Bagian 1

14.1K 455 181
                                    

Note : jika kalian merasa pernah membaca cerita serupa, itu mungkin kalian pernah baca cerita ini Facebook. Karena sebelumnya saya pernah mempublikasikan cerita ini di Facebook, tapi tentunya hanya beberapa bagian. Di sini saya akan menamatkan ceritanya insyaallah.
U

ntuk kalian yang mungkin udah pernah baca beberapa bagian, harap baca kembali karena ini sudah sedikit saya perbaiki

💎Happy reading💎


Bukan Lia namanya jika tak heboh di pagi hari. Lihat saja bagaimana suara lantangnya memecah sunyi di rumah yang tak terlalu megah itu. Teriakannya dari lantai atas mampu menusuk indera pendengaran Adrian yang sedang asyik menonton TV di lantai dasar. Anak itu benar-benar tak bisa tenang, membuat Adrian---lelaki yang dipanggil abang oleh Lia---itu sampai harus menutupi kupingnya karena tak tahan mendengar teriakan alay dari seorang Lia.

Gadis itu berteriak bukan karena tiba-tiba melihat kecoak seperti halnya perempuan kebanyakan. Tapi, alasan ia berteriak kali ini karena mendapat notifikasi dari laki-laki seumurannya, bisa dibilang Lia mengagumi sosok itu. Dari pesan singkat yang Han---lelaki yang Lia kagumi---kirimkan kepada Lia pagi itu membuat Lia mau tak mau menjerit kegirangan. Bagaimana tidak, pesan itu jelas-jelas mengatakan dengan jelas jika lelaki itu berniat menyatakan perasaanya kepada Lia besok di depan umum.

Han memang terkenal akan keberaniannya. Lia saja sampai dibuat tak percaya jika sosok itu benar-benar akan menyatakan perasaannya kepada Lia, di depan umum. Tentu pernyataan itu telah Lia tunggu-tunggu sejak lama. Jika saja Adrian tahu akan semua ini, bisa dipastikan ia akan mengurung Lia di rumah besok hari. Adrian tak pernah suka jika adiknya itu dekat dengan laki-laki asing.

"Dek! Keluar yuk!" Tiba-tiba suara yang sangat Lia hapal itu mampu mengalihkan fokus Lia dari ponsel di tangannya.

Banyak yang berpikir bahwa memiliki seorang kakak laki-laki itu nikmatnya luar biasa. Bagaimana senangnya saat ia menjaga adik perempuannya selayaknya ia menjaga harta paling berharga yang ia punya. Sosok yang seharus memang ditugaskan untuk menjaga adik perempuannya jika ada. Bagi seorang perempuan, kakak laki-laki memang seharusnya dijadikan sandaran ternyaman bukan?

Namun, itu semua tak pernah dirasakan oleh Lia, gadis itu tak pernah benar-benar merasakan bagaimana rasanya dijaga selayaknya benda berharga oleh kakak laki-lakinya. Gadis itu bahkan memiliki dua kakak laki-laki, tapi keduanya sama saja. Bukan, ini bukan tentang kisah pedih seorang adik perempuan yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kakaknya, tapi ini kisah tentang bagaimana gilanya kakak beradik itu dalam berinteraksi. Terutama antara Lia dan saudara pertamanya yang bernama Adrian.

"Enggak ah, Bang. Di luar panas!" balas Lia, tentu dengan berteriak.

"Gue hitung sampai sepuluh nih, kalau lo enggak ke bawah. Motor gue sita!"

Sumpah demi apa, Lia ingin tenang barang sejenak. Mentang-mentang orang tuanya jarang di rumah, Adrian bisa seenaknya mengancam Lia dengan motor yang tentu membuat Lia tak dapat menolak. Jika motor satu-satunya yang Lia punya itu disita, tentu Lia tak akan bisa ke mana-mana, dan kalau saja nanti waktunya ia kembali sekolah, tentu ia akan kesulitan pergi ke sekolah. Biar pun bisa saja Lia menyembunyikan kunci motornya dari Adrian, tapi tetap saja Adrian tak bisa dikecoh dengan semudah itu, ia punya banyak cara agar motor itu tetap berada di tempatnya.

"Iya ... iya." Pada akhirnya Lia memilih mengalah, daripada harus kehilangan hak atas motor yang sudah ia anggap sebagai adiknya.

☆☆☆

"Bang! Panas, nih. Beliin es krim napa!" pinta Lia sedikit berteriak karena posisi mereka yang sedang berada di atas motor. Anginnya terlalu kencang, sampai bibir Lia rasanya hampir copot.

Crazy Brother [Complete]Where stories live. Discover now