chapter 15

419 63 26
                                    

Mikasa bersorak kegirangan ketika mengetahui mobil merah yang terparkir disebelah mobil hitam milik Levi. itu mobil orang tuanya. kedua orang tuanya telah kembali.

"MAMA PAPA!" teriak Mikasa yang berlari memasuki rumah. kedua orang tuanya memeluknya erat. 

"ada apa disini? kenapa ruang tamu jadi tidak berbentuk gini?" tanya mama Mikasa padanya.

"ah anu mah, semalam mereka semua bermalam disini dan kita nonton film trus tadi pagi kita ke pusat kota buat olahraga." curhat Mikasa pada kedua orang tuanya.

Mikasa mengenalkan teman temannya kepada kedua orang tuanya. "setahu mama, temanmu hanya Annie, Sasha, dan Hitch saja. sekarang sudah bertambah ya, terima kasih ya kalian sudah mau berteman dengan Mikasa." ujar mamanya sambil merangkul anak bungsunya.

"anak tante cantik, dan sayang sekali saya sudah jatuh kedalam pesona anak anda tante." ucap Levi dengan nada bersedih yang dibuat buat yang membuat pipi Mikasa memerah dan menahan malunya. teman temannya benar benar terkejut dengan sikap Levi yang sangat terang terangan. tidak habis pikir dengan lelaki yang satu ini.

"wah, anak bungsu mama sama papa udah gede sekarang ya." ucap mamanya sambil mengusap kepala Mikasa dan tersenyum bahagia kepadanya.

"apasih mah, cuma sebatas kakak kelas adik kelas doang sih mah." elak Mikasa dengan wajah yang masih tersipu. teman temannya menyorakinya berniat memojokkan Mikasa. imut, satu kata yang tepat menggambarkan keadaan Mikasa saat ini. sedangkan mama dan papanya hanya menggeleng gelengkan kepalanya pelan melihat sikap anak perempuannya itu.

"mama?!" panggil Eren yang sedang menuruni tangga dengan Historia di depannya. mereka terlihat rapi, seperti biasanya mereka akan ke bidan untuk kontrol perkembangan janin.

"loh, Eren sayang, kapan datang nak?" tanya mamanya sambil memeluk anak sulungnya lalu disusul Historia yang mengecup punggung tangan mertuanya.

"kalo kamu disini kenapa mama sama papa ngga lihat mobil kamu ya?" mamanya lanjut bertanya.

"kita sih datang udah dari beberapa hari yang lalu sih mah. oh iya, mobil Eren lagi di garasi mah ini mau ngeluarin, Eren tadi nemenin Histo istirahat dirumah sekarang mau ke bidan dulu buat kontrol janin." jawab Eren.

"hati hati bawa cucu mama ya nak!" mamanya memperingati anak sulung beserta istrinya itu.

"yaudah, mama sama papa istirahat aja dulu, biar aku yang beresin lantai bawah." ucap Mikasa sambil memijit pundak mamanya.

"mama mau masak dulu buat makan siang kalian, Bi Tuti mana nak?" tanyanya pada Mikasa.

"masih pulang kampung mah. biar aku sama temen temen aja yang masak, udah mama sama papa istirahat aja." mama dan papanya mengiyakan apa yang anak bungsunya ucapkan.

"yuk, kita bers--" kata kata Mikasa terpotong oleh Levi.

"tim laki mindahin kursi dan meja, tim perempuan sapu dan bersihkan lantai." ujar Levi dengan nada yang terdengar seperti memerintah.

***
satu fakta yang telah terungkap, Levi merupakan orang yang gila dengan kebersihan. ia tidak suka dengan kotoran sedikit dan sekecil apapun itu. tak heran jika teman teman dan anggota keluarga yang lainnya memanggilnya 'clean freak'.
***

mereka semua menyetujui perintah Levi. Levi terkagum melihat Mikasa yang ternyata juga detail dalam hal bersih bersih. 'ternyata calon gue emang bener bener ada di depan mata ya, sikap ke-ibuan nya bikin gue ga sabar buat dapetin dia. argh!' batin Levi.

pukul 11 mereka telah selesai membereskan keadaan ruang tamu Mikasa. kini, waktunya Mikasa dan keempat temannya memasak untuk makan siang nanti.

"mas pendek," panggil Mikasa.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang