39

101 12 0
                                    

Gikina menatap tangannya, Jeni sudah membelikan ia dress yang bagus, mana mahal banget Gikina tidak bisa membayarnya. Sekarang Jeni mengajaknya memasuki toko sepatu ada banyak sepatu bagus Gikina hanya memandangi saja. Yah! Cuman punya duit seratus ribu hanya bisa meratapi nasib saja.

"Saya beli ini ya mbak." Ucap Jeni kepada pelayan pada sebuah sepatu berwarna merah.

" Ucap Jeni kepada pelayan pada sebuah sepatu berwarna merah

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Sepatunya saya beli dua. Satunya lagi ukurannya agak kecil."

Gikina yang mendengar bingung, melihat Jeni membeli dua sepatu padahal yang Gikina tahu Jeni anak tunggal. Lalu untuk siapa sepatu satunya lagi? Gikina berfikir mungkin untuk saudara atau sepupu Jeni.

"Iya mbak." Pelayan itu mengambil sepatu yang Jeni tunjuk lalu membawanya ke dalam.

Mereka kembali mengelilingi mall setelah membeli sepatu. Tak terasa sudah waktunya untuk makan siang Jeni mengajak Gikina untuk pergi ke lantai 5. Setelah sampai Jeni menduduki salah satu meja yang kosong, Gikina hanya mengikuti Jeni sebagai anak ayam. Karena Gikina tidak pandai dalam menulusuri mall ini.

"Tunggu disini ya gue mau pesen makanan." Pesan Jeni.

"Tapi jangan mahal-mahal Gikina gak bawa duit banyak. Kalau mahal, gimana Gikina pulang?"

Jeni tertawa mendengar penuturan Gikina. "Oke, gue gak beli yang mahal." Jeni akhirnya pergi meninggalkan Gikina sendirian duduk seorang diri ditengah keramaian.

Gikina merasa bosan setelah kepergian Jeni, ia mengeluarkan ponselnya lalu memainkannya. Setelah beebrapa menit Gikina bosan, ia menatap sekeliling dan tak sengaja menemukan seseorang yang Gikina kenal. Gikina keluar dari bangkunya lalu berjalan kearah seorang pria berjas rapi.

"Permisi om." Sapa Gikina.

Orang yang dipanggil menengok, ia mengerutkan dahinya merasa mengenal Gikina tapi ia tidak ingat.

"Ini Gikina om yang pernah hampir disiram sama Klaudi." Jelas Gikina.

Pria itu langsung tersenyum lebar saat Gikina mengingatkan kejadian itu. "Oh kamu yang namanya Gikina?"

"Iya om." Gikina menyalami tangan Wanu membuat Wanu terkesiap.

"Iya iya, kenalin nama om Wanu kamu bisa panggil om, om Wanu. Kamu ngapain disini? Maafin Klaudi ya waktu itu emang Klaudi anaknya sedikit bandel."

"Gak papa om, Gikina kesini lagi belanja sama temen Gikina. Klaudi orang baik kok om."

Wanu tersenyum melihat Gikina yang terlalu membela anak Abangnya itu. "Om kesini bareng tunangan om. Kamu sekolahnya sama dengan Klaudi kan?"

"Iya om. Hai tante." Sapa Gikina menyalami tunangan Wanu itu.

"Hai juga." Sapanya juga menjabat tangan Gikina.

Wanu terlihat terburu-buru, ia mengeluarkan beberapa kartu undangan. "Ini, ini kertas undangan om, kamu nanti dateng ya sama temen-temen Klaudi yang lain. Kasih juga ke teman-teman, om denger Klaudi masuk eskul." Ucap Wanu.

Geekyna (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora