Bagian 11 : Sebuah Paksaan

215 152 54
                                    

Haiii, aku balik lagii nih hihihi. Maaf ya lamaa ga update karena lagi sibuk banget sama kuliahh😭

Yuk langsung aja bacaa❤

Btw, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalan yaa❤❤

*****

"KAK ALVA, AWAS!!!"

Suara teriakan dari arah luar membuat Alvaro terkejut dan otomatis mengalihkan pandangannya ke suara itu. Gadis yang berteriak tadi adalah Ara. Tiba-tiba Ara berlari ke arah Alvaro. Alvaro sangat terkejut dibuatnya. Ara mendorong tubuh Alvaro hingga ambruk ke lantai. Bersamaan dengan itu, suara kursi jatuh menggema di gudang itu.

Kursi yang sudah Alvaro tumpuk tadi ada yang tak seimbang sehingga menyebabkan kursi itu roboh.

Tubuh Ara ikut jatuh-- tepat diatas Alvaro. Ara menindih tubuh Alvaro, namun ia belum sadar sepenuhnya karena matanya ia tutup. Ara cukup takut jika kursi tadi mengenai tubuhnya.

Tak lama kemudian, Ara mulai membuka matanya. Ara sangat terkejut karena wajahnya sangat dekat dengan Alvaro. Sementara Alvaro memamerkan senyum smirk nya pada Ara yang membuat Ara bergidik ngeri.

Ara langsung bangkit dari posisinya. Ia berdiri, namun Ara sama sekali tak mau menatap Alvaro. Ara malu karena kejadian ini. Sangat malu.

"Kenapa? Malu, hm?" tanya Alvaro yang membuat Ara semakin deg-degan karena mendengar suara cowok itu.

"Apaan sih kak? Gue cuma mau nolongin lo ya! Jangan ge-er!" balas Ara sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Lawan bicaranya tuh disini! Ngapain lihat ke arah lain?" sindir Alvaro karena Ara masih saja tak berani menatap ke arah cowok itu. "Gue tau lo pasti sambil cari kesempatan kan tadi? Peluk-peluk gue kaya gitu sampe nggak mau buka mata!" goda Alvaro sembari terkekeh geli.

Ara membulatkan matanya, tanpa sadar pun kini ia sudah berani menatap Alvaro. "Kakak kenapa ge-er banget sih! Coba tadi gue gak tolongin pasti udah puyeng tuh kepala!" ujar Ara sinis.

Alvaro menganggukkan kepalanya, "Iya iya. Makasih loh karena udah nolongin gue!" ujar Alvaro tulus. Ara kembali menatap Alvaro, baru kali ini ia mendengar ucapan terima kasih keluar dari mulut cowok itu. "Ya meskipun nolongnya sambil modus mau peluk gue!" lanjut Alvaro, tawanya kembali terdengar karena melihat ekspresi Ara yang sangat sebal dengan tingkah Alvaro.

"Nyesel gue nolongin kakak!" kata Ara. Kemudian ia melangkahkan kakinya menjauhi Alvaro dan hendak kembali ke kelasnya, namun pergelangan tangan Ara ditahan oleh Alvaro yang membuat Ara kembali menoleh pada cowok itu.

"Mau kemana sih? Buru-buru amat!" kata Alvaro.

"Balik kelas lah!"

"Temenin gue dulu disini!"

Ara memutar bola matanya malas, "Hellow!! Ini masih jam pelajaran ya kak! Nanti gue jadi ikutan kena hukuman kaya lo lagi!"

"Bagus dong kalo lo juga kena hukuman. Nanti jalanin hukumannya bareng sama gue."

Ara tertawa meremehkan, "Jalanin hukuman bareng sama lo? Lebih baik gue milih hukuman lain yang gak ada lo nya!"

"Gak usah sok gak suka gitu lah. Lo pasti juga suka kalo sama gue. Coba gak ada gue, hidup lo pasti masih datar-datar aja. Belajar terus kagak ada main-mainnya!"

"Maksud lo?"

Tiba-tiba suara dering ponsel membuat Alvaro merogoh ponsel yang ada di saku celana abu-abunya. Alvaro menatap Ara sebentar. "Lo disini dulu! Jangan kemana-mana atau gue kasih hukuman sama lo nanti!" peringat Alvaro.

(ALMOST) PERFECT [Completed]Where stories live. Discover now