22. Benalu

60.9K 10.1K 6.9K
                                    


Absen yang kangen yuk!

***

"Ngapain ke pantai si Lard? Panasss."

Seina cemberut menatap Allard yang tampak santai menonton televisi sambil memakan keripik kentang yang berada dalam toples, cowok itu sedari tadi disini. Menunggu Ares saat ia berbelanja bersama Mbak Ratna setelah tangisan Ares reda dan balita itu sudah mau dengan Allard.

"Liburan."

"Panas," ujar Seina kesal.

"Yaudah lo nggak usah ikut lah, gampang." Allard menatap Seina sinis. "Ntar gue ajakin anak-anak atau Clarisaa juga bisa, gitu doang. Yang penting sama Ares gue mah," ujarnya membuat Seina lebih menekuk bibirnya semakin kebawah.

"Monyet lo setan!" umpat Seina membuat Allard mengernyit.

"Kenapa? Katanya nggak mau ikut. Yaudah, kan?" kata Allard. Tersenyum remeh kala Seina memberikan tatapan tajam gadis itu untuknya.

"Mati lo!"

Allard hanya mengedikkan bahu acuh menanggapi hal itu. Seina kemudian terdiam, memikirkan sesuatu yang mengganjal dihatinya. "Emmm.. Lard, Aurel adik lo, kan?"

Allard menatap Seina tajam, cowok itu membuang wajahnya. "Bukan."

Seina mengernyit heran. "Kok bukan? Orang Aurel sendiri yang bilang kalau dia adik lo. Jangan bercanda, yakali adik sendiri gak dianggep," cibir Seina.

"Gak penting lah Sei." Allard mencoba membuat Seina diam, tapi memang gadis itu jika ingin tau sesuatu tak akan bisa berhenti berbicara sebelum tau fakta membuat Allard jengah.

"Bukanya gitu Lard. Masalahnya Aurel sering curhat sama gue kalau hubungan dia sama lo itu gak bagus, atau bahkan lo yang nggak sama sekali anggep dia ada." Seina mencoba menjelaskan dengan bahasa halusnya.

"Lo nggak tau hidup gue, jadi mending diem."

Seina yang mendengar hal itu langsung menutup rapat mulutnya. Matanya menatap Allard yang menaruh toples keatas meja, lalu berjalan keluar rumah. Gadis itu sedikit tertohok dengan ucapan Allard. Ya, dia tak tau apa-apa tentang cowok itu. Yang Seina tau hanyalah Allard yang menyebalkan, cuek, dan kadang gila. Selebihnya? Memang semua rahasia hidup harus dibeberkan?

Tapi memang benar, Aurel sering mendekatinya dengan celotehan tak jelas gadis itu. Kebanyakan hanya tentang Allard yang mencuekinya.

Suara grusak-grusuk dari luar membuat Seina mengalihkan tatapanya. Allard menghampirinya, dengan tubuh yang sudah terbalut jaket hitam milik cowok itu. "Gak jadi ke pantai," ujar Allard, tanganya menyambar kunci motornya yang terletak diatas meja.

"Kenapa?" Seina mendongak menatap Allard bingung, tapi cowok itu malah tampak tak peduli membuat Seina menunduk.

Allard tak menghiraukan ucapan Seina, cowok itu menunduk mengecup pipi Ares. Balita itu tertidur disofa, harusnya setelah Ares bangun mereka pergi ke pantai, tapi Allard mempunyai urusan yang lebih penting.

Seina mencekal tangan Allard saat cowok itu hendak pergi, "Lard, lo marah?" tanya Seina pelan.

Allard menunduk, melepaskan cekalan tangan Seina. "Gue ada urusan," ujar Allard datar pergi begitu saja.

***

"L-laardd.."

Mata Allard menajam, cowok itu berjalan maju. Tanpa aba-aba malah langsung menendang tubuh didepanya keras. "Maksud lo apa?" tanya Allard dingin.

Cowok itu terbatuk kala merasakan dadanya yang sesak terkena tendangan Allard. "Lard, bukan gitu!"

"Dia ganggu cewek gue anjing!!" teriaknya keras tak tahan, tapi malah tatapan tajam Allard yang dia dapat.

Our Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang