6

32 6 0
                                    

Seperti biasa, di saat jam kosong selalu ada dua tom dan jerry versi manusia yang kejar-kejaran di XII IPA 5. Entah berebut pulpen, berebut permen, atau berebut nomor cewek. Intinya selalu rebutan. Pantas jomlo.

Seluruh penghuni IPA 5 tentu sudah tidak heran dengan hal itu. Tapi masalahnya, sekarang ini bukan hanya Juki dan Jeno yang rusuh, tapi hampir seluruh kaum adam kelas ini. Ingin melarikan diri ke luar kelas, guru BK sedang berjaga di kelas XII IPA 1 yang tentunya tidak jauh dari kelas mereka. Oke, terkurung dengan belasan monyet, eh maksudnya cowok-cowok yang sedang bertingkah seperti monyet ini satu-satunya.

Ada yang bergelantungan di ventilasi, ada yang nonton layar laptop, ada yang kejar-kejaran, ada yang caper sama cewek, ada yang main game di ponsel, dan banyak lagi. Intinya mereka sangat sangat berisik dan hebatnya lagi tidak ada yang belajar. Bukan tidak pernah ditegur guru, beberapa guru telah memarahi mereka, namun pada dasarnya tidak bisa diam, ya sepergian guru itu kelas kembali seperti kebun binatang. Ah, hutan tepatnya.

"Ze bantuin streaming mv baru bias gue ayo! Biasanya lo suka nontonin," ucap Wanda dengan senyum manis yang hanya keluar kalau ada maunya.

"Mau sih, tapi kali ini bayar."

"Dih, gaya lo kayak udah jatuh miskin anjir gitu doang dibayar."

"Minta bantuan tuh cuma tiga kali, kalau lebih dari itu, ya tau diri lah seenggaknya kasih uang seblak gitu," tutur Zea bergurau namun sok serius. Ya kali dia minta bayaran pada temannya hanya karena menyuruh nonton cowok ganteng.

"Kawan bukan?"

"Bukan, semalem lo udah gue unfriend."

"Oke fine! Awas aja lo minta temenin ke toilet sama gue lagi, ogah ga gue temenin!"

"Temen gue lo doang gitu? Masih ada Khansa sama Vanka kali wlee," Zea menjulurkan lidahnya mengejek.

"Mana ada mereka yang mau temenin lo ke toilet? Makhluk mageran gitu lo harapin."

"Lo berdua berisik banget bahas mv doang merembet kemana-mana," sela Vanka yang terusik sedang stalk mantannya. Iya, masa tadi pagi Vanka melihat mantannya sudah berangkat bareng adik kelas. Enak aja dia duluan jadian. Tidak boleh terjadi! Pantang hukumnya.

"Si Zea nih disuruh nontonin cogan aja minta bayaran. Pelit banget sumpah ga temen lagi kita."

"Lah kan gue bilang dari semalem lo udah gue unfriend."

"Zea ihh! Sebentar aja ayolah ..." rayu Wanda semakin gencar. Pokoknya sampai Zea mau!

"Iya iya nih ambil aja hp gue lo tonton sendiri, gue nonton kalo lagi butuh cuci mata aja," ucap Zea sembari menyerahkan ponselnya kepada Wanda. Cewek itu tentu bersorak kegirangan menerima ponsel Zea. Bukan hanya milik Zea, milik Khansa sudah lebih dulu berada di tangan Wanda.

***

"Senangnya oh senangnya, bila kelas jam kosong. Valid no debat no kecot jamkos lebih seru dari libur panjang!" seru Juki heboh sembari mengantungi pulpen yang berhasil ia menangkan dari Jeno.

"Cie Reni sama Gilang ciee!" seru Juki heboh saat mendapati Reni yang sedang berusaha merebut kotak pensilnya dari Gilang. Gilang tetap mengangkat tinggi kotak pensil Reni, bahkan meletakkannya ke atas ventilasi. Jiwa cie-cie Juki semakin meronta-ronta. "Cieee ihiyy ada yang mau jadian nih! Aduh aduh cinlok ditunggu ya debaynya!"

"Heh pinter! Debay debay." Jeno mendorong pelan kepala Juki. Otak cowok itu benar-benar butuh dibengkel.

"Cie Jeno cemburu cie ..." Kan kan kan. Otak Juki memang kurang seperempat. Jualan otak di mana sih? Atau ada yang mau bersedia memberikan akal dan pikiran ke Juki? Kasihan dia, mana masih muda.

Never Started (Complete)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora