chapter 18

341 47 12
                                    

hari ini merupakan hari minggu yang dimana keesokan harinya sekolah Mikasa mengadakan acara perkemahan. baik siswa siswi maupun guru, besok sudah harus berada di sekolah pukul 6 pagi. sekolah mereka telah menyediakan 10 unit bus untuk keseluruhan siswa siswi termasuk guru.

Mikasa dan teman temannya benar benar tidak sabar dengan acara ini. dari siang hingga malam, ia menyiapkan perlengkapannya.

"mamaa, bantuin aku buat nutupin ini." ucap Mikasa pada mamanya di dalam kamar Mikasa.

"kamu ini, sini mama rapiin. kenapa di acak acak gini sih nak?" racau mamanya sambil merapikan barang di dalam tas Mikasa. Mikasa hanya cengengesan.

"besok, kalau di hutan jaga sopan santun lho! jangan sembarangan bertindak, semuanya harus serba hati hati! jangan lupa sering berdoa! jaga ucapan juga jangan sampai kasar kasar!" oceh mamanya panjang lebar.

"iyaaa mah." mamanya sudah selesai mengemasi perlengkapan anaknya. kini jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. waktunya Mikasa untuk membersihkan badannya.

setelah selesai mandi, ia mengeringkan rambutnya dan pergi menuju lantai bawah. disana ia melihat kakaknya yang sedang menonton film dengan istrinya.

"kak." panggil Mikasa. Eren hanya berdeham kecil saja tanpa menoleh ke adiknya. "kalo dipanggil tuh noleh woi!" ujar Mikasa kesal.

"apaan sih?" Eren menoleh ke arah adiknya.

"anterin gue. beli camilan buat besok! ga ada penolakan, sekarang ayo sekarang!" tukas Mikasa sambil menarik lengan kakaknya.

"lo ga liat gue lagi nemenin istri gue apa?!" ketusnya.

"mas, udahlah. antar Mikasa sana, aku disini liat film sendiri juga ga papa. udah sana berangkat." sahut Historia membela Mikasa. Eren hanya pasrah. ia mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu berpamitan pada kedua orang tuanya dan Historia untuk menemani Mikasa membeli camilan.

Eren mengeluarkan mobil dari garasinya lalu menancapkan gas menuju supermarket. di dalam perjalanan tidak ada hentinya mereka saling berdebat hanya karena masalah sepele. sifat childish mereka saat kecil dulu memang tak pernah berubah bahkan saat mereka sudah dewasa saat ini.

"lo suka Levi ya?!" tanya Eren tiba tiba untuk mengganti topik.

"dih ngaco, apaan sih lo?! ga jelas banget deh!" elak Mikasa.

"halah, ngeles kan!, gue tau lo suka dia. makanya jadi cewe jangan jutek jutek, kan lo susah dapet cowo!" oceh Eren yang membuat Mikasa ingin sekali memenggal kepala kakaknya satu ini.

"heh dugong! ngerti apa lo tentang perasaan gue?! udah deh lo fokus nyetir aja deh!" ketus Mikasa sambil meninju lengan Eren.

"anj-- sakit mony--"

"SSSTTTT, JANGAN BERISIK! FOKUS NYETIR AJA APA SUSAHNYA SIH?" bentak Mikasa pada kakaknya yang menyebalkan itu.

"untung adek gue lo, kalo bukan udah gue turunin di tengah jalan dari tadi! sialan!" ucap Eren kesal pada Mikasa.

mereka sudah sampai di supermarket. tempat tersebut terlihat begitu ramai dua kali lipat, tidak seperti biasanya. mungkin karena ini awal bulan jadi mereka harus belanja bulanan.

"gue tunggu di mobil ya, cape gue!" ucap Eren sambil mematikan mesin mobilnya.

"enak aja, lo harus ikut! bantuin gue bawa barang ntar!" Mikasa keluar dan menarik lengan Eren supaya ikut dengannya.

"malesin banget lo bocah!" dengus Eren pada Mikasa.

"bodo amat!" ketus Mikasa.

Eren mengambil keranjang belanjaan untuk Mikasa. Mikasa mengambil beberapa camilan untuk persiapan perkemahan 5 hari kedepan. ia mempersiapkan banyak stok susu strawberrynya. "pantes lo gendut, emang dari kecil doyannya susu mulu!" kerus Eren yang melihat Mikasa mengambil beberapa kotak susu strawberry.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang