Ron & Hermione

4.4K 507 8
                                    

September telah berlalu, kini Oktober datang menyambut Harry dengan penuh semangat. Sebulan berlalu pasca kejadian tak menyenangkan yang di alami anak-anaknya, dan sampai saat ini Ginny tak ada menghubunginya. Siapa peduli?

Kemarin Ron dan Hermione mengiriminya sebuah surat, masih seputar hal yang sama 'apakah kau baik-baik saja dengan Ginny?'Harry tentu harus berkata jujur. Mereka berdua tak baik-baik saja, itu yang Harry katakan pada kedua sahabatnya. Untuk memberikan sedikit petunjuk pada mereka,Harry meminta keduanya datang ke Grimmauld Place untuk mengecek keadaan rumah turun-temurun keluarga Balck itu. Awalnya Mereka berdebat kecil tentang hal tersebut, Harry menulis 'bila kau ingin tahu semuanya datang ke sana' dan akhirnya Ron dengan rasa penasaran yang tinggi mendatangi Grimmauld Place.

Setelah kunjungan itu Ron menemukan banyak kejanggalan, mulai dari Harry dan Ginny yang ternyata tidak tidur di kamar yang sama, Kreacher yang tak terlihat batang hidungnya, Ginny tidak ada di rumah, dan anak-anak pun turut menghilang dari pandangan.

Dalam surat balasannya Harry menjawab mengenai 'kamar yang berbeda' sudah terjadi sejak dulu. Harry mengingatkan bahwa dirinya hanya menganggap Ginny sebagai adiknya dan tak pernah lebih tapi ayah Ron Arthur Weasley menginginkan Harry menikahi Ginny, bahkan menurut Harry hal tersebut lebih terdengar sebagai keinginan terselubung dari sikapnya selama ini.

Mengenai Kreacher, dia memang tidak akan pernah mau tinggal di Grimmauld Place bila Harry tidak ada disana, alasan pertama Kreacher tidak menyukai Ginny sedikit pun walau hanya sekedar kepura-puraan, menurutnya Ginny sangat tidak kompeten juga sangat menyebalkan. Satu hal lagi, Kreacher akan pindah ke Godric Hollow selama Harry tak ada di Grimmauld Place ataupun turut mengikuti Harry kemanapun Harry pergi, dan saat ini Kreacher tinggal di Potter's Manor yang berada di Godric Hollow yang telah Harry pugar beberapa tahun lalu.

Hal ketiga, Harry tak tahu kemana perginya Ginny, dan dimana Ginny berada. Wanita itu tak menghubunginya sama sekali sejak Harry pergi ke Hogwarts. Untuk hal terakhir, yaitu tentang anak-anak mereka, James dan Albus. Harry menulis bahwa keduanya ditinggalkan dalam keadaan kelaparan, dengan tangisan yang menyayat hati. Untungnya hari itu juga kenalan Harry datang dan menyempatkan dirinya untuk berkunjung dan berakhir menemukan anak-anak dalam keadaan yang kacau. Harry kembali menulis kepada Ron dan Hermione untuk tidak khawatir pada James dan Albus karena sekarang James dan Albus tinggal di kediaman kenalan Harry dengan keadaan sangat sehat dan bugar, Harry menitipkan kedua anaknya pada 'kenalannya' dengan alasan keselamatan dan kesejahteraan James dan Albus.

Pada awalnya Ron menentang keras apa yang di sampaikan Harry. Tak mungkin adiknya bersikap seperti itu, dan apa maksud Harry dengan 'sikap terselubung', ayahnya tak seperti itu. Ron menuntut agar James dan Albus dijaga keluarga Weasley yang tentu saja langsung ditolak Harry tanpa berpikir panjang. Ron mendatangi Hogwarts bersama Hermione dan langsung memberi sebuah pukulan telak yang menyakitkan pada Harry. Harry yang menjadi korban pemukulan Ron tak membalas, namun Harry memberikan beberapa bukti kongkrit mengenai bagaimana Ginny menelantarkan anak mereka melalui sebuah pensive dan ekstrak dari ingatan Draco dan akh jangan lupakan ingatan ketika Arthur Weasley yang mengungkit mengenai balas budi.

Ron tercengang, tak menyangka hubungan Harry dan Ginny ternyata sangat buruk. Juga terlalu shok setelah melihat untaian kalimat ayahnya tentang sesuatu yang dinamakan 'balas budi'. Hermione yang berada di sebelah Ron memijat kening suaminya, ah sahabat Harry yang satu itu pun sepertinya sangat tak mempercayai fakta yang Harry dibeberkan, terbukti dari reaksinya saat melihat Ron memukul Harry, Hermione tak menolong Harry sedikit pun.

Ron langsung meminta maaf atas perlakuan kasarnya pada Harry, dan dia berjanji untuk menasehati Ginny bila berjumpa dengan Ginny yang dibalas Harry dengan sebuah kekehan. Ayolah wanita merah itu tak akan kapok. Kening keduanya mengerut heran setelah melihat pensive tentang peristiwa penelantaran James dan Albus, alangkah terkejutnya dua sejoli itu mengetahui siapa orang di balik ingatan dalam pensive tersebut, itu Draco Malfoy. Demi Merlin! Malfoy sudah sering melakukan rencana pembunuhan pada Harry, dan sekarang Harry menitipkan James dan Albus di sarang ular.

Harry memberikan pengertian bahwa semua orang bisa berubah, dengan percaya diri Harry menceritakan pengalamannya di Malfoy's Manor mengenai sikap Lucius, Narcissa, dan Draco yang sangat hangat. Ron yang memiliki dendam kesumat pada keluarga Malfoy jelas tak mempercayainya yang mendapatkan reaksi tak peduli dari Harry.

"Lalu bagaimana dengan Ginny?" Ron bertanya pada Harry.

"Dia tak mengabariku selama aku tinggal di Hogwarts, dan mungkin Ginny tak tahu apa pun tentang James dan Albus sampai saat ini, dia tak pulang. Dari jawaban James kemarin menggambarkan Ginny yang bahkan tak peduli pada James dan Albus meninggalkan keduanya dalam kondisi kelaparan dan terlantar, untungnya kemarin Draco mengunjungiku."

"Lalu bagaimana?" Ron bertanya lagi.

"Aku akan mengerahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan Ginny, tenang saja. Tidak akan ada hal buruk yang menimpanya." Harry menjawab tanpa melirik lawan bicaranya.

"Tapi Harry bagaimana dengan keponakanku?" Hermione bertanya dengan dengusan di ujung kalimatnya mengingat siapa yang menjaga James dan Albus sekarang.

"Tenang saja Mione, sekatang Draco tak lagi bersikap buruk seperti dulu. Kini dia telah dewasa, dan sepertinya Draco dan keluarganya sangat menyayangi James dan Albus." Harry seketika terkekeh mengingat Draco yang sudah mengaku-ngaku sebagai ayah James dan Albus.

Mengenai Draco, setiap malam dia selalu menyusup ke Hogwarts, lebih tepatnya kamar Harry atau kamar kebutuhan bahkan kamar mandi, sudah sangat jelas apa yang diinginkan Draco setelah perjanjian di malam itu.

Draco benar-benar menguras tenaganya, membelai badannya tiada henti di sepanjang malam selama sebulan. Untungnya kesepakatan tersebut sudah berlalau, tapi dengan tidak tahu dirinya Draco tetap menyusup ke dalam selimut Harry mengerjain Harry sepanjang malam, dasar brengsek!

Sejujurnya Hermione ingin kembali mendebat, tapi kalau keputusan Harry sudah bulat tentu saja tak akan ada yang mampu melawan.

Obrolan ketiganya berhenti di situ. Harry ada jadwal mengajar di kelas beberapa menit yang akan datang, Ron yang harus kembali ke kantor Auror, dan Hermione yang harus kembali ke kementrian.


***


"Dray, tadi Ron dan Mione menemuiku dan bertanya tentang semuanya." Harry membuka percakapan di bawah balutan selimut tebal.

"Apa yang dilakukan si Weasel itu padamu?" Draco tentu saja sangat ingat tentang tempramen si rambut merah yang kasar.

"Dia memukulku. Lihat ini." Tangan telanjang Harry memperlihatkan wajahnya yang di hiasi memar samar.

Dengan sigal Draco menghilangkan rasa sakit juga memar dari wajah indah kekasihnya, Draco berjanji nanti dia akan benar-benar akan memukul Weasel itu dengan sangat keras, berani-beraninya dia memukul kekasih manisnya yang tak salah sedikit pun dan membela adik jalangnya.

"Love."

"Ia Dray?" Jawab Harry dengan wajah bersemu.

Walau panggilan sayang Draco sudah lama muncul, tapi rasa malunya tak pernah pudar saat Draco memanggilnya dengan panggilan itu dengan nada yang terkesan penuh rinta dan kasih sayang.

"Aku akan mengatasi Weaslette merah itu." Kata Draco.

Harry memberikan Draco raut bertanya, keningnya berkerut, bibir mengerucut. Kebiasaan Harry di kala bingung. Beberapa saat kemudian Harry menganggukan kepalanya dan tersenyum ceria ke arah Draco. Malam itu sama seperti malam-malam sebelumnya, Draco membawa Harry pada pelukan hangat yang menenangkan.

TBC

Anomaly (Revisi)Where stories live. Discover now