XIX

3.8K 456 36
                                    

"Aku duluan yah, Sai sudah menunggu di depan" Ino berucap sambil memeriksa isi tasnya, apakah ada yang tertinggal atau tidak.

Setelah memastikan, ia beranjak dari duduknya, menatap Sakuran dan Hinata secara bergantian, "besok aku akan menghubungi kalian lagi. Ah tidak, maksudku kau jidat harus menghubungiku"

Memutar bola matanya bosan, bukankah Ino telah mengatakan itu sebanyak tiga kali. Ayolah ia bukanlah seorang nenek-nenek pikun yang akan melupakan sesuatu dengan mudah, kecuali itu hmm sudahlah. Lagipula siapa juga yang akan melupakan liburan mereka. Ya, liburan mereka dimaju menjadi besok, besok akhir pekan. Dan mereka bisa bermalam di tempat liburan.

"Aku tidak pikun, sudah-sudah pergi sana" usir Sakura pada Ino yang hanya menatapnya sinis.

"Hati-hati Ino-chan"

"Tentu saja sayangku. Bye bye"

Sakura dan Hinata kembali duduk di tempat masing-masing. Mungkin sebentar lagi jemputan Hinata akan segera tiba, mengingat gadis itu sudah menelpon supirnya tadi. Katanya Naruto sedang ada kegiatan di luar jadi tidak bisa menjemputnya. Sakura pun seperti itu, kekasihnya sedang ada kumpul dengan keluarga besar, lelaki itu sempat mengajaknya, namun ia menolak karena akan bertemu dengan Hinata dan Ino.

"Sakura-chan"

"Yaa?"

"Mau pulang bersamaku?" Tawar Hinata sambil sesekali melirik ponselnya.

Awalnya ia ingin mengangguk menyetujui ajakan Hinata, tapi mengingat arah rumahnya berlainan arah dengan Hinata mau tak mau ia menolak, tak ingin membuat gadis itu kerepotan.

"Tidak, terima kasih aku akan naik bus saja"

"Benarkah? Kau bilang tadi akan pulang sebelum jam enam"

"Ah iya, tapi masih ada 45 menit lagi, ku rasa tak apa jika duduk-duduk sejenak sambil meminum sesuatu"

"Ya sudah, aku pergi dulu yah" menganggukkan kepalanya sambil menatap Hinata yang tengah berjalan keluar caffe, setelah lebih dulu membayar pesanan mereka bertiga. Tadi dia yang mengaku untuk mentraktirnya dengan Ino.

"Sakura" suara seseorang menyapanya, membuatnya mendengus, seterkenal itukah dirinya hingga di ada saja orang-orang yang memanggilnya.

Ia berbalik lalu mengernyitkan alisanya, ah lelaki itu. "Kenapa?"

"Apa yang kau lakukan disini?"

Ayolah. Sakura memutar bola matanya bosan, Gaara sering sekali bertanya hal-hal aneh padanya. Apa yang dilakukannya disini? Tentu saja makan dan minun, tak mungkin membawa baju kotor untuk di cuci, ini caffe bukan loundry.

"Gaara kapan kau akan bertanya hal yang masuk akal padaku?"

"Emosian sekali gadis pink ini" lihat, dia dengan santainya mengacak rambut pink Sakura yang rapih itu.

"Rambutku berantakan"

"Oh maaf, aku akan mentraktirmu sebagai permintaan maaf"

"Ya, kau memang harus" menyandarkan tubuhnya di kursi, "pesankan aku jus strawberry saja, aku sudah makan tadi"

Gaara mengangguk tanda mengerti. Sakura sendiri hanya diam sambil memikirkan sikap lelaki merah itu, tumben sekali dia mau disuruh, apakah suasana hatinya sedang baik.

"Jangan melihatku seperti itu"

"Haa?"

"Suasana hatiku memang sedang baik. Aku sedang dekat dengan seorang gadis"

Mendengar itu membuat Sakura menjadi tertarik dengan jalan cerita Gaara, Sakura bersyukur jika lelaki itu menemukan gadis lain yang cocok untuknya. Pasalnya setelah ia menolak Gaara beberapa tahun lalu, lelaki itu tak pernah lagi terlihat dekat dengan seorang gadis. Dia terlalu sibuk dengan kegiatan tambahan di sekolah.

Love Story (END)Where stories live. Discover now