s e m b i l a n b e l a s

87 11 0
                                    

Jiseul berjalan lemas sambil memegang dokumen dokumen dari rumah sakit, sekarang ia merasa tidak bisa apa apa, ia mempunyai penyakit yang bisa membuatnya hilang dari dunia ini.

ia diberi banyak obat, dan harus menjalani terapi setiap minggu, ia belum berani memberi tahu siapapun, kecuali bundanya, itu pun dokter nya yang menghubungi bundanya Jiseul yang sedang sibuk bekerja.

Jiseul duduk dikursi rumah sakit, kali ini ia tidak merasakan sakitnya, karena obat yang dianjurkan dokter membuatnya tidak merasakan kesakitan lagi.

sebenarnya Jiseul ditawarkan dirawat inap selama beberapa hari, tapi Jiseul menolak dengan alasan sakit yang ia rasakan tidak seberapa.

"Jiseul?" ia menoleh ketika ada seseorang yang memanggil namanya berdiri didepan ia yang sedang duduk, "Heeseung? kok lo disini?"

"ada juga gue yang nanya lo, ngapain kesini katanya sakit, gue ma abis jengukin Soobin" Jiseul lupa kalau temannya juga dirawat disini, ia langsung panas dingin ketika bertemu Heeseung disini.

"lo sakit?" kata Heeseung sambil memegangi bahu Jiseul yang siap siap mau berdiri "engga, gue abis ngecek ini gue haid kenapa, ternyata cuma nyeri biasa hahaha, anter gue pulang mending" Jiseul langsung berjalan dan meninggalkan Heeseung yang masih kebingungan dengan perilaku perempuan yang ada didepannya ini, Heeseung melihat ada beberapa lembar kertas yang mungkin punya Jiseul, ia berniat memberi kertas itu kembali, tapi tanpa disengaja ia membaca tulisan dikertas itu.

Heeseung langsung melotot, ia terkejut bukan main, ia langsung lari menghampiri Jiseul yang sudah jauh dari tempat ia berdiri.

"nih, ketinggalan" kata Heeseung sambil memberi lembaran kertas itu ke Jiseul "eh?".

"itu apa Seul?" Ucap Heeseung pura pura tidak tahu, padahal hatinya sedang sedih sekali melihat sahabatnya seperti ini "ya bekas cek tadi"

Heeseung membukakan pintu mobilnya untuk Jiseul, lalu ia juga masuk dan melajukan mobilnya. Sesampainya didepan rumah Jiseul, Heeseung langsung menahan Jiseul yang sedang membuka seatbelt.

"kenapa?" tanya Jiseul, "pasti sakit ya Seul? kenapa lo nahan itu sendiri? kenapa ga mau bilang jujur ke gue, jangan kira gue gatau Seul lo sakit kaya gini, gue udah curiga sama gerak gerik lo, gue ga mau lo sakit sendiri"

Jiseul langsung menatap Heeseung dengan perasaan yang campur aduk, ia memang menahan tangisnya sejak tadi, tangisnya langsung pecah ketika Heeseung berbicara seperti itu.

Heeseung langsung memeluk Jiseul yang sedang menangis, "gue takut Hee, gue takut kalo gue gabisa liat masa depan gue"

"ga seharusnya lo ngomong kaya gini Seul, lagian kenapa lo berani berani nya kerumah sakit sendirian pas lagi sakit sakitnya" ucap Heeseung sambil mengelus punggung Jiseul yang bergetar karena menangis.

"gue gamau orang tau kalo gue orang yang lemah, gue gamau temen temen gue tau kalo gue punya penyakit" Sahut Jiseul.

Heeseung langsung melepas Jiseul dari dekapannya, "semua manusia lemah dimata tuhan Seul, tapi menurut gue lo orangnya kuat ko, sampe gue gatau kalo lo kaya gini"

"lo sebenernya udah tau kan kalo lo punya penyakit ini tapi lo baru berani kerumah sakit karena lo udah ngerasain sakit yang parah? gue tau lo ngesearch di handphone lo gejala gejalanya, bahkan cara mencegahnya, lo bodoh banget Seul kalo nyembunyiin ini dari gue, lo anggap seakan akan gue gatau apa apa tentang lo" Ucap Heeseung

"gue gamau lo tau, gue takut lo kaya gini, lo khawatir, gue cuma pusing biasa aja lo yang paling khawatir sama gue, gue gamau lo lebih khawatir dari sebelum sebelumnya makanya gue nyembunyiin ini dari lo" sahut Jiseul yang membuat Heeseung menghela nafasnya.

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang