45 : Perfect Couple

3.7K 119 13
                                    

Pagi sudah tiba, kini Alfino juga sudah berangkat kesokolah, tinggallah Kanaya, Dian, dan Diana dirumah sakit. Rasanya Kanaya iri dengan Alfino, dia ingin sekolah.

Akibat tidur terlalu ralut membuat Diana dan Dian masih terlelap, hanya ada Kanaya dan sikembar yang sudah bangun, sesekali Kanaya gemas ingin memyubit pipi sikembar. Namun ia takut kalau nanti mereka menangis, bisa kewalahan dirinya.

"Anak bunda, cantik dan ganteng, besok mau jadi apa nih?"

Kanaya tertawa kecil tatkala Gemini dan Leo tersenyum, senyum Gemini sangatlah menawan seperti Alfino, sedangkan senyuman Leo sangat manis seperti senyuman Kanaya.

~000~

"Hai Aska."

Aska menoleh tatkala ada dua orang gadis yang memanggilnya. Dahinya memgkerut pertanda heran dengan dua gadis itu, mengapa mereka menampilkan senyuman manis?

"Kania, Bella?"

Kania dan Bella saling melempar pandang, seperti ada aluran listrik diantara sorot mata mereka, melambangkan persaingan yang sangat ketat.

Jika kalian ingin tau, Bella adalah teman sekelas Aska, gadis itu juga sama-sama cabe seperti Kania, bedanya, Kania sudah inshaf.

"Aska!!" teriak Bella lagi.

Aska mengacak-ngacak rambutnya frustasi, ia sangat lelah dengan perlakuan Bella yang selalu mengganggunya, dia sangat muak.

Kania menatap sendu Bella yang mulai mendekati Aska dengan tangan yang membawa sebuah kotak makan, yang jelas, kotak makan itu berisi makanan.

Kania berbalik arah, namun tiba-tiba ada tangan yang mencekal pergelangan tangannya. Dia membalikkan tubuh, rambut panjangnya melambai dan mengenai wajah orang itu.

"Hah! Aska! Maaf, aku nggak sengaja." Kania meringis ketika Aska mengucek matanya, pasti rambutnya tadi mengenai mata Aska dan menimbulkan rasa gatal disana.

"No What-What." Aska berucap sembari terkekeh paksa, jika dia sedang tidak berada didepan seorang gadis, pasti dia akan meneteskan air mata akibat perihnya mata.

Bella menatap Kania sinis, dia tidak pernah berjumpa dengan Kania, dan saat pertemuan pertama kali ini, dia hatus dihadapi rasa sebal karena Aska mengabaikan makanannya serta dirinya, benar-benar sangat sebal.

"Jangan dikucek matanya, entar merah, yuk gue bantu buat ke UKS, habis itu dikasih tetes mata." Kania tersenyum, dengan ragu ia menggandeng tangan Aska. Ada rasa takut sebenarnya, mengingat betapa juteknya Aska kemarin malam.

Kini mereka berdua sudah berada di UKS, Kania segera mengambil kotak obat dan mencari tetes mata untuk Aska, sesegera mungkin ia harus mengobati pria itu.

~°°°°~

Dilain sisi, ada Lala dan Wendy yang kini tengah bermesraan dikoridor sekolah yang dipenuhi oleh para siswa dan siswi. Sepertinya wajah mereka ada dua. Nyatanya, tidak tersirat rasa malu satu pun.

"Wen."

"Hm?"

"Kok nggak romantis sih? Kenapa nggak kaya Alfino sama Kanaya yang romantis banget gitu?" tanya Lala yang memberenggut. Walaupun mereka berdua sudah berpacaran, namun Wendy masih bersikap biasa layaknya sahabat karib.

Dear Alfino (END) Where stories live. Discover now