chapter 9

469 60 5
                                    

sepi. satu kata ini sepertinya tepat untuk menggambarkan suasana rumah Mikasa. ya, kedua orang tuanya masih belum kembali sejak beberapa hari yang lalu. Mikasa benar benar merasa kesepian jika ia harus tinggal sendirian seperti ini dan akan merepotkan jika mengundang ketiga temannya kerumahnya.

terpaksa, ia harus naik angkot lagi pagi ini. sudah 10 menit lebih tidak ada angkot yang lewat hingga akhirnya sebuah klason mobil membuyarkan fokusnya.

"lo ga berangkat?" tanyanya.

"nungguin angkot kak." jawab Mikasa.

"masuk!" perintahnya.

"e-eh?"

"udah masuk buruan!" perintahnya tegas.

Mikasa menurutinya. ia masuk kedalam mobil hitam itu. didalamnya sempat terjadi keheningan hingga akhirnya Mikasa membuka suara.

"mengapa anda peduli dengan saya?" tanya Mikasa. sebentar, apa yang barusan Levi dengar? pertanyaan macam apa itu?

"gue ga mau cewe yang gue suka dikatain jalang lagi." jawabnya penuh nada keseriusan.

Mikasa terkejut bukan main. ia menarik sudut bibirnya, tersenyum kecil hingga nyaris tak terlihat. entah mengapa Mikasa merasa sedikit tenang mendengar kalimat itu, tetapi ia juga masih trauma dengan masalah di masa lalunya.

flashback on
Mikasa sedang duduk di pusat kota dengan buku yang ada ditangannya. seorang lelaki kemudian menghampirinya.

"maaf membuatmu menunggu lama. apa kamu marah padaku?" tanya lelaki tersebut.

Mikasa hanya menggelengkan kepalanya dengan tersenyum manis. "sini duduk." pinta Mikasa. lelaki itu pun duduk di sebelah Mikasa

"jadi, mengapa kamu mengajakku kesini?" tanya Mikasa masih dengan senyuman yang terukir jelas di wajahnya.

"sebenarnya, aku, aku menyukaimu Mikasa. sudah sejak lama. tetapi aku tak berani mengutarakannya karena aku sangat takut jika kamu menolak." ucap lelaki tersebut.

"ba-bagaimana bisa kamu menyukai gadis sepertiku, Adrian?" tanya Mikasa tergugup karena merasa malu.

dia Adrian. lelaki dengan tinggi sekitar 6 cm lebih tinggi dari Mikasa. ia dikenal sebagai anak yang irit berbicara dan tidak terlalu famous disekolahnya. dia memiliki kelebihan, bela diri. dia mengikuti kursus semenjak ia duduk di bangku kelas 3 SD. tak ada yang menyangka jika ia benar benar mengutarakan perasaannya kepada Mikasa.

"kamu cantik Mikasa. aku menyukaimu sudah dari lama." ucap Adrian dengan kepala yang sedikit tertunduk. "maukah kamu menjadi kekasihku?" dia menyatakan perasaannya didepan Mikasa secara tiba tiba.

Mikasa yang saat itu masih gadis yang tidak terlalu mengetahui apa itu pacar atau hal hal seperti itu, ia langsung menerimanya. dihari itu juga, mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

mereka menghabiskan waktu di pusat kota dengan berkeliling bersama dan menikmati kuliner yang ada disana.

hingga suatu hari, kejadian yang tak diinginkan pun terjadi. Mikasa berniat membeli novel di sebuah toko buku yang lumayan besar, tak sengaja ia bertemu dengan Luke, orang yang juga menyukai Mikasa tetapi Mikasa tidak meresponnya.

kebetulan Adrian sedang berada di dalam toko itu untuk membeli buku pelajaran. ia berjalan menaiki tangga untuk mencari buku pelajaran yang ia cari. ia menyusuri rak rak di sisi kanan dan kiri. ia merasa ada yang janggal. ia melihat perempuan yang sepertinya ia kenali. ya, dia Mikasa. disana terlihat Mikasa sedang mengulum senyum tulus kepada Luke. Adrian yang merasa cemburu pun marah dan mendekati Luke untuk meninjunya, tetapi sayang Mikasa menyadarinya dan dengan cepat Mikasa berusaha untuk melindungi Luke sehingga Mikasa lah yang terkena tinjuan Adrian.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang