2 Wanita Istimewa

397 84 231
                                    

Nah ini part gaje nih...
Aku rada susah juga buat ngetiknya gimana, tapi semoga aja paham 😂


Adena Maupun Athena

_____


Adena Quenzia Pandora

Aku anak terakhir dari tiga bersaudara, Kakak pertama itu perempuan bernama Elsie Galenka Pandora, dan Kakak kedua itu laki laki bernama Samuel Yeremia Pandora. Kak Elsie menikah dengan seorang aktor keturunan Tionghoa bermarga Shui, memiliki dua anak yaitu Abba Shui dan Abbie Shui (setahuku begitu). Sedangkan Kak Sam, ah..... aku tidak bisa menceritakannya.

Aku menikah dengan Albert memang atas perjodohan, aku tahu Albert tidak mencintaiku tapi aku senang pada akhirnya laki laki itu menerimaku walau tak sepenuhnya, karena sampai saat ini nama Athena itu tetap melekat disetiap inci pikiran dan hati Albert. Bagiku diakui dan diperlakukan dengan baik itu lebih dari cukup.

Ya walaupun aku pernah berkata bahwa cinta itu datang karena terbiasa. Namun yang sebenarnya...
Albert tidak mencintaiku sebanyak ia mencintai Athena, dan aku bisa memaklumi hal itu.

Tapi aku tidak terima ketika mengetahui kenyataan bahwa anakku, anak kandungku harus hidup menderita. Maksudku hidup dengan keadaan pas pasan, sedangkan aku merawat dengan baik anak dari suamiku sendiri dengan kekasihnya. Itu yang membuatku benar benar marah dan kesal.

Aku baru mengetahui ini ketika Athena itu meninggal dan Aurora tinggal bersama Ibu asuh. Aku ingin mengungkapkan kebenaran dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Tapi Albert memohon untuk merahasiakannya sampai waktu yang tepat. Kau tahu bagaimana rasanya, ketika kau dianggap sebagai ibu angkat oleh anak kandungmu sendiri? Itu sangat menyiksaku.

Entah kenapa setiap melihat anak Athena itu aku teringat bagaimana susahnya hidup anakku, sedangkan dia harus hidup dengan mewah bersama kami. Aku jadi sering marah dan suka emosi setiap melihat Blytha (Aurora yang selama ini kau panggil), sampai sampai aku membanding bandingkan mereka berdua, percayalah aku sama sekali tidak menginginkan hal itu terjadi, seperti mengalir begitu saja dalam diriku. Aku terbawa suasana dan susah untuk mengendalikannya. Aku minta maaf, jangan marah sama aku lagi yaa......

Dan aku menjadi egois jika menyangkut kehidupan anak kandungku, Aku ingin dia hidup lebih bahagia untuk menebus kehidupan masa lalunya. Aku ingin dia hidup bersama Bryan yang luar biasa. Aku sangat mengagumi anak temanku itu. Sehingga aku sangat berambisi untuk menjodohkan Aurora dan Bryan, tentu saja juga bersekongkol dengan Ajeng.
Tapi yah, akhirnya semuanya gagal.

Aku pikir setelah kehadiran Aurora anak kandungku, maka hidupku akan jauh lebih baik, tapi nyatanya tidak. Setiap hari aku menyangkal bahwa sejujurnya aku sangat menyayangi Blytha, dia yang selama ini aku jaga sepenuh hati, dan tiba tiba saja kenyataan menghampiri mengatakan bahwa Blytha bukan anak kandungku, itu membuatku tertekan, dan berakhir anak itu menjadi korban dari tak terkontrolnya emosiku.

Satu hari aku sadar, sebarapa kuat menyangkalnya pada akhirnya aku tetap menyayangi Blytha sepenuh hati.

Ketika itu adalah hari dimana hari kelulusan Aurora dan Blytha dari SMA, aku sama sekali tidak menyangka bahwa Blytha menembus peringkat tiga paralel dan mendapat beasiswa di Amerika. Sungguh aku tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi. Blytha membuktikan pada diriku bahwa dia bisa, dia bisa menjadi sosok seperti yang pernah aku banding bandingkan. Dia punya tekad yang kuat, aku mengakui hal itu.

Sebenarnya aku ingin ikut mengucapkan selamat dan merayakan keberhasilan gadis itu, tapi aku takut aku akan mengacaukan suasana hatinya, mengingat aku sudah sering memarahinya tanpa sebab yang pasti. Jujur saja, aku takut Blytha sangat membenciku tapi ternyata tidak, ia merindukanku seperti aku merindukannya.

Aku sering menangis di malam hari, mengingat banyak kesalahanku yang sudah menghancurkan hati Blytha, padahal gadis itu tidak salah apa apa. Aku merindukan gadis itu, aku sangat merindukannya.
Sampai suatu hari Aurora datang bertepatan ketika aku sedang memegang pigura foto kecil Blytha.

"Ma..." Aurora mendudukkan tubuhnya di sampingku. Kami bersama sama duduk di sofa ruang keluarga "Mama kangenkan sama Blytha? Aku juga kangen sama dia." Aurora menatapku dengan senyuman tipis. Gadis itu meraih tanganku dan mengusapnya.

"Blytha?" ulangku sedikit terkejut.

"Iya, Blytha. Aku tahu kok Ma apa yang terjadi sebenarnya." Aurora tersenyum. "Mama tahu? Aku sangat menyayangi Bunda Athena walau aku tahu dia bukan Ibu kandung aku, dan akan seperti itu sampai seterusnya." Aurora menatap langit langit ruang keluarga. "Dan Mama juga pasti begitu. Mama pasti sayang sama Blytha seperti anak kandung Mama sendiri."

"Ma, percaya deh sama aku. Semua akan baik baik saja jika kita berani, berani menghadapi kenyataan dan melaluinya dengan kebaikan. Mama butuh Blytha, dan Blytha juga butuh kasih sayang dari Mama. Mau ada aku atau tidak pun kenyataannya akan tetap sama, kalian akan selalu saling menyayangi. Udah jauhin Blytha nya ya Ma, dia nggak salah apa apa, justru karena sikap Mama dia jadi korbannya." Aurora menatapku dengan pandangan memohon. "Kami berdua sama sama anak Mama. Mau bagaimana kenyataannya Kami sama sama anak Mama dan juga anak Bunda Athena."

Sejak hari itu, aku benar benar ingin bertemu Blytha dan memeluk gadis itu seperti dulu. Namun sayang, Blytha tidak ada di rumah ini, ia berada di Amerika untuk melanjutkan kuliahnya. Setiap kali aku merindukan gadis itu, aku ingin menghubunginya tapi aku takut Blytha sangat membenciku.

Ketika hari kelulusan Blytha, sebenarnya aku ingin ikut menghadiri wisuda gadis itu. Namun lagi lagi aku takut akan mengacaukan suasana bahagia, sehingga aku memutuskan untuk membatalkannya.

Dan saat hari kepulangan Blytha dan Bryan, aku juga ingin menjemput gadis itu, tapi lagi dan lagi harus batal karena aku membantu persiapan pelantikan Bryan sebagai CEO.

Sebenarnya masih banyak yang ingin kusampaikan di part ini, tapi tidak akan kulakukan. Cukup aku saja yang mengingat kejadian kejadian itu.
Ya terpenting kalian harus tahu bahwa aku sangat menyayangi kedua anakku, Aurora maupun Blytha. Cukup karena keegoisanku di masa lalu yang mengakibatkan kerenggangan hubungan antara Ibu dan Anak, untuk ke depannya tidak akan lagi. Karena mereka dua anak hebat yang pernah aku temui.

Dan teruntuk anak kandungku Aurora,
Aku bahagia sudah melahirkanmu ke dunia, walau waktu kebersamaan kita tak sebanyak umur yang kau lewati.
Karena Tuhan yang memberi, Tuhan pula yang memanggil.
Selamat jalan, Anakku.
Tuhan begitu mencintaimu,
Pulanglah dengan damai....

_____

Athena

Tidak banyak yang dapat kuucap. Ya terpenting kalian harus tahu bahwa kita punya keinginan tapi Tuhan punya kenyataan.
Mau apa pun hal itu, lakukanlah yang terbaik. Selepas itu, apa pun yang terjadi memang begitulah yang terbaik untukmu.

_____

--Say GoodBye--








Gimana, paham?
Sampai disini masih ada yang membingungkan?
Kalo ada komen disini yaa!!!

SATU KATA UNTUK :

Blytha Athena (The Real)

Aurora Belvania Allen (The Real)

Bryan Archelaus Adams

Albert Polluxius Allen

Gilbert Castorus Allen

Adena Quenzia Pandora

Ajeng

Alden Bailey

Gavin Abraham

Revino Callan

Nicholas Wildane

Kimberly Lashon

Pricilla Qeshaun

Zuyu Azuya

Nara

Bunda Athena

Athena's Author

Dan Aku

Prescience (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang