⨳⃨ ❶. tragedy in the underground tunnels ₊˚

3K 234 7
                                    

➭ your uniform ↑↑

➭ your uniform ↑↑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


author pov

seorang gadis dengan rambut pirang sebahu sedang berdiri di depan pameran lukisan, melihat-lihat keindahan lukisan di hadapannya dengan bibir membentuk senyuman

"hai, scrubb. lukisannya minder tuh kalah cantik sama senyumanmu" suara seorang lelaki dibelakangnya membuatnya mengubah mimik wajahnya menjadi datar dan mendesah pelan

membalikkan tubuhnya, lalu memasang senyum -terpaksa- manis kepada lelaki itu

"haha, kau membuatku malu -hera scrubb melihat kearah nametag lelaki itu- lewis" ucapanya menatap kearah anak laki-laki dengan nama belakang lewis itu

lewis mengenal hera tapi tidak dengan hera. siapa yang tidak kenal hera scrubb primadonanya sekolah mereka bersama dengan susan pevensie sepupunya, mereka menjadi primadona karena kecantikan juga kepintaran mereka

mata hera menghindari tatapan lewis dan melihat kesekeliling tanpa mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut lewis

"aku, aku sangat mengagumi-" - "oh astaga lucy !" teriakkannya berhasil membuat lelaki lewis itu tersentak kaget dan menghentikan ucapannya

hera baru saja melihat sepupu termudanya itu hampir tertabrak mobil, dan untung hanya hampir. hera kembali melihat kearah lewis

"mm, lewis. maaf, aku harus pergi ke adikku dulu" ucapnya -berpura-pura- tidak enak kepada lewis, lelaki itu mengangguk dan hera kemudian berlari menyeberangi jalanan saat lampu mulai memerah


•🦁🦁🦁•

"lucy astaga kau membuatku takut tad-" ucapan hera terhenti saat susan menarik tangannya dan juga lucy menjauh dari toko buku

ketiganya mulai kembali menyeberangi jalanan dengan mata melihat kekanan dan kekiri. lalu memasuki stasiun bawah tanah

ramai orang berkumpul dan berteriak di sana, seperti ada seseorang yang sedang bertengkar. hera menghela nafasnya tau siapa yang sedang menjadi bahan sorakkan

'pukul-pukul!' 'pecahkan matanya' 'tendang tulang keringnya'

dan banyak kata-kata lainnya. hera, lucy dan susan lalu mendorong beberapa orang agar sampai ketengah dimana ada peter yang sedang bertengkar dengan kurang lebih tiga orang lelaki

tubuh hera terdorong dan bahunya berbenturan dengan bahu susan, melihat kearah pelaku hera langsung membulatkan matanya

"edmund !" teriaknya saat sepupu yang seumuran dengannya itu berlari menerjang kearah orang yang sedang memukuli kakak laki-lakinya itu

gadis scrubb itu memekik saat melihat kepala peter sedang di dorong kearah rel kereta

"priit priitt. hentikan! cepat bubar!" suara peluit dan teriakkan dibelakang mereka berhasil membubarkan kerumunan

susan langsung menarik tangan peter dan hera menarik tangan edmund sementara lucy mengambil barang-barang kakaknya yang bertebaran di lantai

"bersikaplah dewasa!" teriakkan petugas keamanan kereta

yang mereka berlima abaikan lalu berjalan kearah tempat duduk lalu kelimanya berdiri saling berhimpitan


hera pov

"terimakasih kembali" suara edmund sedikit menyindir kepada peter "aku sudah membereskan mereka" suara peter sedikit kesal

peter lalu berdiri yang membuat lucy sedikit mendorongku kearah edmund, ya kami memang benar-benar saling menghimpit tadi

"apalagi sekarang?" suara susan menatap kearah punggung peter

"dia menabrakku" ucapan peter sambil berjalan mondar-mandir di trotoar rel "jadi kau memukulnya ?" tanyaku dan lucy bersamaan

aku dan lucy lalu memberikan tos karena mengatakan suatu kata-kata bersamaan. ya diantara para pevensie aku lebih dekat dengan lucy dan edmund

"no, abis mereka menabrakku. mereka malah menyuruhku minta maaf. dari situ aku lalu menghajarnya" peter menatap kearah ku dan juga lucy. masih ada kekesalan dimatanya

"benarkah? apa salahnya mengalah" suara susan "buat apa? maksudku apakah kalian tidak lelah diperlakukan seperti anak-anak?" peter menatap susan tajam lalu susan menghindari tatapannya dari peter

"kita memang anak-anak" ucapan edmund dengan sedikit tertawa yang membuatku menatapnya sambil merotasikan mata "apa aku salah?" tanyanya kepadaku "tidak sih" aku memberikan cengiran kepadanya lalu edmund membalas dengan merotasikan mata bercanda

"aku tak selalu begitu" suara peter di akhir yang membuat kami berlima kemudian terdiam

"ini sudah setahun. sampai kapan dia akan membuat kita menunggu ?" suara peter lalu mendudukkan dirinya disebelahku dan lucy jadi sekarang aku terhimpit oleh edmund dan peter

ugh tau begini aku lebih memilih duduk didekat susan

pikirku, tapi aku langsung teralihkan dari pikiranku setelah mendengar pernyataan peter. aku tau maksudnya, narnia sang singa aslan membuat mereka menunggu selama setahun

mereka membuatku percaya dengan narnia, berbeda dengan adikku eustace yang malah menganggap kami bodoh karena percaya kepada hal tidak nyata

"ku rasa sudah saatnya kita menerima semuanya dan juga keadaan disini, tak ada gunanya berpura-pura" suara susan menghadap kearah peter sambil mengalungkan tangan didadanya

"oh, no" suara susan yang membuatku menatapnya bingung "ayo pura-pura berbicara denganku" selesainya yang membuatku semakin menatapnya bingung "kami memang sedang berbicara denganmu" kataku lalu mataku tertuju kearah seseorang dengan kacamata bundar yang berjalan kearah kami

"au!" lucy tiba-tiba berdiri yang membuat kami menatapnya bingung "tenang lah, lu" suara susan masih dengan tatapan bingung "seseorang mencubitku !" selesai lucy, aku memberikan senyum miring pertanda mengerti permainannya

"hei, jangan mendorongku !" suara peter lalu berdiri "edmund tanganmu menyentuh bokongku !" suaraku lalu ikut berdiri disebelah peter

"aku tidak menyentuhmu!" ucap edmund sedikit kesal lalu ikut berdiri bersama susan mereka menatap bingung kearah aku, peter dan lucy

"ku rasa yang punya mu kelewatan, sis" ucapan peter sambil merangkulku yang kubalas dengan cengiran "sorry, hanya itu yang terlintas dipikiranku" peter merotasikan mata becanda kepadaku

lalu kami mulai berdiri berbaris saat melihat kereta mulai melaju kearah kami

"apa itu" tanyaku bingung saat kereta melaju cepat diiringi angin yang lumayan kencang "rasanya seperti kekuatan sihir" suara lucy menatap kearahku

"semuanya ayo berpegangan tangan !" perintah susan "aku tidak mau memegang tanganmu" ucapan edmund kepada peter "sudahlah!" ucap peter kesal dan membuatku berdiri di antaranya dan juga edmund

kami berlima saling berpegangan tangan erat. kereta api melaju cepat di depan kami membuat lampu bergerak tak karuan dan beberapa tembok pecah mengelupas dan poster berterbangan

aku melihat kearah jendela kereta api yang sekarang melaju secepat kilat ada pemandangan pantai disana yang membuatku membulatkan mata tidak percaya

lalu keretanya menabrak tembok yang membuat tembok itu hancur dan membentuk mulut gua yang didepannya ada pantai yang sangat biru dan jernih

apa ini yang dinamakan narnia?



•🦁🦁🦁•

to be continue→→→
don't forget to vote and comment !!

⠀ᵎ ✔ + ʬ۪ʬ ˒ 𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍 𝐎𝐅 𝐆𝐄𝐍𝐄𝐑𝐎𝐒𝐈𝐓𝐘 ❪ !#⃞PRINCE CASPIAN X ❫Where stories live. Discover now