⁵• 𝑔𝑖𝑣𝑒 𝑚𝑒 𝑎 ℎ𝑢𝑔

4.8K 670 74
                                    



Up mulu kan.abisan gabut banget 🤗


-Happy reading🌜
-Sorry for typo(s)


-🌹-

Theo bernafas lega kala sang adik mau menurutinya untuk kembali ke rumah sakit.

Sekarang dirinya sedang menenangkan Rayn yang sedari kembali tadi, mengeluh jika nafasnya terasa berat.

"Makannya masker oksigennya di pake, nurut sama Abang kenapa si, kan ngga sakit"

"Hiks, pulang aja ayok lah, Abang liat sendiri kan hiks kalo disini lama-lama malah sakit"

Theo mendengus, "kamu tuh aishh, bikin darah tinggi, udah jangan nangis, sakit dicari sendiri ini, gausah ngeluh"

Rayn mencebik layaknya anak kecil saat dimarahi, "sakit tau ngga sii, udahlah mending mati aja, hidup juga cuman sakit doang" gumamnya

Theo yang tadinya sedang mengusap surai yang nampak berkeringat milik sang adik, tiba-tiba terdiam, "adek" tegurnya

Tapi Rayn malah melengos, tak mau menatap sang kakak.

"Tuhan nggak suka orang yang kaya gitu, ngga bersyukur, orang-orang yang udah mati kalo dikasih kesempatan bisa ngomong lagi pasti mereka pengen hidup lagi, kamu yang masih diberi nikmat hidup malah ngomong sembarangan"

"Beda lagi kalo orangnya masuk surga, mana mau balik lagi dia" celetuk Rayn

Theo menghela nafas, "kamu cocoknya emang sama Jeff, Johny, kalo sama Abang ga ada takut-takutnya, pusing Abang"

"Minum obat kalo pusing mah"

Theo kembali menghela nafas, mengerling malas, kemudian berdiri dari duduknya untuk berpindah duduk di sofa, yang mana membuat Rayn kini menatapnya.

Theo memainkan ponselnya sembari bersila.

"Bang" panggil Rayn

Tanpa mengalihkan fokusnya Theo membalas, "kenapa??ngga ada susu, jangan ngrengek"

Rayn mendengus, "emangnya Sky bayi"

Theo terkekeh, "lah emang bayi kan, bayi gede, kenapa??"

Rayn memiringkan tidurnya, kedua telapak tangannya ia gunakan untuk bantalan kepalanya.

"Tidurnya jangan gitu, nanti tangannya kebas, nangis lagi" tegur Theo

Rayn menghiraukan, malah kini menatap wajah sang kakak, "bang Theo nggak bakal bilang yang tadi ke Abang yang lain kan??" Tanyanya

Theo mengendik, "mungkin iya, atau enggak, tergantung"

"Tergantung apa??"

"Tergantung kamu bakal nurut Abang atau enggak"

"Enggak"

Theo melotot, "yaudah, Abang kasih tau bang John"

"Berarti Abang ngaduan, cupu"

Theo memijit pelipisnya, menatap sang adik dengan geram, "tidur aja udah, pusing Abang lama-lama ngomong sama kamu"

Rayn meringis, "puk-puk" pintanya

"Katanya bukan bayi, ini tidur aja minta di puk-puk, dasar bayi" cibirnya, namun tetap berdiri untuk kembali duduk--ahh tidak Theo mendudukkan dirinya di space kosong bangsal Rayn.

[6] Please hug me' || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Où les histoires vivent. Découvrez maintenant