12

172 16 0
                                    

Tiiiiinnnnn

"Gikina"

Gikina berhenti menyebrang ia terkejut saat sebuah motor sport berwarna merah berhenti didepannya dan orang yang menaikinya memanggilnya. Gikina memiringkan kepalanya ia tidak kenal dengan orang ini suaranya juga asing, apa ia pernah bertemu dengannya? Dimana? Kapan?. Gikina bahkan tidak terlalu akrab dengan orang lain. Orang didepannya memegang lengan gikina. Melihat orang itu menyentuhnya. Gikina menarik paksa tangannya sebelum dia melakukan hal lebih. Gikina tidak kenal sama sekali orang didepannya. Orang dengan helm full face yang dia pakai berwarna merah senada dengan motornya dan jaket kulit berwarna hitam. Gikina merasa pernah melihat motor kayak gini, tapi dimana ya?.

Orang itu menatap kebelakang gikina. Ia melihat orang asing berjubah hitam dan memakai topeng berbentuk kucing. Ia menengok kearah gikina yang ketakutan, air matanya setengah kering dengan napas yang tersedak-sedak karena menangis terlalu lama. Orang itu menarik tangan gikina sambil melirik kebelakang gikina melihat, apakah orang yang disana masih mengikuti gikina atau tidak?.

"naik"

"Enggak!, gikina enggak mau naik" tolak gikina menggelengkan kepalanya lalu menangis kembali. Ia bingung harus membujuk gikina bagaimana pasalnya orang dibelakangnya terus memperhatikan gikina tak lepas barang sedetikpun.

"Ck! ayo naik lo masih mau lama-lama sama orang itu?" Tunjuknya dengan dagu kebelakang. Gikina menatap kebelakang. Orang itu masih mengikutinya dia sekarang terdiam didekat halte. Gikina heran, kenapa dia tidak menangkap gikina? Padahal gikina sedang diam, berarti itu kesempatannya dong untuk menculik atau berbuat apapaun ke gikina. Buat apa dia mengejar gikina kalau ujung-ujungnya hasilnya nihil?.

"Ayo cepet!, lemot banget!" orang didepannya menarik gikina kasar supaya gikina naik dibelakang motornya. Gikina menatap kearahnya yang masih memakai helm full face nya tanpa mau membuka kacanya sedikitpun. Dengan terpaksa gikina naik ke motornya tidak ada orang selain dia disini, gikina lihat dia juga tidak begitu buruk malahan dia nyuruh gikina naik kemotornya walaupun gikina masih ragu.

"Gikina"

Gikina menengok kebelakang ia mendengar suara jeno memanggilnya tapi tak terlalu jelas. Gikina memandang sekeliling hanya ada orang berjubah hitam yang masih setia berdiri disana. Lalu darimana asal suara jeno berasal?. Orang didepannya mengasih gikina helm, gikina memakainya tanpa banyak omong ia sudah cukup takut dan terkejut secara bersamaan.

"Woy pegangan!" Ucap pengemudi motor ke gikina.

Gikina melihat tangannya ia bingung tangannya harus berpegangan apa supaya tidak jatuh. Dengan ragu gikina memegang kedua ujung jaket orang didepannya tidak ada pilihan lain ini lebih baik daripada ia harus memegang bahu atau memeluknya.

Orang didepannya langsung menjalankan motornya suaranya memenuhi jalanan yang cukup sepi. Gikina menatap orang didepannya, ia masih berfikir siapa orang ini. a tidak pernah bertemu, jangankan bertemu melihat dijalanan saja tidak pernah. Gikina melihat jalanan yang biasa ia lewati pas pulang dari sekolah. eh kok dia tau jalan ke rumah? Apa dia penguntit? atau jangan-jangan dia...ANGGOTA CAT WILD? Kalo emang bener aku bakal lompat.

"Hem...kamu siapa ya?" Tanya gikina suaranya ia sedikit keraskan supaya orang didepannya mendengar. Beberapa menit berlalu gikina tak mendapat jawaban. Orang itu hanya terus fokus menatap jalanan dan menyetir. Gikina menghelas napas sudah biasa didiamkan seperti ini. Gikina sudah sampai didepan rumahnya ia melepas helm sambil turun dari motor, gikina berusaha membuka klop helm perasaan tadi dipasang gampang giliran dibuka susah. (Jadi keinget pas ke gramed sama temen pake ojek online pas nyampe gak bisa buka klop helmnya eh terpaksa dilepas tanpa dibuka klopnya ampe kuping sakit abang ojeknya cuman diem ngeliatin :( #sebelum pandemi :D). Orang itu meraih tali helm gikina menariknya mendekat supaya ia bisa lebih mudah membuka klopnya.

Geekyna (END)Where stories live. Discover now