15 | Jake's Right Hand

1.2K 131 5
                                    

Sunwoo keluar dari kamarnya lengkap dengan setelan kemeja putih, celana dan Jas hitam, plus sepatu Pantofel hitam. Dia berjalan kearah Jely yang asik menonton TV di Ruang Tengah sembari menenteng tasnya.

"Aigoooo~ pagi-pagi udah rapi aja. Sini biar kurapikan dasimu."

Jely beranjak dari tempat duduknya, dan mulai merapikan dasi Sunwoo yang agak berantakan menurutnya. Sunwoo menatap gadis itu begitu lekat. Menatap setiap inci wajah Jely yang sangat dekat dengan wajahnya sekarang. Mata sipit yang begitu tajam, hidung mancung, dan juga bibir yang agak tipis di bagian atasnya. Benar-benar begitu,

Sempurna.

Sunwoo memejamkan matanya sebentar, kemudian memilih untuk mengalihkan pandangannya dari Jely. Bisa-bisa dia gila karena harus melihat keindahan gadis itu terus menerus.

"Sunwoo~ kau tahu kan siapa yang harus kamu temui saat di Kantor nanti,"

"HRD?"

Jely menggeleng keras. Kemudian menatap pria itu.

"Jake."

"Mulai hari ini kau resmi menjadi Tangan Kanannya. Kau tidak lupa kan?" Lanjut Jely.

Ya, Sunwoo menjadi tangan kanannya Jake. CEO dari Park Company. Setelah Jely berbicara langsung dengan Daddy saat selesai Konferensi Pers kemarin, Daddy mengusulkan bahwa Sunwoo di pekerjakan menjadi Tangan Kanannya Jake. Karena semua bagian sudah terisi. Jely awalnya ragu. Tapi setelah dia pikir-pikirkan lagi, sepertinya tidak buruk. Sunwoo orang yang cepat tanggap juga. Sekalipun nanti Sunwoo ada sedikit kesulitan, dia bisa saja dengan senang hati membantunya.

Tadi malam, Jely terus menerus membujuk pria itu agar dia menyetujui tawaran darinya. Yang pasti ada sedikit Wejangan juga. Dan ya, akhirnya Sunwoo menyetujuinya. Walaupun dia agak sedikit gengsi karena harus bekerja di bawah pria bernama Jake itu.

Sunwoo menghela napas, "Ya, aku tahu"

Jely tersenyum, kemudian tangannya meraih kunci mobil yang dia letakkan di atas meja di depan mereka. Dan menyerahkannya ke pria itu.

"Ini. Kau bawa saja mobilku."

"Kau bagaimana?"

"Aku hari ini free. Sekalipun aku pengen keluar, nanti aku akan minta Jay untuk menjemputku. Jadi kau bisa pakai mobilku. Awas, jangan sampai lecet!"

"Iya."

"Baiklah, kalau begitu aku berangkat ya~ Sampai jumpa"

"Eum~ sampai jumpa, Sunwoo. Semangat bekerjanya. Hati-hati"

Sunwoo tersenyum, kemudian mengangguk. Dan dia pun berjalan keluar Apartement.

Saat sudah berada di parkiran, Sunwoo berjalan kearah mobil Jely sembari menekan tombol yang terdapat di kunci mobil itu. Masuk kedalam, kemudian mulai menjalankan mobilnya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya dia pun sampai di sebuah Gedung Perusahaan yang begitu tinggi dan juga besar, dengan memiliki lantai sebanyak 15 lantai itu. Sunwoo pun langsung keluar dan berjalan masuk ke dalam gedung tersebut.

Sesekali dia membungkuk sopan kepada Karyawan yang berpapasan dengannya. Dengan sedikit senyum yang dia perlihatkan.

Dan sekarang dia sudah berdiri di depan pintu yang bertulisan CEO itu. Tetapi sebelum dia masuk, Sunwoo terlihat terdiam sejenak, meyakinkan dirinya bahwa dia sudah siap untuk bekerja di sini mulai hari ini. Dan yang pasti harus berhadapan dengan Saudara Tiri dari Tunangan Sepupu nya itu.

Sunwoo menghela napas sembari mengangguk yakin. Kemudian, dia pun mulai meraih kenop pintu itu dan membukanya.

"Permisi,"

Jake yang terlihat asik dengan laptopnya pun langsung menoleh.

"Oh! Hai, hyung" sapa Jake sembari beranjak dari tempat duduknya. Sementara Sunwoo hanya memperlihatkan senyum kikuknya.

"Ayo silahkan duduk."

Sunwoo pun mengangguk. Kemudian berjalan kearah meja kerja Jake, dan mendudukkan dirinya di hadapan pria itu. Jake juga sudah mendudukkan dirinya kembali sembari menutup laptopnya.

"Aku benar-benar masih tidak percaya bahwa kau akan menjadi Tangan Kanan ku mulai hari ini," ujar Jake sembari memperlihatkan senyum lebarnya.

Sunwoo juga ikut tersenyum, "Mohon bimbingannya." Tuturnya sembari membungkuk sopan.

"Tentu, Hyung. Tentu saja. Aku pasti akan membimbingmu dengan baik. Jadi aku harap, kau bisa bekerja dengan baik dan juga Profesional."

Sunwoo mengangguk mantap, "Pasti."

"Ya sudah kalau begitu, ayo mulai bekerja."



***



Sekarang sudah masuk jam Makan Siang. Di dapur, Jely terlihat sedang memotong-motong sayuran untuk dia masak. Hari ini dia males sekali untuk keluar, jadi dia putuskan untuk seharian di Apartement saja. Dan yang pasti dia tidak sendiri. Ada Jay yang sedari tadi memeluknya dari belakang. Mengganggu aktifitasnya dengan mencium-ciumi bahkan menggigit leher gadis itu yang benar-benar membuatnya jengkel.

"Jay, hentikan! Daripada kau menggangguku seperti ini, lebih baik duduk aja deh."

"Shireo~"

Jay semakin mempererat pelukannya. Dengan wajah yang dia sembunyikan pada tekuk Jely. Lantas gadis itu berdengus.

"Jay, ayo! Nanti masakannya gak jadi-jadi kalau kamu kaya gini terus. Mau makan siang apa nanti" omel Jely sembari masih memotong-motong sayuran tersebut.

"Kan Noona ada,"

Jely langsung menghentikan aktifitasnya, "Maksud kamu?"

Dengan wajah yang masih berada di tekuk Jely, Jay terlihat tersenyum miring. Kemudian dia pun membalikkan tubuh gadis itu untuk menghadapnya.

"Noona kan makanan juga. Bahkan lebih menggiurkan dibandingkan dengan makanan yang ingin kau buat itu."

Jely bergidik ngeri. Aura Jay seketika langsung berbeda kalau sudah seperti ini. Apalagi dengan senyum menggodanya itu. Benar-benar membuat Jely merinding jadinya.

"Jay, jangan sekarang. Lebih baik kamu duduk, biar aku cepet nyelesainnya." Ujar Jely sembari ingin berbalik lagi, tetapi Jay langsung sigap mencegat tubuh Jely dengan memegang kedua bahunya.

"Jay-"

"Noona~"

Jay menatap Jely dengan begitu lekat. Menatap tepat di kedua mata gadis itu. Seakan terhipnotis, Jely juga ikut menatapnya. Dan dengan perlahan, Jay mendekatkan wajahnya ke telinga Jely.

"I want you. Just you." Bisik Jay begitu sensual.

Tanpa sekalipun mengalihkan pandangannya dari Jely, dia pun langsung mengangkat tubuh gadis itu keatas meja Pantry dan mendudukannya tepat di samping sayuran yang baru saja Jely potong-potong tadi.

Jely sudah melingkarkan kedua tangannya pada leher pria itu, dengan Jay yang juga sudah melingkarkan kedua tangannya pada perut Jely. Kemudian Jely mulai menangkupkan wajah pria itu dengan kedua tangannya. Mencium sekaligus melumat bibir tipis itu dengan begitu lembut. Memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk bisa lebih leluasa untuk menikmati benda kenyal yang begitu Jely sukai itu. Begitupun dengan Jay, dia juga membalas ciuman itu tidak kalah lembut dan juga sensual.




























***

MINE | JAY ENHYPEN✔Where stories live. Discover now