O2.

560 94 20
                                    

Taehyun masih tertidur diranjang kesayangannya, ia pun terbangun saat merasa ada yang datang.

"Beomgyu? ini beneran kamu?" Taehyun langsung memeluknya cepat tanpa ada balasan.

"tolong berhenti Taehyun, untuk diriku. Atau aku akan pergi selamanya dari hidupmu."

Taehyun melepaskan pelukannya dan langsung bertatap mata dengan Beomgyu, "maaf Gyu, aku tau kamu pasti marah. Tapi semalam aku gajadi lakuin hal itu kok, percaya deh. Dan malah Ningning yang laksanain."

Beomgyu menaruh tangannya di bahu Taehyun, "kalau kamu masih kayak gini terus, kayaknya aku gabisa bertahan buat kamu lagi. Lebih baik aku pergi untuk selamanya."

Taehyun menangis. Iya, perkataan Beomgyu berhasil membuatnya mengalirkan cairan bening di pipinya itu. Entah kenapa baginya kata pergi sangat membuatnya trauma berkepanjangan.

"t-tapi–"

Beomgyu tersenyum tipis, lalu pergi meninggalkan Taehyun dikamarnya seorang diri.

* * *

"oy, kenapa lo?"

"gapapa, gue sedikit pusing aja."

"makan gih, terus minum obat."

"ga perlu, makasih." Taehyun mengusap wajahnya kasar, lalu menunduk sambil menutup matanya.

Soobin hanya memutarkan bola matanya saja, sudah jengah dirinya melihat kawannya seperti ini terus.

"udah sih, nih ambil. Sebat dulu mendingan." Yeonjun langsung melemparkan sebungkus rokok kepada Taehyun, dan dia pun mengambilnya.

Sebatang rokok pun dihisap oleh dirinya, dan kepulan asap mulai keluar dari mulutnya.

"btw thanks ya, kalo gitu gue mau jalan bentar nyari udara."

"–tuh kebetulan, apalagi ada si beban. Mending cabut dulu ah."

Hueningkai yang baru saja datang, tidak mengerti apa - apa pun kena oleh Taehyun, "ye bangsat, gue baru juga muncul."

Taehyun tertawa sangat renyah dan langsung pergi keluar meninggalkan mereka bertiga.

Dirinya tengah bimbang saat ini, tidak memperhatikan sekitar. Hanya mengikuti insting nya saja ingin pergi kemana, biarlah langkah demi langkahnya diterpa semilir angin yang terasa hampa layaknya hati ia saat ini.

Berjalan sendirian, hanya ditemani bayangan. Tidak ada yang tau perasaannya saat ini, selain dirinya. Kejadian itu terus menghantui, apa iya Taehyun harus mmenuruti perkataan Beomgyu?

Apakah dia perlu membalaskan dendam nya untuk sosok yang dicintainya? tapi, apa dia setuju kalau dendam di balas dendam? secara, Beomgyu itu tidak suka kejahatan. Berbanding terbalik dengan dirinya.

Pekerjaannya menjadi mafia, pembunuh bayaran, dan bergelud dengan dunia yang suram. Apa dia masih pantas untuk Beomgyu? pikiran itu selalu terlintas setiap saat.

"Beomgyu, maaf..." Taehyun pun pergi ketempat kemarin, dimana dia bertemu Beomgyu. Termenung seorang diri, dengan rasa penyesalan yang begitu mendalam.

Taehyun menghela nafas kasar, "harusnya aku bisa lebih baik lagi buat diri kamu, dan jagain kamu. Tapi nyatanya gagal."

* * *

Sudah tiga hari berlalu, semenjak Beomgyu bertemu Taehyun dikamar. Dan sampai sekarang, mereka belum saling menemui lagi.

Taehyun akhir - akhir ini ketergantungan sekali dengan obat dan alkohol, barang haram itu berserakan di lantai kamarnya. Dia sangat stress, frustasi, tidak tau apa yang harus dilakukan nya lagi.

"Taehyun!?"

Matanya samar - samar melihat ada orang lain di kamarnya, kepalanya terlalu pusing. Dan matanya juga terasa berat sekali untuk dibuka.

Demam tinggi, kini badan Taehyun sangat panas. Dia menggigil sambil meracau menyebutkan satu nama, tentu saja Choi Beomgyu.

"Taehyun, Taehyun, Sadarlah!"

Ia berusaha terus untuk membuka matanya, agar bisa melihat. Dan berhasil, kini dirinya tersenyum senang setelah bisa memandang dengan jelas.

"Beomgyu..."

"iya Taehyun, aku disini. Jangan khawatir."

"jangan pergi, m-maaf."

"aku yang harusnya minta maaf, sudah 3 hari tidak datang kesini. Aku yang salah."

Taehyun menggelengkan kepalanya, dan tersenyum tipis, "tapi kamu sekarang ada disini Gyu, itu udah cukup buatku." Pandangannya mulai gelap, dan akhirnya ia pun pingsan.

Beomgyu sudah sedikit panik, ingin rasanya membawa Taehyun ke rumah sakit ataupun meminta pertolongan dari temannya itu. Tapi kembali lagi, bahwa ia sadar. Beomgyu itu ada, tapi selalu dianggap tidak ada.

Memang menyakitkan rasanya dianggap seperti itu, tapi itu sudah menjadi kenyataan. Akhirnya Beomgyu merawat Taehyun semaksimal mungkin dan dengan telaten mengompres dia, tidak lupa juga untuk sering mengecek suhu tubuh nya.

"Hyun!"

Soobin masuk secara tiba - tiba tanpa mengetuk dan bilang permisi. Beomgyu terkejut, tapi ia hanya menoleh saja ketika teman pacarnya itu sudah ada diambang pintu kamar.

"ternyata beneran masih sakit dia." Soobin memegang dahi Taehyun, dan dirasa panasnya tidak terlalu tinggi. Jadi santai saja, mungkin sebentar lagi juga sembuh ia pikir dan hanya butuh waktu istirahat yang cukup.

Soobin pun tersenyum miring sambil mengusap rambut Taehyun, "gue sejujurnya kasian sama lo Hyun." Akhirnya dia pun keluar kamar Taehyun dan pergi begitu saja, tanpa memikirkan perasaan Beomgyu sedari tadi.

Beomgyu hanya bisa melihat Soobin dan terdiam, ekspresi nya sangat marah sekali ketika Soobin mendekati Taehyun. Dia itu licik, tapi Beomgyu tidak bisa berbuat apa - apa.

Sudah dibilang bukan? Beomgyu itu ada, tapi dianggap tidak ada. Dia hanya bisa mengepalkan tangannya saja, tidak mungkin juga dirinya untuk membalas perbuatan Soobin, itu sangat mustahil.

* * *






Sumpah, maaf ya guys kalo misalnya makin gaje aja ini alurnya 😭
gatau nge feel atau nggak, tapi aku bakalan tetep lanjut hohoho

Jangan lupa kasih vote dan comment, untuk mengapresiasi karya author.












🐰

ViViD - Taegyu ✔Where stories live. Discover now