s e m b i l a n

90 12 0
                                    

Sudah seminggu lebih Jiseul tidak bertemu dengan Jay, bahkan pesan yang dikirim Jiseul saja belum ada tanda tanda dibaca oleh Jay.

ia berjalan pulang setelah makan malam bersama sahabatnya disebuah tempat favorit mereka.

Jiseul memilih berjalan sambil melihat kota dan menghirup udara segar, karena sudah lama sekali ia tidak melihat lampu kota yang indah dan selalu ramai ini.

Suhu hari ini sedang dingin sekali, bahkan Jiseul dan orang orang yang disekitarnya memakai pakaian tebal dan tertutup sampai ke leher agar tetap bisa merasakan kehangatan.

Saat Jiseul sedang duduk dibawah pohon pinggir kota, handphone Jiseul bergetar, ia segera membuka pesan yang baru ia dapati beberapa detik yang lalu.

Jaymet
Seul, bsa ktmu?

Jiseul
dmna?

Jaymet
taman kota

Jiseul
gue lg dideket situ, lo emg udah selesai?

Jaymet
udah

Jaymet
oke

Jiseul langsung berjalan menuju ke taman kota tersebut untuk menemui Jay yang sepertinya sudah disana.

Setelah berjalan 10 menit, Jiseul membeli kopi panas untuk ia minum dan Jay. Jiseul menemui lelaki yang sedang duduk dengan pakaian tertutup sekali, memakai pakaian serba hitam, masker dan bucket hat nya.

"Jamet sibuk banget" Kata Jiseul muncul dari belakang dan langsung duduk disamping Jay. Belum 5 detik Jiseul duduk, Jay tibatiba memeluknya erat sekali.

"eh kenapa Jay?" kata Jiseul dengan tangan yang masih memegang kopi yang ia beli tadi.

"Seul" Jay melepas pelukannya dan menatap Jiseul yang masih kebingungan atas perilaku lelaki yang sekarang sedang tertawa.

"kenapa? lo diomelin lagi? atau iri karena temen temen lo mau debut?" Sahut Jiseul yang memang ia sangat bosan sekali mendengar keluhan Jay yang seperti itu, tapi sebelumnya sesedih apapun Jay, ia tidak pernah memeluk Jiseul, baru tadi ia pertama kali dipeluk oleh teman- maksudnya sahabatnya itu.

"engga Seul"
"gue yang mau debut" ucap Jay yang membuat Jiseul melotot karena tidak percaya.

"halu lagi kan, kerumah sakit yu" -Jiseul

"Seul, gue ga bercanda" kata Jay dengan tatapan yang memang sangat serius dan bahagia itu.

"JAY?"
"SERIUS?" Jiseul langsung heboh dengan sendirinya, dan ia langsung menutup mulutnya sendiri karena teriak seperti itu. Dibalas dengan anggukan semangat dan senang Jay.

"ah anjir temen gue mau jadi orang terkenal" ucap Jiseul sambil memberi kopi itu untuk Jay.

"iya tapi kita nanti kalo ketemuan susah" sahut Jay dengan nada memelas, Jiseul tersenyum dan langsung menepuk nepuk bahu Jay "gapapa, yang penting cita cita lo tercapai".

"btw, kapan tu?" tanya Jiseul, Jay yang habis meminum kopinya menjawab "kurang lebih sebulan dua bulan si Seul"

"cepet banget, tapi gapapa si"
"nanti kalo udah terkenal jangan lupain gue" -Jiseul

"yaampun iya Seul, gue mana bisa lupain lo, apalagi lo kan bacot anaknya" kata Jay dengan nada yang meledek Jiseul.

"kalo ada apa apa, cerita ke gue, mau seneng atau sedih dateng aja ke gue, gue siap buat bikin lu ketawa lagi" Jiseul berbicara seperti itu membuat Jay tersenyum lebar, seakan akan dia bersyukur sekali bisa bertemu dengan perempuan seperti ini.

"janji?" kata Jay sambil menunjukan jari kelingkingnya, dilanjutkan oleh Jiseul yang menautkan kelingking nya "JANJI DONG"

"lo minggu kemarin bener bener ketat banget? gaada waktu sama sekali?" -Jiseul

"iya Seul, mungkin minggu depan dan seterusnya bakal kaya gitu juga, gue punya waktu buat sekolah doang kayanya" ucap Jay.

"wow, sibuk banget tu pasti cape, semangat!" kata Jiseul untuk menyemangati Jay.

"tapi, kalo lo udah debut nanti gabisa dong keluar nemenin makan lagi" Jiseul cemberut disusul dengan ketawa Jay sambil mengusak usak rambutnya itu.

Jay mendekatkan bibirnya ketelinga Jiseul "bisa kok, asalkan ga ketauan aja"

Mulai detik itu Jiseul mulai merasakan detak jantungnya yang berdetak sangat cepat sekali.

TBC

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang