Devilish - 33

828 115 5
                                    

Lanny sedang melanjutkan rapat dengan beberapa panitia inti. Sambil memperhatikan ponselnya yang terus bergetar. Beberapa terus memperhatikannya karena ponselnya bergetar diatas meja membuat Lanny berdecak sebal. Rasanya ia ingin segera memblock nomor Zora dari ponselnya, anak itu benar-benar tidak tahu aturan.

"Siapa sih Lan?" tanya Mira penasaran membuat Lanny mengerjapkan matanya bingung.

"Hah, ga penting kok," ucap Lanny seadanya dan memutuskan memasukkan ponselnya ke dalam tas.

Mata Lanny memperhatikan sekitar dan menangkap sosok yang tak asing dimatanya. Ia melihat Sarah yang masuk dan naik ke lantai atas di mana ruang VVIP berada. Dari semua banyaknya tempat nongkrong, mengapa mereka harus bertemu. Mata mereka bertemu dan Lanny langsung mengalihkan perhatiannya pada rapat kembali.

"Berarti jungklak kita sedikit berubah ya?" tanya Kio yang mendengar beberapa panitia memberi saran perubahan dalam beberapa acara.

"Gimana kalau ice breaking ditambah juga, takutnya rundownnya ga sesuai sama acara atau sesi materi yang ternyata terlalu cepat selesai, malah nanti banyak waktu kosong, kayak zaman kita dulu akhirnya ga membaurkan malah banyak kelompok-kelompokkan gitu," ucap Beno membuat Kio setuju.

"Kalau gitu kamu cari ice breaking yang oke, besok kamu presentasi kan," ucap Kio sambil menjentikkan jarinya.

Beno menatap Kio kesal tapi Kio hanya mengedikkan bahunya santai. "Terus sie kesehatan listkan obat-obat penting yang harus ada, jangan lupa kita harus tahu penyakit-penyakit yang mereka derita takutnya kambuh pas acara, terus makanan juga pastikan kita tahu alergi-alergi mereka, apalagi ya, ada tambahan kira-kira dari kalian semua?" tanya Kio setelah mengucapkan kalimat panjangnya.

"Tidak ada ya?"

"Ok, udah kamu catat semua juga kan Lan?" tanya Kio menatap Lanny yang menatapnya kemudian segera menunduk dan menulis.

"Jadi rapat kita selesai ya kawan-kawan, kita harus semangat, jangan lupa besok rapat lagi ya, karena udah dekat jadi rapat kita makin intens!" seru Kio semangat. Semuanya berdiri setelah merapikan alat tulis mereka dan bubar dari sana. 

Lanny kembali mengambil ponselnya sambil memperhatikan pesan-pesan yang dikirim oleh Zora. Ia hanya tersenyum dan menggeleng geli. Kio mengerutkan keningnya penasaran.

"Kepo donk!" ucap Kio membuat Lanny menutup ponselnya.

"Zora," ucap Lanny seadannya.

"Mau pesan di cafe ga Lan?" tanya Mira yang sedari tadi memperhatikan menu. Lanny segera menatap harga makanan tersebut. Ia langsung menggeleng, bisa-bisa uangnya sebulan ini habis kurang dari seminggu.

"Gue mau, sama gue aja pesannya, si Lanny pasti ga mau kan pelit dia," ucap Beno langsung menarik Mira sedangkan Lanny tampak sebal mendengar ucapan Beno

"Gak laper?" tanya Kio bingung.

"Aku bawa bekal," Lanny mengeluarkan kotak bekalnya dan menunjukkannya pada Kio. Ia tersenyum menatap Lanny. Rasa-rasanya ia baru sadar Lanny sangatlah sederhana, jika dibanding panitia wanita yang lain. Yang lain saja memakai pakaian bermerek atau bahkan make up tebal. 

"Mau?" tawar Lanny pada Kio yang menatap minat padanya.

"Kalau habis ga tanggung jawab ya?"

"Kamu ganti pakai makanan di cafe ini lah!" seru Lanny cepat membuat Kio tertawa.

"Ya udah," ucap Kio santai.

"Hah?" 

"Ya udah, sini," Kio menarik bekal Lanny. Sedangkan Lanny mengerutkan keningnya bingung.

Devilish (END)Where stories live. Discover now