XX

3.7K 489 41
                                    

Ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut, beberapa saat memejamkan mata hingga merasakan kesadarannya benar-benar terkumpul. Sakura segera menduduki dirinya di tempat tidur.

Ia melirik koper dan barang-barangnya yang telah rapih. Semalam ia pulang dengan tubuh yang basah kuyup, ia pikir ibunya akan marah, mengingat ia terlambat satu jam, namun nyatanya ibunya malah khawatir dan segera menyuruhnya meminum obat. Ibunya juga membantunya menyiapkan segala keperluannya untuk liburan. Beruntung semalam ia tak sampai demam, hanya kepalanya saja sedikit pusing.

Ah iya, ia baru ingat dengan Gaara. Ia harus menelpon lelaki itu dan mengucapkan terima kasih karena telah mengantarnya sampai rumah, meski menyebalkan lelaki itu baik padanya.

Baru saja akan menelpon, suara seseorang mengganggunya.

"Kau baru bangun?"

"Apa yang kau lakukan Pig"

"Apa yang aku lakukan kau bilang? Haaa seharusnya aku yang bertanya padamu, lihat ini sudah jam delapan jidat, kita sudah sepakat untuk berangkat jam tujuh, dan jam enam kau sama sekali tak menelponku. Cepat bangun dan mandi atau kau akan kami tinggalkan"

Ino dengan mulut ibu-ibunya lebih menyebalkan daripada keributan fansgirl kekasihnya. Dengan malas ia berjalan ke arah kamar mandi, mengabaikan teriakan Ino yang menyuruhnya untuk bergegas.

"Ino"

"APA?"

Ya tuhan, teriakan Ino di pagi hari hampir membuat gendang telinganya pecah. Kenapa Sai bisa tahan dengan mulut toa gadis itu.

"Tak jadi, kau seperti monster gendut"

"Sialan kau jidat lebar"

Mengabaikan keributan tersebut, Sakura memilih menyelesaikan mandinya. Tak membutuhkan waktu banyak memang, karena ia masih merasa pusing, jadi secepatnya mandi, dan berjalan keluar. Segera saja ia memakai rok pendek santai dan blus sabrina crop.

"Dimana Sasuke?" Sakura bertanya sambil mengoleskan lipbalmnya.

"Di mobil" Ino yang baik, dia membawa koper milik Sakura, "aku menunggumu di bawah. Jangan lama-lama"

"Ah terima kasih sayang, aku mencintaiku" teriak Sakura pada Ino yang sudah keluar dari kamarnya. Ia sempat terkekeh geli mengingat wajah kusut Ino, pasti yang lainnya juga merasa kesal padanya.

.

.

.

Setelah berpamitan pada ibu dan ayahnya, ia segera berjalan menuju mobil berwarna hitam tersebut. Sepertinya kali ini mereka akan pergi dengan satu mobil saja. Tumben sekali, pikirnya.

"Selamat pagi" sapa Sakura dengan senyum dan wajah yang berseri.

Hinata membalas sapaannya, berbeda dengan Ino yang meliriknya sinis. Sepertinya ia membuat mereka menunggu lama.

"Ayolah aku minta maaf" gumam Sakura sambil menatap mereka satu persatu, terakhir pada kekasihnya yang berada paling belakang. Lelaki itu sepertinya tak menyadari keberadaannya, melihat dia sedang mendengarkan lagu lewat earphone sambil memejamkan mata.

"Naruto ayo berikan aku maafmu" Sakura berusaha membujuk Naruto yang akhirnya menatap dirinya. Ah lelaki itu baik sekali, dia tersenyum lebar pada. Ya dia memang tak pernah marah.

"Sudah-sudah Sakura, naik saja atau Ino akan mengamuk" Sakura terkekeh geli mendengar ucapan Naruto yang membuat Ino semakin kesal.

Tanpa banyak kata lagi, ia langsung masuk ke dalam mobil, lebih tepatnya di samping kekasihnya.

Love Story (END)Where stories live. Discover now