17

13 3 0
                                    

"Ze demi gue seneng banget duduk sama Rafa! Gila gila memang jodoh sih ini fix."

Ya. Malam ini Vanka langsung nyerocos tanpa henti mengungkapkan kebahagiaannya karena duduk bersama Rafa. Hubungan keduanya terus membaik, Zea yakin, sebentar lagi kedua remaja itu akan terikat suatu hubungan.

Seselesainya curhatan Vanka, gantian Khansa yang menelepon Zea dan mengungkapkan kecemburuannya.

"Ze kok lo sih yang duduk sama Alarikh?! Iya temen duduk gue sih Wanda, masih enak. Tapi kan kalau tukeran sama lo lebih enak ... Mana enggak boleh tukeran lagi! Awas lo ya Ze, kalau rebut Alarikh dari gue."

Andai Khansa tahu, Zea sudah lebih dulu menyukai Alarikh, bahkan sebelum dia tahu kalau temannya itu menyukai orang yang sama juga. "Hm," balas Zea sekenanya.

"Gue cemburu tau Ze sama lo. Nanti kalian pasti lebih sering ngobrol, becandaan, gitu gitu."

Di seberang, Zea tersenyum tipis. Tiap kalimat yang Khansa ucapkan saat ini hanya membuat Zea semakin bimbang sekaligus sakit. Dia tidak pernah berniat untuk menyakiti hati Khansa. Tapi perasaannya pada Alarikh juga tidak bisa dipungkiri kalau dia belum melupakan cowok itu sedikit pun. Zea butuh waktu, tapi kenapa semesta tidak memberinya ruang? Kenapa malah mendekatkan mereka?!

"Eh Ze, atau lo comblangin aja tuh gue sama Alarikh, hehehe," kekeh Khansa membuat Zea semakin diam. Bisakah dia begitu? Padahal dia juga menyukai Alarikh dan kemungkinan Alarikh menyukainya lebih besar dari menyukai Khansa.

"Ze kok lo diam aja? Udah udah gue enggak serius kok minta dicomblangin."

Cukup. Maaf Khansa, untuk malam ini sudah cukup Zea mendengarkan. Dia ingin istirahat saja, berhenti memikirkan perasaan Khansa dan mencoba tenang.

Suara dengkuran halus yang dibuat Zea berhasil mengelabui Khansa. Cewek itu lantas berujar sebal dan mematikan sambungan, "IH ZE KOK LO TIDUR SIH?! GUE KAN MASIH PENGEN CURHAT, DAH LAH GUE PECAT LO DARI SAHABAT GUE BYE!"

Tutt.

Zea menatap kosong layar ponselnya, lantas meletakkan benda pipih itu jauh-jauh. "Tidur Ze, lo butuh istirahatin hati sama pikiran lo."

Ini semua sebab Keenan Alarikh pokoknya. Iya, salah cowok itu, titik enggak pakai koma tanda seru tiga.

***

"

Pagi Zea ..." pemilik nama akhiran Alarikh itu melenggang santai menuju tempat duduknya yang persis di samping Zea. Ah, nikmatnya dunia.

"Zea doang? Guenya enggak?" celetuk Vanka yang saat ini sedang duduk di depan Zea. Biasalah, urusan cewek dan Alarikh tidak berminat untuk tahu.

"Enggak, nanti dimarah Rafa," canda Alarikh yang masih ingat dengan jelas kalau Vanka dan Rafa diam-diam sedang pendekatan. Sontak, mata cewek itu melebar dan dengan senang hati memukul Alarikh.

"Lo diem bisa enggak?!" gertak Vanka tanpa membuka mulutnya dan bersuara pelan. Beruntung belum ramai di dalam kelas.

"Ampun yang kemaren habis jalan-jalan sama gebetannya. Eh, gebetan apa udah sah Jen?!" Entah dari mana datangnya, kedua makhluk bernama Juki dan Jeno itu telah berdiri di sisi kanan dan kiri Vanka. Membuat Alarikh tertawa puas melihat ekspresi pias cewek itu.

"Belum dijedor sih keliatannya, mau kita bantuin enggak Pan?" sahut Jeno sama menyebalkannya di telinga Vanka.

"KALIAN BISA DIEM ENGGAK SIH?! FITNAH DOSA TAU!"

"Kan bukan fitnah mba Jopan yang paling cantik aduhai baik hati apalagi kalau berbagi bekal baiknya beuhh." Jeno melantur yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Vanka.

"Lo kemaren jalan sama Rafa, Van? Kok semalem enggak diceritain sama gue?" tanya Zea membuat Alarikh langsung menoleh dan tersenyum lebar. Masih seperti mimpi rasanya bisa duduk berdampingan dengan Zea seperti ini, ya walaupun di kursi yang terpisah. Nanti soon duduk di kursi pelaminan. Aminin enggak?! Cepetan!

Vanka menghembuskan napas kasar, lantas menepis kedua tangan di pundaknya, tangan siapa lagi kalau bukan milik Juki dan Jeno. "Tadi baru mau gue ceritain, kalau lewat telepon tuh feel-nya beda Ze. Tapi nih tikus got tiga udah bocorin duluan kayak ember pecah. Awas lo bertiga ya sampai bocor lagi!" peringatnya dengan telunjuk yang bergilir menunjuk ketiga cowok itu. Iya, kemarin dia dari menemani Rafa beli kado ulang tahun adiknya, dan yang sial, malah bertemu Alarikh, Juki, dan Jeno di parkiran.

"Siap bu bos!" Ketiganya serempak memberi hormat bak pada komandan. Membuat Zea mengira-ngira sedekat apa mereka berempat.

"Tapi bagi duit jajan ya Pan?" ujar Jeno setelah menurunkan tangannya.

"Lo pikir gue emak lo?" sinis Vanka. Enak saja minta minta duit. Dompet Vanka lagi kering sekering-keringnya. Isinya cuma SIM, STNK, dan KTP. Duitnya? Dikit!

"Ya udah, fotonya kemarin masih ada Jen?" Juki ikut memanas-manasi.

Panik, Vanka pun merengek kesal. "Kalian ih! Katanya temen, masa jaga rahasia gitu aja enggak bisa? Nanti dia illfeel sama gue gimana? Jangan ya? Ya?"

"Siapa bilang kita temen?" sarkas Juki dengan wajah seolah tanpa ampun pada Vanka.

"Lo aja enggak pernah mau anggap kita temen. Giliran gini lo bilang temen? Kamu pikir aku apa mas!" Jeno ikut menyahuti, tapi malah dijitak Juki.

"Lagi serius woy! Ya elah, nilai seni budaya lo jelek, nih."

"Gue comblangin sama cewek aja, mau?" Vanka memberikan penawaran cukup menarik. Tapi Juki dan Jeno lebih tertarik pada uang.

"Duit dulu, baru cewek!" cetus Jeno sok bijak.

Sedangkan Juki yang muak melihat Alarikh terus senyum-senyum sembari melirik-lirik Zea berucap, "Boleh, tapi sama Zea aja."

Mata Alarikh melotot, seperti hendak keluar dari tempatnya. Melihatnya, Juki dan Jeno merasa puas dan melakukan tos diam-diam. Salah siapa bucin terus. Mana bucinnya sendiri lagi, kasian.

"Zea? Janganlah! Enggak rela gue nyerahin temen gue," seru Vanka tidak terima. Membuat Alarikh diam-diam tersenyum senang.

"Ya udah, sebarin nih."

"Ya jangan!" Merasa tidak ada pilihan, Vanka menatap Zea penuh harap. Ya walaupun dia yakin sejuta persen Zea akan menolak.

"Apa?" ketus Zea melihat tatapan mencurigakan Vanka.

"Mau Ze?" pinta Vanka dengan cengiran tidak enaknya.

"Gue lempar sepatu lo mau?!"

Bukan. Bukan Zea yang berucap begitu, melainkan Alarikh.

Aduh.

(((-)))

Hehehehee update malem ini aja ah, kalo besok pasti bakal lupa lagi:")

Oke, good night💐

One n Only Byun Baekhyun's Girl❤

Never Started (Complete)Where stories live. Discover now