--Geminorum 39--

729 108 466
                                    

Malmingan? Dirumah aja? Sama, aku juga.
Yok gaje gajean yok!



Suami Atlet Renang
_____


Hari demi hari berlalu dengan baik, yah setidaknya baik bagi hubungan gantung antara Bryan dan Aurora. Tidak ada yang mempermasalahkan hubungan itu yang tak kunjung berganti status.

Ada yang bertanya apakah Bryan benar benar mencintai Aurora atau hanya sekedar nyaman? Maka jawabanya adalah Ya. Bryan benar mencintai Aurora.

Aneh memang karena Bryan sendiri masih tidak menyangka dengan perasaannya pada Aurora. Dulu dimana ia selalu marah jika Aurora mendekatinya, maka kini semuanya berbalik, ia akan marah jika Aurora tak berada di dekatnya.

Terkadang memang sulit di percaya. Bryan juga begitu, ia sudah memikirkan perasaannya ini berhari hari. Ia tak ingin Aurora menjauh karena ia sudah nyaman? Ya itu salah satunya, tapi semakin ke sini ia semakin menyadari ada sesuatu yang sebenarnya sudah ada sejak lama, hanya saja Bryan selalu mengabaikannya hingga terlihat seperti membenci. Percaya atau tidak, sebenarnya benci dan cinta itu sangat sulit dibedakan. Dan Bryan sudah membuktikannya.

Bryan baru saja sampai di apartemen tepat pukul dua belas malam. Laki laki itu habis dari tempat tongkrongannya.

Selepas menyangkutkan hoodie di tempat gantungan, Bryan langsung merebahkan dirinya di kasur.

Hari ini setelah mengantarkan Aurora ke rumah pulang dari sekolah,  ia sama sekali belum menghubungi gadis itu.

Jika dulu Aurora yang suka nge-spam Bryan, maka kini Bryan lah yang suka mengganggu Aurora. Laki laki itu akan sangat bawel dan cerewet, lebih lebih dari yang dulu Aurora lakukan padanya.

Jika Aurora hanya mengingatkan dengan kalimat serta emot senyum, maka Bryan memberinya emot dengan senyum yang ada lope lopenya. Bryan itu kalo udah bucin, bucin akut.

Berkali kali Bryan membolak balik tubuhnya mencari posisi enak, tapi tak juga bisa membuatnya mengantuk. Ia teringat Aurora, rasanya jika ia tidak dapat melihat wajah Aurora malam ini, maka ia tidak akan bisa tidur hingga esok hari.

"Telpon ah! Gangguin dia tidur," ucap Bryan yang di respon oleh keheningan serta bunyi 'nnngggg' dari AC.

laki laki itu meraih ponselnya lalu mendial nomor Aurora. Panggilan pertama tidak ada jawaban, tapi Bryan tidak putus asa ia terus mendial nomor tersebut hingga panggilan ke tujuh belas, seseorang dari seberang sana mengangkatnya.

"HAH? SAPE LO? GANGGU ORANG TIDUR AJA. ADA AKHLAK LO BEGITU? HAH? JAWAB GUE! GUE GEBUKIN TAU RASA LO YA! KESEL GUE! NGANTUK NIH! BISA NGGAK SIH NGGAK USAH NELPON TENGAH MALEM, GUE TAU GUE NGANGENIN, TAPI GA GINI JUGA DONG CARANYA. GUE UDAH PUNYA SUAMI, JANGAN GANGGU RUMAH TANGGA GUE! SUAMI GUE ATLET RENANG, BADANNYA KEKAR BISA BISA ENTAR LO DICEM--"

Orang yang masih setengah sadar karena dibangunin pas tidur itu bengong bengong, lah Aurora ngomel ngomel. Nyahut lagi kalo diajak bicara.

"BWAHAHAHA...." Bryan tertawa mendengar teriakan teriakan Aurora dari seberang sana. Ternyata begini ya rasanya menganggu Aurora tidur. Entah gadis itu sudah sadar sepenuhnya atau belum tapi dia masih bisa bisanya mengomel. "Ini suami kamu lho!" cetus Bryan asal.

Prescience (END)Where stories live. Discover now