01.

178 14 3
                                    

Jam dinding sudah berdentang dua belas kali. Setengah malam telah terlewati. Sesosok wanita masih duduk terpaku di sudut kamar. Matanya sembab. Ia belum berhasil memejamkan mata. Sudah tujuh kali lebih ia membolak-balikkan badan. Namun tetap gagal. Perlahan ia beringsut menuju cermin yang menempel di dinding kamar. Lama ia terdiam, memandang tajam menembus cermin.

“Elviiissss!”

Lengkingan suara itu memecah keheningan malam.

Suara langkah kaki tergesa-gesa mulai terdengar menuju kamar tersebut. Dan kemudian ...

“Tok ... Tok ... Tok ....” Seorang pria mengetuk pintu kamar tersebut.

Sosok wanita itu dengan segera membuka pintu kamarnya.

“Bagaimana? Kapan perawat itu akan kemari?” tanya wanita tersebut cemas.

“Dia sudah berada di bawah, Tuan Putri. Penjaga sedang memeriksanya apakah benar dia perawat yang dimaksud atau bukan,” jawab pria tersebut.

“Baiklah, setelah semuanya selesai, cepat suruh dia naik ke kamar ratu! Dan tetap awasi dia!” Wanita tersebut memberi perintah.

***

        Laurindriel adalah nama wanita tersebut. Dia adalah seorang putri di salah satu kerajaan bangsa peri, Kerajaan Marantha. Ya! Dia adalah seorang peri. Jangan bayangkan dia bertubuh kerdil dan memiliki sepasang sayap yang indah. Tubuhnya tinggi dan ramping layaknya seorang manusia yang ideal, paras yang cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai, telinga yang panjang dan runcing, serta tidak ada sepasang sayap indah yang membebani punggungnya. Mahkota perak dengan berlian berwarna biru mengkilap di tengahnya menandakan bahwa Laurindriel adalah seorang putri kerajaan peri, dan istimewanya, mahkota tanda seorang putri tersebut hanya dimiliki oleh putri Kerajaan Marantha. Entah apa yang tersimpan dibalik mahkota itu, tetapi ratu selalu mengingatkan Laurindriel untuk selalu memakai mahkota itu.

        Dalam dunia bangsa peri, para peri dibagi menjadi dua golongan, peri murni dan setengah peri. Peri murni adalah sebutan untuk mereka para peri hasil dari perkawinan bangsa peri dengan bangsa peri. Mereka memiliki sebuah keistimewaan, yaitu dapat hidup abadi, namun tetap dapat terluka. Sedangkan setengah peri adalah para peri hasil perkawinan bangsa peri dengan bangsa lainnya, mereka dapat mati layaknya manusia, dan Laurindriel adalah salah satu dari mereka. Ayahnya adalah seorang manusia dan ibunya adalah sesosok peri. Perkawinan bangsa peri dengan bangsa lainnya sangat dilarang oleh bangsa peri. Oleh karena itu, para peri setengah peri hanya dijadikan pelayan kerajaan dan prajurit kerajaan yang siap mati di medan perang. Namun takdir tidak memberikan itu semua kepada Laurindriel. Dia ditemukan oleh sang ratu, dirawat dalam hangatnya keluarga kerajaan, dan saat beranjak dewasa, dia dinobatkan sebagai putri kerajaan.

Ratu Alleffra, begitulah rakyat Marantha menyebutnya. Sosok Ratu yang sangat ramah dan murah hati kepada rakyat, pelayan, dan prajuritnya. Dia tidak memiliki pendamping dalam hidupnya, oleh karena itu tidak ada anak yang lahir dari rahimnya. Namun ratu tidak pernah bersedih akan hal tersebut karena Laurindriel selalu berada di sampingnya. Betapa berartinya peri itu baginya, karena satu-satunya keluarga yang dia miliki sekarang hanya Laurindriel, begitu juga sebaliknya.

Sudah bukan merupakan rahasia jika musuh terbesar bangsa peri adalah bangsa manusia. Para peri selalu menganggap manusia ingin merebut kerajaan mereka, karena kerajaan mereka yang kaya dan subur. Manusia dan peri akan saling membunuh satu sama lain saat mereka saling berpapasan. Dahulu pernah terjadi perang besar antara peri dan manusia untuk memperebutkan suatu wilayah. Tidak sedikit korban dalam perang besar tersebut. Laurindriel merupakan salah satu korban dari perang tersebut. Ayahnya ikut berperang untuk membela bangsanya. Di sisi lain, ibunya berusaha menyelamatkan dirinya sendiri tanpa terlintas sedikitpun dalam pikirannya bagaimana buah hati kecilnya itu akan bertahan hidup. Keduanya mati dalam perang tersebut. Laurindriel kecil ditinggalkan di balik semak belukar,tempat dimana sang ratu menemukannya.

***

Saat Laurindriel tiba di kamar Ratu Alleffra, sudah ada seorang perawat dan dua prajurit di dalam sana.

“Apa kau yakin bisa menyembuhkan sang ratu?” Laurindriel menatap tajam perawat tersebut.

“Tentu, Tuan Putri. Akan saya lakukan apapun yang saya bisa untuk kesembuhan ratu,” jawab perawat itu

Perawat tersebut mulai memeriksa bagian tubuh ratu yang terluka. Hingga kemudian muncul beberapa kerutan di dahinya. Jenis luka yang ada pada tubuh sang ratu belum pernah ia jumpai sebelumnya.

“Bagaimana bisa tubuh ratu dapat terluka sedemikian parah? Aku belum pernah menjumpai luka yang seperti ini. Ini bukan luka tusuk biasa atau ─”

“Panah,” tukas Putri Laurindriel.

“Panah manusia telah tepat menancap pada bawah dada kiri sang ratu,” sambungnya geram.

“Bukan panah biasa. Panah yang menancap pada tubuh ratu saat itu ialah panah yang sudah dilapisi oleh sihir yang dapat memusnahkan bangsa peri secara perlahan,” jelas perawat itu.

“Bukankah ratu dapat hidup abadi?” Laurindriel menoleh heran.

“Tidak lagi sekarang. Saat sihir yang berada di luka tersebut sudah mulai menyebar ke seluruh tubuh ratu, maka ratu tidak akan bertahan lebih lama lagi.”

“Apakah ada cara untuk menyembuhkan ratu dari sihir tersebut?” tanya sang putri.

“Ada satu cara, tetapi itu sangat sulit untuk ditempuh atau bahkan mustahil,” jawab si perawat

“Ditempuh?”

“Benar. Ada sebuah tanaman yang buahnya dapat menyembuhkan segala jenis luka dan penyakit untuk peri. Phaleria Macrocarpa. Buah tanaman itu adalah satu-satunya harapan ratu untuk menghilangkan sihir di tubuhnya. Tanaman tersebut berada di lereng gunung dekat dengan wilayah bangsa manusia. Jalan yang bisa kau tempuh hanya melewati wilayah bangsa manusia. Tidak ada jalan lain,” jelas perawat tersebut

“Baiklah. Saya yang akan melewati semua itu untuk sang ratu,” tegas sang putri

“Ada satu hal lagi, Tuan Putri. Gunung itu dikelilingi oleh sepasang pintu gerbang. Sampai detik ini belum ada yang bisa membuka pintu gerbang itu. Tidak semua pintu dapat dibuka dengan kunci, Tuan Putri. Ada sesuatu yang tidak kita ketahui tentang pintu gerbang itu,” ungkap si perawat.

        Setelah perawat tersebut keluar dari wilayah kerajaan, keesokan harinya Laurindriel memerintahkan prajuritnya untuk mengumumkan sebuah kesempatan untuk kerajaan-kerajaan peri lainnya.

“ Perhatian kepada seluruh anggota kerajaan- kerajaan bangsa peri yang terhomat. Saya selaku putri Kerajaan Marantha  memberikan sebuah kesempatan bagi anda yang ingin membantu saya yang akan menempuh perjalanan ke sebuah gunung, dimana letaknya dekat dengan wilayah bangsa manusia. Semua ini ntuk mendapatkan obat demi Ratu Alleffra yang sedang terbaring lemah di ranjangnya. Sebagai imbalan, saya akan memberikan 100 juta koin untuk anda yang berhasil membantu saya mendapatkan obat tersebut dan menjamin keselamatan saya sampai tiba kembali ke istana. Kesempatan ini hanya berlaku untuk satu orang. Tertanda, putri Kerajaan Marantha, Putri Laurindriel.”

Next Part yaa...

It's Just about Elf and Human (Semua Ini Hanya tentang Bangsa Peri dan Manusia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang