Eps. 12. Malam Hari

275 27 5
                                    

Sebuah mobil hitam memasuki gerbang utama. Mobil itu melewati sebuah bangunan yang sudah tak asing lagi bagi mereka. Kosan 95. Beberapa saat kemudian, mobil itu berhenti di garasi.

Pintu depan sisi kiri mobil tersebut terbuka. Dadang keluar lebih dulu dan pergi ke bagian belakang mobil untuk membuka bagasi. Disambung Achi dan Rena, lalu Faisal. Mereka menghampiri Dadang yang sudah membuka bagasi, kemudian menunggu dibagikan kotak makanan oleh Dadang.

"Nih!" Dadang memberikan dua kotak makanan masing-masing pada Achi dan Rena.

"Jalan saja duluan! Sisanya biar aku dan Faisal yang bawa," ucap Dadang pada mereka. Namun, Achi masih terdiam di sana. Menatap Dadang tak percaya.

"Kenapa lihat-lihat?!" ketus Dadang padanya.

Achi hanya diam. Tidak menjawab. Matanya masih menelisik Dadang. Sedetik kemudian dia membalikkan badannya, menghampiri Rena yang sudah jalan duluan. Achi pikir dia akan membawa empat kotak makanan lagi, tapi ternyata tidak.

Dadang kesambet apa? Apa saat ini mood-nya sedang baik?

Melihat Achi yang leos begitu saja membuat Dadang mencebik. "Cih! Kenapa sih?!"

Kini Achi dan Rena sudah berjalan sejajar. Di belakang mereka, Dadang dan Faisal menyusul dengan membawa empat kotak makanan di masing-masing tangan mereka.

"Oh, iya, Kak! Bagaimana rasanya setelah beberapa minggu bekerja di JY Group?" tanya Rena pada Achi. Mencairkan suasana.

"Rasanya sangat lelah," jawab Achi sedikit lemah.

"E-eh? Kenapa, Kak?"

"Karena aku bekerja dengan orang yang sifatnya keras kepala, sangat sulit untuk diajak kompromi, dan kadang temperamennya kambuh."

Dadang yang berada cukup jauh dari mereka masih bisa mendengarnya sampai menghunus ke hati.

"Tapi, itu pendapat awalku. Kulihat dia cukup baik pada orang-orang, seperti Sari dan Justin. Dan ... cukup ramah juga. Saat serius, dia akan serius dan mengesampingkan sifatnya tadi."

Mendengar hal itu, Faisal bisa merasakan kalau Dadang sedang tersipu di sampingnya.

"Hehehe ... Dadang memang seperti itu. Kalau Kak Achi sudah mengenalnya lebih jauh, Kakak akan melihat sisi Dadang yang lain. Jadi, tetap semangat, ya, Kak!" ucap Rena menyemangati.

"Kenapa memberiku semangat?" Achi menatap heran padanya.

"Ya, pokoknya semangat! Hehehe ... " jawab Rena sambil tersenyum lebar.

Setelah sampai di dapur, mereka pun menyimpan makanannya di meja. Achi, Rena, dan Dadang pamit ke kamar lebih dulu meninggalkan Faisal dengan Budi.

"Kenapa banyak sekali? Ini kelebihan dua bungkus," ucap Budi.

"Oh, itu untuk Indra dan Rizal. Tolong pisahkan yang bagian mereka!" pinta Faisal pada Budi.

"Baik."

Budi segera menyimpan dua buah kotak nasi itu di lemari makan. Sedangkan Faisal pergi ke kamarnya sendiri. Setelah selesai menyiapkan diri untuk makan malam, Faisal yang terlihat lebih segar dari sebelumnya kembali ke dapur untuk mengambil ayam geprek milik Indra dan Rizal. Ayam geprek harus sudah diberikan pada mereka, karena sebentar lagi jam makan malam tiba.

Saat dalam perjalanan menuju Lingkar Dalam, dia berpapasan dengan Rena.

Rena segera mendekati Faisal. "Pak Faisal, itu untuk Kak Indra dan Kak Rizal, 'kan?" bisik Rena.

"Iya," jawab Faisal ikut berbisik.

"Kalo aku yang bawa, boleh, ga?" tanya Rena dengan pelan.

"Oh, o-oke. Nanti saat jam makan malam, segera ke dapur lagi, ya, Rena!" pinta Faisal dengan pelan juga sambil memberikan dua kotak nasi pada Rena.

QuarrelWhere stories live. Discover now