Bagian 55 : Peri Cintaku

37 5 0
                                    

5 bulan berlalu...

University of Oxford

Dear Giordano,

Congratulations! You were accepted to the undergraduate program of economics and management in University of Oxford.

Tangan Alvaro gemetar setelah membaca surat yang baru saja ia terima.

Alvaro masih tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Bahkan ia menepuk pipi kanan dan kirinya secara bergantian untuk memastikan bahwa ini bukan hanya sekedar mimpi.

"Alvaro? Kamu diterima?" tanya Viana dengan nada terharu. Bahkan air mata wanita paruh baya itu menetes. Viana menangis bahagia. "Selamat Sayang!" ujar Viana lalu memeluk Alvaro dengan erat.

"Alva lagi mimpi ya, Ma, Pa?" Alvaro masih saja tak percaya dengan apa yang telah ia baca sendiri. Alvaro menatap kedua orang tuanya secara bergantian.

Rama tersenyum, "Enggak, Alva. Ini kenyataan. Papa tau kamu anak yang hebat. Kamu pasti bisa masuk kesana."

Alvaro ikut meneteskan air matanya. Sebenarnya ada rasa senang dan juga sedih dalam dirinya. Alvaro bahkan tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri mengingat ia sering bolos waktu pelajaran. Namun ternyata ia bisa masuk ke Oxford. Impiannya tercapai untuk kuliah disana. Namun Alvaro juga sedih karena itu artinya ia akan meninggalkan Indonesia-- tanah kelahirannya.

Viana melepaskan pelukannya, "Mama bangga sama kamu!"

Alvaro tersenyum, ia menghapus sisa air mata yang masih membasahi pipinya, "Makasih, Ma, Pa." ujarnya.

*****

"Wah gila?! Seriusan lo diterima Oxford? Bukan maen!" seru Andra girang saat Alvaro mengabarkan bahwa dirinya akan melanjutkan studi di Inggris itu.

"Selamat, Al. Lo emang hebat! Cuma dulu banyak bandelnya aja!" ujar Marcel tertawa renyah.

"Brengsek lo!" Alvaro ikut tertawa.

"Congrats, brader! Impian lo sejak SMP beneran terkabul ternyata!" kata Rafka yang ikut senang dengan kabar itu.

"Selamat, Al!" ujar Melvin.

"Congrats, bro! Doain gue cepet dapet kampus juga!" ujar Edgar.

"Thanks guys. Gue selalu doain yang terbaik buat lo semua!" ujar Alvaro.

Saat ini keenam cowok itu tengah berada di warung Bu San. Warung langganan mereka. Setelah ini mereka lulus dan tidak ada lagi waktu berkunjung ke tempat ini. Apalagi Alvaro yang akan pindah ke luar negeri.

"Kalo lo ke luar negeri, kita nggak bisa main bareng lagi dong!" ujar Andra tiba-tiba sedih.

"Ya kan masih ada gue! Nggak lo anggap?" tanya Rafka sembari menoyor kepala Andra.

"Maksud gue nggak bisa lengkap!"

Alvaro ikut sedih mendengarnya. Benar, ia akan meninggalkan semuanya di Indonesia. Rumah, keluarga, teman-teman terbaiknya, dan segala yang ada di Indonesia. Alvaro juga pasti akan merasakan kerinduan yang mendalam di negara ini. Tempat kelahirannya tidak akan tergantikan oleh tempat lain sekalipun tempat itu lebih baik.

"Kita masih bisa berhubungan lewat skype kalo kalian ada waktu." ujar Alvaro memberikan ide.

"Jadi, kapan lo bakal berangkat ke Inggris?" tanya Edgar.

Alvaro terdiam sebentar, "Ehm, belum tau juga sih. Mungkin sekitar 1-2 bulan lagi."

"Hah?! Cepet amat bro?" tanya Marcel terkejut.

(ALMOST) PERFECT [Completed]Where stories live. Discover now