Adrian bingung harus kepada siapa lagi ia meminta bantuan untuk mencari Mikasa. Luke yang dulunya pernah ia cemooh hanya karena ia yang menyukai Mikasa juga tak ingin membantunya. ia juga tidak mempunyai banyak teman baik di sekolah maupun lingkungan sekitar rumahnya.
Adrian meninju dinding kamarnya dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang keras dan sedikit kerusakan pada dinding itu. ia tak peduli walaupun tangannya merasa kesakitan. ia seperti orang yang hilang arah, padahal hanya karena ia tidak mengetahui keberadaan Mikasa. ia terlalu berlebihan.
Adrian mengambil bungkus rokoknya lalu ia duduk di balkon kamarnya dan mulai menghisap sebatang rokoknya.
"gue bakal cari lo Mik!" gumamnya optimis dengan senyum seringainya.
lalu ia menghidupkan ponselnya dan membuka aplikasi instagram. dicarinya akun Mikasa yang dulu sempat ia ingat ketika Mikasa memberikan akunnya untuk saling mengikuti.
"sialan! dia udah ganti akun! kemana sih lo Mik? gue kangen lo, gue pengen balik ke elo Mikasa!" teriak Adrian frustasi. mamanya yang mendengar anaknya berteriak dari kamar pun menghampirinya.
"ada apa nak kok teriak teriak?" tanya mamanya.
"nggak, cuma lagi kesel doang." jawabnya enteng tanpa menatap mamanya. mamanya hanya mengangguk mempercayai apa yang dikatakan anaknya.
kedua orang tua Adrian begitu menyayanginya. tetapi ya seperti itulah sikap Adrian. ia bahkan pernah membentak mamanya ketika mamanya meminta tolong padanya.
saat itu, Adrian sedang kesal telah ditegur dan dimarahi oleh guru sehingga harus melakukan hukuman yakni menulis essay yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan sebanyak kurang lebih 3.000 hingga 4.500 kata, tetapi yang namanya Adrian merupakan seorang yang tidak bisa diatur maka ia meninggalkannya hingga guru guru memanggil kedua orang tuanya untuk memberi evaluasi pada Adrian. kedua orang tuanya pun datang ke sekolah, dan semua berjalan dengan baik. namun ketika sampai di rumah, papanya langsung memarahi Adrian dengan membawa bawa alasan membolosnya.
Adrian hanya acuh tak acuh ketika papanya mengomelinya, ia hanya menatap kedua orang tuanya dengan tatapan datar dan ekspresi malas. ketika hari sudah malam, mamanya meminta tolong padanya untuk membelikan sebuah pembalut karena suaminya sedang ada rapat dadakan di kantornya. jangan heran, mama Adrian masih berusia 42 tahun yang artinya ia masih belum memasuki fase menopause. Adrian yang merasa malu jika ia membeli barang khusus milik wanita itu pun dengan spontan membentak pada mamanya 'ogah banget gue, sialan! mama beli sendiri aja! yakali gue beli pembalut cuma buat mama. ogah ah!' katanya dengan nada tinggi. mamanya hanya diam sambil merutuki sikap anaknya yang sudah diluar batas itu.
lagi lagi Adrian mengutak atik sosial medianya mencari akun milik Mikasa. sepertinya keberuntungan belum berpihak padanya karena ia menemukan akun instagramnya yang baru tetapi akun tersebut di private. ia merasa gengsi jika ia harus mengikutinya. Adrian yang merasa frustasi pun berdiri kemudian melempar ponselnya dengan keras ke sembarang arah. ponselnya sudah tidak berbentuk lagi. ia tidak peduli, masih ada kekayaan orang tuanya yang masih bisa ia gunakan.
Adrian keluar dari kamarnya lalu meminta sejumlah uang pada kedua orang tuanya yang masih asik menonton televisi itu.
"buat apa uang sebanyak itu?" tanya papanya yang duduk di sofa dengan kaki yang disilangkan dan merangkul istrinya.
"beli ponsel baru, ponsel yang kemarin rusak pah." jawab Adrian jujur dengan entengnya tanpa merasa merepotkan sedikitpun.
"rusaknya gimana? sini mama lihat! kalau nggak terlalu parah kan masih bisa diperbaiki." ujar mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Hers [completed]
Romance(rivamika story) before you read this story, read the description below! bagi yang mau membaca ya dipersilakan, kalau tidak suka dengan shipnya ya bisa ditinggalkan saja. disini, saya menggunakan karakter dari 'Attack on Titan' atau 'Shingeki no Kyo...