Eps. 2: Feels Like Yesterday

70 22 35
                                    

Kadang-kadang nih ya, tiba-tiba lewat di dalem otak kayak "Perasaan baru kemaren deh jadi anak SMA, baru juga kemaren kelas 10 kok sekarang udah kelas 11 lagi?" begitu. Kalian pernah gak sih kelintas kayak gitu?

Rasanya aneh banget pas liat foto MPLS jaman masuk SMP. Di foto itu aja aku masih pake celana warna merah.

Rasanya... kayak baru kemarin sore....

Awal semester jadi anak kelas 11 mulai jalan seperti biasa. Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM udah berlangsung beberapa minggu. 

Kelas 11 Ipa 5 dengan buku-buku tulis barunya mulai keisi sama berbagai macam materi.

Bagi Rahmat, dia nggak suka banget kalau bukunya sampe lecek. Mau itu buku baru atau pun buku lama. Rahmat itu selalu jaga buku dan barang miliknya supaya tetap rapi seperti baru. Katanya sih enak aja liatnya. Yah... gak heran. Kadang apa yang bagi kita biasa-biasa aja mungkin bagi mereka bukan hal biasa. Semua buku milik Rahmat itu dibungkus kertas payung dan pake plastik. Di halaman paling depannya ada label putih bertuliskan nama lengkap, kelas, sama mata pelajaran. 

Untuk yang belum tahu, Rahmat biasa dipanggil Pa Budi sama temen-temennya, terutama sama Ali, Ichan, Jajang, Resa, dan Trisno. Budi itu nama belakang Rahmat. Dan entah bagaimana yang lain lebih senang aja pake nama itu. Ya.. sejenis nama panggilan untuk teman dekat.

Kembali lagi ke soal buku. Sedikit berbeda dengan Rahmat, Jajang kalau ke buku ya biasa-biasa aja sih yang penting masih bisa kebaca dan gak hancur-hancur amat bukunya. 

Kalau Resa juga biasa aja, tapi dia hobinya main game. Suka bikin heran padahal keliatannya sering main game melulu tapi setiap ulangan nilainya bagus?? Makanya kalau mau ada ulangan jangan nanya dia udah belajar atau belum. 

Beberapa hari yang lalu jadwal pelajaran yang fiks udah dibagiin. Selembar kertas HVS yang banyak kotak-kotaknya. Jadwalnya lengkap mulai dari kelas 10 sampe kelas 12. Nama-nama gurunya pun lengkap. 

Seperti waktu kelas 10, setiap seorang manusia muncul di pinggir pintu sambil ngasih jadwal pelajaran, satu kelas heboh. Mereka mewanti-wanti kayak gimana jadwalnya. Dan inilah jadwalnya, yang telah membuat satu kelas kaget tapi yaudahlah ya dijalaninnya bareng-bareng kok. 

Senin: bahasa Inggris peminatan, bahasa Sunda, Matematika wajib, bahasa Indonesia. 
Selasa: Olahraga, PPKn, Fisika, Matematika peminatan. 
Rabu: bahasa Inggris wajib, PKWU, Bahasa Indonesia, Biologi, Kimia. 
Kamis: Matematika peminatan, Sejarah wajib, Matematika wajib, Fisika, bahasa Inggris peminatan. 
Jumat: Kimia, Agama, Biologi, Seni Budaya. 

Satu kelas shock. Pasalnya melihat mereka akan bertemu Matematika sebanyak empat kali dalam lima hari adalah sesuatu yang tidak diduga. Bahasa inggris sebanyak tiga kali. Dan lihat itu, habis Fisika terbitlah Matematika?? Hari Rabu setelah Biologi terbitlah Kimia??

Speechless

Jadwal ini emang cukup bikin shock karena waktu kelas 10 mereka ada mata pelajaran Ekonomi, makanya gak ketemu Matematika sampe empat kali juga.

Ichan hanya menggelengkan kepala tidak percaya. Dalam lima hari dia dan temen-temennya bakal belajar bareng Bu Nia sebanyak dua kali.

Luar biasa.

"Bau-bau guru masuk semua di hari Selasa, Rabu sama Kamis, sih," ujar Jajang saat mereka masih melihat jadwal di mejanya Rahmat. 

Ali tiba-tiba megang kepala, Trisno cuman terlihat pasrah, dan Resa yang sedikit tidak peduli lagi main game di bangkunya. 

"Tuh kan, naha sih poe Salasa, Rebo, jeng Kamis teh asa padet pisan?" (Tuh kan, kenapa sih hari Selasa, Rabu sama Kamis rasanya kayak padet banget?)

"Heeuh nya??" (Iyaya??)

"Kan? siga pelajaran menguras otak teh ngumpul kabeh di poe eta," kata Ichan lagi. (Kan? Kayak pelajaran menguras otak ngumpul semua di hari itu.)

Tiba-tiba terdengar suara ketawa puas dari belakang. "Untung gue piketnya hari Senin!" Ternyata itu Resa. Gak tau deh, mungkin walau sambil main game dia tetep bisa ngedenger percakapan orang lain.

"Naon hubunganna kitu??" tanya Rahmat bingung. Terlihat dua alisnya yang mengerut ke tengah dahi. (Apa hubungannya gitu??)

Ichan yang jawab, karena dia piket di hari Senin juga. "Soalna ari poe Senen teh pan sok kaburu upacara, beres upacara teh cape lain ntos baris teh? Jadi weh teu usah piket." (Soalnya kalau hari Senin kan suka buru-buru mau upacara, selesai upacara kan capek tuh habis baris? jadi gak usah piket.)

"Teu kapikiran urang mah da," (Gak kepikiran aku mah.)

Ngomong-ngomong soal piket, hari Jumat yang lalu mereka habis pemilihan pengurus kelas dan buat jadwal piket. Jadwal piket dibuat dengan judul berbeda tiap harinya. Jadi gini, kalau biasanya hari Senin ya ditulis hari Senin. Kalau di sini itu hari Senin namanya diganti jadi:

Senin - Kelas Saudara Kandung
Selasa - Kelas Kekar
Rabu - Kelas Bukan Kaleng-Kaleng
Kamis - Kelas Berat
Jumat - Kelas Boim (Bocah Imut)

Rahmat sama Jajang masuk Kelas Bukan Kaleng-Kaleng; Ali masuk Kelas Kekar; Trisno masuk Kelas Boim; dan Resa sama Ichan masuk Kelas Saudara Kandung. 

Ada filosofi atau asal-usul gimana semua nama-nama hari itu bisa ada. Selain emang beberapa orang suka kepikiran yang 'ada-ada aja' tapi nama-nama ini tuh emang relate banget sama orang-orangnya.

Kelas Bukan Kaleng-kaleng entah gimana ceritanya, tapi orang-orang di dalamnya emang cocok disebut 'bukan kaleng-kaleng, bung'.

Ali jelas masuk Kelas Kekar karena di usianya pada saat itu ternyata dia punya kekuatan badan yang kuat bak traktor pembajak sawah.

Trisno jelas, dia punya wajah yang imut, ramah, dan murah senyum.

Resa dan Ichan, mereka terkenal di kelas karena kelakuannya yang gak terlalu jauh, atau lebih tepatnya sebut aja sama-sama 'iseng dan suka bercanda'.

Untuk pengurus kelasnya, tahun ini bakal jadi tahun kedua Rahmat mengemban tanggung jawab sebagai KM atau biasa dikenal sebagai ketua kelas. Kata temen-temen sekelasnya, Rahmat itu punya wajah perdamaian. Makanya dipilih lagi. Selain itu, temen-temen yang lain emang udah ngerasa klop sama Rahmat. 

Ichan sama Resa dipilih jadi Seksi Kebersihan. Mereka diberi kepercayaan sama temen-temennya. Ichan walau awalnya ogah-ogahan, tapi akhirnya mau juga. Katanya, "Lumayan buat bekal berumah tangga nanti. Menjadi laki-laki bertanggung jawab." Tadinya kalau ada mah, Ichan mau masuk Seksi Keseksian. Tapi nggak ada. 

Mendengar itu, Resa berkata, "Udah kayak jargon kampanye."

Trisno masuk Seksi Keagamaan. Biasanya nanti dia yang bakal mimpin doa setiap mau mulai pelajaran di kelas. Jajang masuk seksi keamanan dan Ali masuk seksi olahraga. Gak tau emang ada seksi olahraga, ya? Kalau gak ada, kelas 11 Ipa 5 mah emang buat-buat sendiri aja sih. Biasanya, nanti Ali bakal mimpin pemanasan setiap pelajaran olahraga. 

Kalau kalian gimana? Pernah jadi bagian apa di pengurus kelas??

^

To be continued

The 1617Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang