Chapter 9

1.5K 203 41
                                    

"Aera banyak mengkonsumsi Alprazolam, itu obat antidepresan. Jika dikonsumsi melebihi dosis, bisa menyebabkan kecanduan." ujar Dokter Cha, kebetulan Dokter Cha adalah sahabat baik Jungkook semasa SMA. Itulah mengapa, Jungkook lebih memercayakan Dokter Cha menangani Aera yang tiba-tiba pingsan.

Jungkook menghela napas berat, sambil memandangi Aera yang berbaring lemah di ranjang. Sengaja membawa Aera pulang ke rumah, sebab Jungkook tidak mau sampai Taehyung mengetahui hal ini dan merebut Aera lagi.

Pun ia juga begitu terkejut sebab Aera diam-diam meminum obat penenang. Sebegitu tertekannya hingga mengkonsumsi dalam dosis berlebihan. Jungkook sangat merasa bersalah, ia bingung harus mengatakan apa.

"Jung, istrimu mengalami gangguan cemas. Apa kalian ada masalah? Maaf, aku tidak bermaksud ingin mencampuri urusanmu. Tapi, sebaiknya jangan membuat dia terus bersedih. Batinnya terguncang."

"Ini semua memang salahku, Eunwoo." Jungkook berkata lirih, putus asa. "Aku yang membuatnya seperti ini."

Eunwoo sendiri tak dapat berkata banyak lagi, karena Jungkook yang lebih baik menasihati diri sendiri agar menyelesaikan masalahnya. Pria itu tersenyum, seraya menepuk pelan pundak Jungkook. "Jangan putus asa begitu. Tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf padanya."

"Kupikir aku tidak pantas dimaafkan."

"Ah, bukan Jeon Jungkook sekali yang mudah menyerah." Eunwo mencoba mencairkan suasana, lantas merogoh kantong jas putihnya dan memberikan Jungkook permen jelly. "Ini untukmu."

"Yang benar saja? Aku bukan anak kecil lagi."

"Memang bukan anak kecil. Selain es krim yang bisa membuat suasana hati menjadi baik, permen juga bisa. Aku adanya permen. Mau tidak?"

Pada akhirnya, Jungkook tertawa samar dan menerima permen pemberian sahabatnya itu. Jungkook berharap suasana hati dan hubungannya juga membaik.

*****

Terpaksa, tidak ada pilihan lain, adalah Jeon Jungkook yang mengabari keluarga Aera. Karena, ponsel Aera terus berdering. Ibu mertuanya yang menghubungi berkali-kali. Hal itu pula yang mengundang kedatangan Alena ke rumahnya. Entah mengapa, Jungkook jadi kesal sendiri.

Namun, tujuan kedatangan Alena tentunya bukan untuk menjenguk adiknya. Dia mengambil kesempatan untuk bertemu Jungkook. Berpura-pura memberi perhatian pada Aera.

"Aku bisa mengurus Aera, lebih baik kau pulang." bahkan Jungkook tidak terlihat senang menyambut kedatangan Alena.

"Koo." Alena memanggil lemah lembut, kepala Jungkook langsung pening kala Alena mendekat dan mengusap pipinya. "Jujur, aku cemburu. Aku tidak bisa melihatmu terus bersama Aera."

"Alena, tolong jangan begini."

"Kembalilah padaku. Aku sangat mencintaimu." Alena tidak peduli dengan siapa pun. Yang ia inginkan hanya Jungkook. Dari matanya pun, Alena tahu Jungkook berusaha keras menolaknya. Bahkan memundurkan kepalanya ketika Alena memiringkan kepala, hendak menjangkau bibir pria itu.

Akan tetapi, Alena tetaplah Kim Alena yang tidak suka apa yang ia miliki diambil oranglain. Padahal, Alena yang meninggalkan. Murni kesalahannya. Bukan karena Aera merebut Jungkook. Begitu tergila-gila dengan pria di hadapannya yang tak bisa lagi berkutik.

Tangannya menekan tengkuk Jungkook, lalu mencium bibirnya tepat saat Aera melangkah keluar dari kamar. Alena melihatnya, dan sengaja melakukan itu. Membuat seolah-olah Jungkook yang memcium dirinya.

Aera langsung memalingkan wajahnya, sebelum pergi ia mengambil ponsel dan meninggalkan tasnya. Meski dirinya tak ingin melihat, ekor matanya menangkap Jungkook dan Alena berciuman. Melihat tangan Alena yang meremat kaos hitam Jungkook. Pertanda jika Kakaknya begitu menikmati. Tidak menyadari, Aera melarikan diri dari rumah yang dianggapnya adalah neraka.

Hey Come On Out ✓Where stories live. Discover now