Eps. 6. Jujur

371 49 3
                                    

Malam hari di dapur Kosan 95, terlihat Siska dan Doni menatap sepiring penuh telur balado yang telah disimpan oleh Rena di atas meja.

"Apa ini?" tanya Siska sambil mengangkat alisnya sebelah.

Dahi Doni mengerut, dia ikut kebingungan. "Budi, kau masak ini?"

"Aku yang masak, Kak Doni! Aku baru saja dapat resep masakan baru, jadi kucoba masak itu bareng Kak Budi," jawab Rena dengan semangat.

Fani ikut memperhatikan telur balado yang masih ditatap lekat oleh Siska dan Doni. "Bukannya telur balado itu telurnya direbus, ya? Jadi masih bulet gitu."

"Iya, Kak Fani. Tapi karena itu terlalu biasa, jadi aku buat dengan versi ceploknya. Hehehehe ...."

Siska langsung mengambil satu telur ceplok balado ke piring, kemudian memakannya lahap-lahap.

"MM-MWOOAAAH! MANTAP BANGEET, RENN!" Siska memberikan dua jempol pada Rena.

"B-BENERAN, KAK SISKA?" tanya Rena semangat padanya, Siska pun mengangguk dengan semangat juga. Rena yang melihatnya merasa sangat senang dan berterima kasih pada Siska.

"Kalian harus coba!"

"Makannya jangan langsung banyak, Siska. Yang lain belum mencoba," kata Budi yang sedang memasak.

"Iya, kau ini! Aku juga mau dong!" jerit Fani.

"HAHAHAHA! Kasihan keduluan deh!" Siska memeletkan lidahnya pada Fani.

"HEY! JANGAN DIHABISIN!" murka Fani pada Siska. Lalu Fani mengambil piring yang berisi telur ceplok balado itu dan di simpannya di dekatnya. Supaya aman.

"H-HEY!"

"Hahaha ... jangan berebut, Kak Siska, Kak Fani. Masih banyak menu makan lain yang lebih enak buatan Kak Budi."

Rena kembali menyimpan menu lainnya yang dibuat Budi dari meja dapur. Rena sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Hitung-hitung membantu Budi.

"Kalau soal itu, jangan ragukan lagi chef Budi kita yang satu ini, Ren. Makanan apapun jika dimasak di tangannya, akan terasa enak," ucap Siska menjawab pernyataan Rena.

"Tanganku bukan wajan, Siska," ucap Budi datar sambil menaruh peralatan makan di atas meja.

Karena acara memasak Budi selesai dan semua makanan sudah terhidang di meja makan, Rena pun duduk di salah satu kursi kosong.

"Gak gitu maksudnya, Budi!" Siska mengulurkan tangannya di belakang Fani, mencoba meraih telur balado yang berada di samping Fani.

"Kata-kata kamu itu ambigu, Sis. Jadi wajar aja kalo Budi berpikirnya ke situ!" cetus Fani. "HEY! MAU MALING, YA?!"

Fani memergokinya dan Siska pun gagal mendapatkan telur baladonya.

"Iyalah! Bela terus! Terus belaaa, yang lagi kasmaran!" sindir Siska pada Fani. Kesal karena Fani dan juga telur balado milik Fani yang gagal didapatkannya.

"Makanya cepet cari pacar daripada jadi jomblo terus sampai tua!" sindir Fani balik.

Siska yang melihatnya bertambah kesal, sedangkan Fani menyembunyikan mulutnya yang sedang tersenyum mengejek ke arah Siska.

"Berisik tahu, gak?!" ucap Doni dan Dadang berbarengan.

"Ciee ... akan ada pasangan baru nih!" ejek Siska. Waktu yang tepat, Doni dan Dadang menjadi pengalih perhatiannya yang murni tiba-tiba tanpa perencanaan. Siska selamat.

"Iya. Ada yang bilang kalau orang yang gak sengaja mengucapkan hal yang sama di waktu yang bersamaan akan berjodoh. Ciee ... DD. Inisialnya aja sama," timpa Fani. Memojokkan mereka berdua.

QuarrelWhere stories live. Discover now