Bagian 24 : Bolos

93 41 67
                                    

Rooftop adalah tempat tujuan Alvaro saat ini. Cowok itu memang menyukai tempat itu di sekolah ini. Dan sekarang ia tengah bersama kekasih barunya-- Ara. Memang sih tindakan yang dilakukannya ini melanggar peraturan sekolah karena berada di rooftop saat jam pelajaran berlangsung. Namun Alvaro tak peduli, saat ini yang ada di pikirannya adalah menghabiskan waktu bersama Ara.

Ara sedari tadi masih menyimpan banyak pertanyaan di otaknya. Alvaro memanggilnya di kelas dan meminta izin kepada guru karena Bu Dira memanggilnya. Tetapi mereka berdua sekarang malah berada di rooftop sekolah yang sedang sepi saat ini.

Alvaro duduk di atas aspal rooftop. Kemudian ia menoleh ke sebelah kiri yang disana Ara masih berdiri dan melihat kondisi sekitar rooftop. Alvaro sangat mengerti jika gadisnya itu tengah cemas saat ini.

Alvaro tertawa kecil, "Ra, sini duduk!" titahnya sembari menepuk aspal yang ada disebelahnya.

Ara berdecak, "Kak, ngapain sih kesini? Ini tuh masih jam pelajaran!"

"Bolos sehari nggak bakal kenapa-kenapa, Ra. Santai aja lah nggak usah panik gitu. Kan ada aku," ujar Alvaro sembari mengedipkan sebelah matanya genit.

Ara bergidik ngeri, "Mirip om-om genit!" ledeknya.

Alvaro melotot ke arah Ara karena ucapan gadis itu yang berani mengatainya seperti om-om. Alvaro langsung berdiri dan bersiap untuk memberi Ara hukuman.

Alvaro langsung meluncurkan aksinya yaitu menggelitiki Ara dan membuat gadis itu banyak gerak karena ingin menghindari serangan Alvaro.

Tubuh Ara yang lebih kecil dari Alvaro membuat gadis itu susah menghindari Alvaro. Alvaro terus menggoda gadisnya, kedua tangan cowok itu melingkar di perut Ara dengan sempurna. Alvaro mengunci tangannya disana hingga Ara tidak bisa bergerak lagi.

Ara terkejut karena ia baru sadar jarak antara tubuhnya dengan tubuh Alvaro begitu dekat. Alvaro memperhatikan mata Ara lekat yang membuat jantung Ara berdegup tak karuan. Sementara tangan Alvaro masih setia melingkar di tubuh kecil Ara.

"K-kak..." lirih Ara karena ia merasa wajah Alvaro semakin mendekat ke wajahnya.

"I love you, Ra," ujar Alvaro tulus.

Siapapun tolong Ara, selamatkan Ara sekarang juga karena Ara mau pingsan!

"Kok nggak dibalas?" tanya Alvaro karena tak kunjung mendapatkan jawaban yang ia mau dari mulut Ara.

"Kan ini bukan lagi chatting-an," balas Ara yang kelewat polos.

Alvaro baru ingat jika ia mempunyai kekasih yang sangat polos dan juga menggemaskan seperti Ara. Saking gemasnya Alvaro ingin menculik gadis itu dan membawanya ke tempat dimana hanya ada ia dan Ara disana. Alvaro juga ingin sekali menghentikan waktu seperti ini di dalam hidupnya, waktu dimana ia merasa tenang, nyaman, bahagia, dan merasa dicintai.

"Kalo nggak jawab, aku nggak bakal lepasin kamu!" kata Alvaro memperingati.

Bukannya Ara takut akan ancaman Alvaro, ia malah tersenyum meremehkan Alvaro yang membuat cowok itu bingung.

Tiba-tiba Ara menabrakkan tubuhnya ke tubuh Alvaro dan membuat jarak diantara mereka terhapuskan dalam sekejap. Alvaro yang menerima perilaku Ara pun bingung karena ini benar-benar diluar dugaannya.

"Aku juga nggak mau dilepasin. Mau peluk aja!" ujar Ara manja. Ara malah mengeratkan pelukannya pada Alvaro, meletakkan kepalanya tepat di dada bidang Alvaro dan mendengarkan detak jantung Alvaro yang bisa membuatnya tenang.

Alvaro tersenyum senang menerima pelukan Ara. Alvaro pun membalas pelukan itu dengan erat pula seolah sekolah ini hanya milik mereka berdua.

"Nakal juga ya kamu!" bisik Alvaro di telinga Ara. Ara hanya tersenyum mendengarnya. Ia masih mencari kehangatan saat memeluk Alvaro.

(ALMOST) PERFECT [Completed]Where stories live. Discover now