44. PELAKUNYA

18 15 0
                                    

We were young, posters on the wall
Praying we're the ones that the teacher wouldn't call
We would stare at each other
'Cause we were always in trouble
And all the cool kids did their own thing
I was on the outside, always looking in
Yeah, I was there but I wasn't
They never really cared if I was in
We all need that someone
Who gets you like no one else
Right when you need it the most
We all need a soul to rely on
A shoulder to cry on
A friend through the highs and the lows
I'm not gonna make it alone
La-la-la-la-la la
La-la-la-la-la 'lone
I'm not gonna make it alone
La-la-la-la-la la
La-la-la-la-la 'lone

Alan Walker ft. Ava Max - Alone, Pt. II

***

Selamat membaca...

Ane mengerjapkan matanya saat mendengar suara-suara yang sangat berisik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ane mengerjapkan matanya saat mendengar suara-suara yang sangat berisik. Karena kaget melihat ketinggian, Ane mundur hingga menabrak orang yang menyekap dirinya dan membuat keduanya jatuh ke lantai. Ane ingat bahwa setelah Randy pergi, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia pikir itu orang tuanya, tapi ternyata yang datang adalah seseorang yang memakai pakaian serba hitam. Orang itu menutup hidung dan mulut Ane menggunakan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius terlebih dahulu.

Melihat Ane dan orang itu yang terjatuh, membuat Randy segera mendekati Ane dan menjauhkannya. Orang itu segera berlari dan mendorong Adel yang ingin menghalanginya. Rena berdecak, lalu menyusul orang itu ke lantai bawah bersama Adel dan Nathan. Sedangkan Regan, Feyra dan Bara akan menemani Randy dan Ane.

Adel berharap orang itu akan terjatuh karena menuruni tangga terlalu cepat, tapi sepertinya doanya itu berbalik padanya karena ia bisa saja terjatuh jika Nathan tidak menahan tangannya. Sekarang Adel tahu mengapa bundanya sering melarang dirinya untuk mendoakan hal buruk pada orang lain, karena bisa saja doa itu berbalik padanya.

Saat orang itu akan membuka pintu, Rena lebih dulu menariknya dan langsung melepaskan masker yang orang itu pakai. Adel membantu Rena menahannya, sedangkan Nathan menyalakan senter agar bisa melihat wajah orang tersebut.

"Selena?" Nathan tidak menyangka jika musuh mereka selama ini adalah Selena. "Selena Deborale, si pembunuh berinisial SD."

"Jelas bukan dia." Mereka bertiga menoleh ke arah pintu yang menampilkan sosok seorang gadis yang memakai masker. Berbeda dengan Selena yang memakai hoodie berwarna hitam agar bisa menutupi bagian kepalanya, orang itu malah hanya memakai masker untuk menutupi wajahnya.

Sebelum Nathan mengarahkan senter ke arahnya, gadis itu menutup pintu rumah tersebut dan menguncinya sambil tertawa puas. Saat ia berbalik, sontak gadis itu menutup matanya saat cahaya senter menyorot tepat di matanya. Setelah berhasil menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya tersebut, ia membulatkan matanya karena melihat Arthur, Vina, Alvin, Aulia, Asya dan Jennifer ada di hadapan mereka.

Dua Keping Hati [TERBIT]Where stories live. Discover now