergi menuju sumber suara. Langkahnya diikuti Jay, Niki dan Sunoo.



 Langkahnya diikuti Jay, Niki dan Sunoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



I can be the one for you for good, baby~

I’ll be your boy boyfriend~

hayooo, siapa yang ngebayangin alur cerita ini sama kayak MV Enhypen yang Let Me In (20 CUBE), mana suaranya?

karena memang selain dari kasus Yuba County Five, saya juga terinspirasi dari MV itu, hehe.

stay healthy and be happy, yaa ! <3
bye bye~




29/01/2021


Kalap II Enhypen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang