Bab 16: Colosseum Emas

15 3 0
                                    

Fenghuang adalah pemuja semua bentuk kehidupan yang imut dan menggemaskan.

Setelah melompat dari punggung pak tua itu, Dewa Musim yang terhormat segera melesat dan berguling-guling di antara tumpukan bola bulu putih gemuk yang melompat-lompat. Ada puluhan kelinci liar dengan bulu putih lembut yang tersebar di seluruh halaman istananya.

Kelinci-kelinci itu adalah hewan liar, tidak menjalani domestikasi[1], jadi secara naluriah mereka seharusnya melompat menjauh. Tapi, Fenghuang adalah jenis yang akan selalu ditempeli oleh hewan-hewan kecil, imut, dan lucu. Mungkin kerena auranya yang hangat atau wajahnya yang menenangkan, entahlah, Fenghuang tidak tahu.

[1] Penjinakan hewan liar atau hewan buas dan sebagainya.

Bola bulu itu melihat sesuatu memasuki teritori mereka dan dengan gesit melompat-lompat mencari tahu. Fenghuang berguling-guling di hamparan rumput, tangannya mengambil secara acak seekor kelinci putih besar dnegan telinga tegak yang bergoyang-goyang.

Fenghuang dengan gemas menekan kelinci gemuk itu ke pipinya, "Diabetes! Aku akan mati karena diabetes!"

Zhang Jungqi, dari kejauhan, melihat Dewa musim yang berbaring dengan banyak kelinci putih besar mengelilinginya, tidak bisa menahan tawa. Suaranya dalam dan renyah, terdengar mengalun begitu merdu saat tertawa. Zhang Jungqi mendudukkan diri di samping Fenghuang, "Berapa umurmu? Mengapa masih seperti anak kecil begini?"

Fenghuang menatapnya sinis, menjulurkan lidahnya dan kembali memanjakan dirinya dengan banyak kelinci di sekitarnya. Tubuh mungil itu dengan cepat penuh oleh kelinci yang bertengger nyaman di atasnya. Fenghuang menciptakan sekeranjang kecil penuh wortel dan dengan senyum lebar, memberi makan puluhan kelinci satu per satu

Mata bunga persik Fenghuang berbinar, membesar lucu dan telapak tangannya mengepal dan bergoyang karena gemas. Zhang Jungqi memanggil awan untuk meneduhkan suasana dan mengambil beberapa wortel untuk dirinya sendiri, "Besok adalah hari Colosseum Emas, kamu ikut?"

Fenghuang mengernyitkan dahi, "Sudah seratus tahun?"

Zhang Jungqi menggigit wortel yang seharusnya menjadi hak milik kelinci dan mengangguk, "Kebetulan sekali jatuh esok hari."

Melihat jatah makannya di curi, kelinci-kelinci seperti bola salju itu menjadi marah dan mulai melompat menjauh dari Zhang Jungqi. Kelinci-kelinci yang marah itu dengan gesit melompat pada Fenghuang dan mulai menyamankan diri. Zhang Jungqi curiga jika kelinci-kelinci itu mengadu pada Fenghuang karena Dewa Musim itu kini menatapnya tajam.

Zhang Jungqi berkata, "Aku hanya meminta sedikit. Makhluk kecil ini begitu serakah!"

Fenghuang memutar mata, "Kamu bahkan berebut dengan hewan."

Zhang Jungqi: "Kamu berat. Menggendongmu seperti membawa gunung."

Fenghuang: "Apa kamu bilang?"

"Kamu ringan, terlalu ringan. Makanlah lebih banyak lain kali."

"Huh!"

Fenghuang menyingkirkan kelinci-kelinci yang tidur di dadanya dan dengan lambaian tangannya, rumput lembut di bawah mereka tumbuh lebih panjang dan bergerak saling melilit, membentuk semacam sarang burung besar dengan banyak bunga liar. Memindahkan kelinci-kelinci itu ke tempat yang lebih lembut, Fenghuang berkata, "Aku akan menonton."

"Hm?"

"Yang kemarin[2] cukup seru. Mungkin besok akan lebih menyenangkan?"

[2] Pada dasarnya, waktu berlalu cepat untuk seseorang yang abadi. Seperti kalian yang terkejut melihat anak tetangga tiba-tiba saja sudah besar, padahal rasanya seperti baru kemarin.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang