15 . deadly

6.1K 688 255
                                    

selamat anda kena preng,
kameranya ada di situ :D
cie yg udh hapus acosador
dari library tapi nengok lagi
"ada chap tambahan ga ya" xixi
ini the real last part♥

「⬛」note; ubah layar ke mode hitam yya ! jangan lupa video diatas diputar, untuk feel yang lebih

「⬛」note; ubah layar ke mode hitam yya ! jangan lupa video diatas diputar, untuk feel yang lebih ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

───────

Huang Renjun menatap layar komputernya, dimana menampilkan cctv tempat Jeno dan Jisung mencari keberadaan dirinya. Poker face sudah ia pasang sedari tadi, tanpa peduli rasa nyeri yang menggerayangi urat-urat nya.

"Mentang-mentang lagi kasmaran, jadi kamu kesini buat nemuin papa atau stalking ayangmu itu?"

"Ih, papa. Ketok pintu dulu." Renjun merengut karena sempat kaget dengan kedatangan ayahnya yang tiba-tiba. Nyaris permen lolinya tertelan.

Yuta berjalan ke arah anak angkatnya pelan, sembari mengamati layar yang anaknya tonton. Sesekali sepatunya menginjak polaroid yang berisi wajah Jeno.

"Kenapa papa harus ketok pintu kalau nanti ayangmu akan mendobrak pintunya?" keduanya pun tertawa, kedua orang yang sama sadisnya masih memiliki tawa hangat jika itu bersama keluarganya.

Asalkan keluarga itu tidak menghianati.

"Hah... padahal dulu papa mau ngajak balas dendam, eh. Kamu nya kepincut Jeno." tiba-tiba saja, Yuta mengajak Renjun untuk bernostalgia. Ya, untuk terakhir kali, mereka tidak punya banyak waktu untuk hal seperti ini sebelumnya.

Renjun mengalihkan pandangannya dari komputer. "Jeno nya ganteng pa." Ucap Renjun disertai cengiran.

"Yaudah, suka-suka kamu." dan pandangan Yuta teralih pada leher belakang anaknya yang terdapat bekas jahit yang urakan. Meski sudah sedikit teregenerasi, tapi Yuta tahu betul itu luka semacam apa. Matanya pun beralih lagi ke bagian lain saat Renjun mulai asik dengan layarnya. Jari Renjun一 ia sangat ingat bagaimana jari-jari Renjun terbentuk dengan lentiknya bak milik Winwin.

"Hm, bagaimana ya nak.."

"Apanya?"

"Kamu memang menyukai Jeno sih, tapi masa papa diam saja jika anaknya di lukai." Yuta tersenyum, dan itu sangat manis. Tak berbeda dengan Renjun yang kini membelalakkan matanya, diikuti seringai ceria dari bibir plumpy nya.

"Papa mau kasih Jeno surprise gitu?"

Tepukkan ringan di kepala menjadi jawaban, Renjun langsung bergegas mengikuti papanya yang keluar ruangan khusus Renjun yang sangat mengerikan itu.

──────────────

BLARRR

ACOSADOR¦NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang