e n a m

100 13 1
                                    

Jiseul memakai earphone dan memilih untuk tidak mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya itu. Jiseul memang sudah terbiasa ditinggalkan oleh ayahnya yang hobinya selingkuh dan jarang pulang kerumah, sekalinya pulang malah seperti tadi. Ayahnya tergolong orang yang kasar dan suka memukul.

Jiseul terbangun dan melepas earphone nya ketika dia mendengar suara seperti ada yang jatuh, keras sekali, ia langsung terburu buru kebawah untuk melihat keadaan.

Disaat yang bersamaan Jiseul mendapati pecahan vas bunga berserakan dilantai, ia langsung melihat kedua orang tuanya tersebut.

"Seul, kamu mau ikut ayah?" tanya ayahnya yang membujuk Jiseul agar mau ikut sang ayah tinggal di luar negeri. Tentunya saja Jiseul menggeleng, dengan air mata yang sudah ingin keluar, Jiseul membereskan beling yang berserakan tersebut.

"liat? dia gamau sama kamu, jelas jelas dia milih ibunya yang nemenin dia selama ditinggal pergi sama ayahnya yang brengsek" kata Bunda Jiseul dengan nada sedikit meninggi.

"kalo sama ayahnya dia lebih enak hidupnya, karena apa? karena saya yang punya lebih banyak uang daripada kamu" jawab sang ayah sambil menunjuk nunjuk ke arah istrinya. Mereka belum bercerai, saat bundanya Jiseul ingin meminta cerai, sang suami malah sudah pergi ke negara orang lain.

"bisa bisa mati Jiseul kalo hidup sama kamu!" ucap sang bunda. Jiseul yang mendengarnya meneteskan air mata, tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya, hatinya merasa tersayat sayat, ia rindu keluarga kecil yang dulu bahagia.

"Seul, jawab ayah kamu ikut ayah? atau bunda?" dengan nada yang sedikit menekan, tangan Jiseul bergetar karena rasa takutnya selama ini menjadi kenyataan, yaitu mereka pasti memperebutkan anak semata wayangnya ini untuk tinggal bersama siapa.

"sama ayah ya nak? emangnya kamu diapain si sampe nurut banget sama bunda kamu, atau jangan jangan cita cita kamu jadi pelacur kaya bunda kamu?" ucap sang ayah, Jiseul cukup terkejut dengan perkataan sang ayah barusan.

"brengsek, berani beraninya ngatain bunda pelacur padahal ayah sendiri suka main sama pelacur!" jawab Jiseul.

"UDAH MULAI BERANI JAWAB KAMU?! LIAT INI ANAK TINGGAL SAMA KAMU MALAH GA BERPENDIDIKAN!" ucap sang ayah.

"SAMA KAMU LEBIH GA BERPENDIDIKAN, LIAT? AYAHNYA SAJA SUDAH BERPERILAKU KAYA GINI DIDEPAN ANAKNYA" bunda Jiseul menunjukan memar dipipi yang Jiseul tidak sadari sejak tadi.

"bangsat kalian berdua, dasar wanita ga berpendidikan" ayah Jiseul berbicara dengan nada yang sedikit bergetar karena kesal.

" aku yang pantes buat ngomong kaya gitu, yah.."
"ayah yang gatau malu, pulang pulang buat keributan, mukulin bunda, ngatain aku sama bunda pelacur, seharusnya disini yang berperilaku bangsat itu, ayah!" ucap Jiseul dia mulai memberanikan dirinya berucap seperti itu, karena selama ini ayahnya memang sudah melewati batas.

"SETAN!" mulai saat itu, Jiseul mulai mengalami hal yang paling mengerikan dalam hidupnya.

🐝🐝

Jaymet
seul
udah bangun?
seul
astaga bales, gue otw rumah lo ya
JISEUL
seul? lo sakit atau gimana? gue otw rumah lo nganterin tas, kalo gamau bareng gapapa.

Jay tahu betul Jiseul adalah orang yang selalu bangun pagi tak memandang dia tidur sampai larut malam pun.

Jay menelpon Jiseul selama 3 kali tapi tidak diangkat, mungkin Jiseul sedang tidak enak badan atau dia sudah disekolah duluan, pikir Jay seperti itu, lalu dia meninggalkan pesan kepada Jiseul bahwa dia berangkat duluan.

Disekolah, Jay tidak menemukan adanya Jiseul, Jay mulai sedikit khawatir.

"Ra" kata Jay sambil duduk disamping Soobin yang sedang membicarakan sesuatu yang seru dengan kedua temannya yaitu Hara dan Heeseung

"ada apa? ikut gibah sini" kata Hara.

"bukan itu, lo semua tau Jiseul gamasuk karena apa?"
"dia bahkan ga angkat telepon gue tadi pagi, gue mau balikin tas nya yang kemarin ketinggalan dimobil gue" kata Jay menjelaskan ke teman temannya.

"lah iya juga Jiseul biasanya bacot digrup, lo masuk grup kan Jay? Jiseul gabilang apa apa juga sama kita, sama lo ga Ra? Hee?" ucap Soobin.

Hara menggeleng lalu ia mengecek handphone nya dan langsung mengirimi pesan ke temannya yang tidak masuk itu.

"gue ga dibales" kata Hara lalu meletakkan benda persegi itu dimeja.

"gue juga, biasanya dia walaupun sakit juga fastrespon banget" -Heeseung.

"lo kan temennya banget, beneran gatau?" -Soobin

"gatau bin gue, terakhir chatting aja kemarin gue, itu juga nanyain tugas" -Heeseung

Jay kembali kebingungan dan sedikit khawatir, begitupun teman temannya yang lain langsung terdiam memikirkan hal yang sama dengan Jay, mungkin.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak pukul 1 siang, sekarang Jay sudah berada didepan kaca besar yang menemani kesehariannya ini, Jay mengecek ponselnya beberapa kali tapi tak ada balasan atau ada notifikasi sudah dibaca oleh Jiseul.

Latihan hari ini Jay sedikit tidak fokus, tidak tahu mengapa diotak Jay hanya diisi kekhawatiran dia dengan Jiseul.

Pukul sudah menunjukan jam 8, Jay sudah siap untuk pulang, setelah berpakaian rapih dan tertutup, karena diluar cuacanya sedang dingin sekali. Sekali lagi Jay mengecek ponselnya, kali ini ia melotot setelah membuka pesan yang baru saja terkirim.

Jiseul
Jay dmn?

Jaymet
baru slsai Seul, kmn aja?

Jiseul
share a location

Jay langsung berlari untuk menemui Jiseul yang hilang dari tadi pagi, dan tibatiba saja gerak gerik Jiseul mencurigakan, yang membuat Jay semakin khawatir akan temannya itu.

TBC

IDOLDonde viven las historias. Descúbrelo ahora