Jingga juga Biru sudah kelimpungan saat pulang sekolah dan tak menemukan adik-adiknya, bahkan si bungsu yang mereka kira pulang duluan pun tak ada dirumah, belum lagi abang-abangnya yang mengirimi keduanya pesan menanyakan bagaimana keadaan adiknya
Soal papa dan mama, aishh sikembar sudah tak perduli lah
"Ini adek-adek kemana si, si bontot juga, udah mulai bandel sekarang" dengus Jingga frustasi saat tak bisa menghubungi adik-adiknya
Noah tak menggubris, sibuk melacak keberadaan si bontot terlebih dahulu, untungnya Noah sudah terlalu hafal dengan tingkah tiba-tiba tiga adiknya, maka dari itu beberapa bulan lalu dia mengusulkan membeli kalung liontin couple berlima sebagai kedok, didalamnya sudah ia pasang GPS
"Kak, gua jemput adek dulu, yang dua belum keliatan, kayanya ga dipake kalungnya"
Jingga mengangguk, "hati-hati, nanti Sea sama Sky biar gua yang cari"
Noah mengangguk kemudian menyambar jaket levisnya tak lupa kunci mobil, tak perduli itu mobil milik siapa dan umurnya yang bahkan belum boleh mengendarai mobil sendiri, jika dirinya tak boleh membawa motor berarti mobil boleh kan? ya anggap saja begitu
Omong-omong tentang para Abang, mereka memang sudah agak jarang di rumah, sibuk dengan kuliahnya membuat mereka sering pulang larut, sebenarnya mereka juga khawatir meninggalkan adiknya dirumah, tapi mau bagaimana lagi itu sudah kewajiban mereka sebagai seorang mahasiswa yang merangkap anak magang di kantor papa
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Noah memarkirkan mobilnya di sebuah kedai kopi yang biasa ia gunakan untuk berkumpul bersama teman-temannya, namun kali ini bukan itu niat Noah kesini
Brakk
Di tutupnya pintu mobil keras-keras, membuat orang-orang disana terlonjak terkejut tak terkecuali Senja yang baru saja mengapit sesuatu di tangannya
"B-biru" gugupnya
Noah berdiri di depan sang adik, menatap datar manik adiknya, kemudian mengambil korek di meja, menyalakannya dan mengarahkannya pada benda yang di apit di jari-jari adiknya, membuatnya mengeluarkan asap dan bau nikotin yang langsung tercium
"Mas??"
"Ayo hisap, udah gue bantu nyalain, kurang baik apa coba gua jadi abang" ucapnya dengan nada dingin
Semua yang disana hanya memerhatikan dalam diam, raut sangar juga rahang tegas milik Bimarya membuat mereka membeku takut
"Mas, Eja ngga bisa" lirih si bungsu
Noah menggebrak meja di belakang Senja, "ga bisa tapi udah berani mau nyoba!! coba sekarang, biar tau rasanya sekarat, coba!!"
Senja menunduk, dan Noah mengambil puntung rokok di tangan sang adik dan di berikannya pada Ricky yang duduk di sebelahnya, "kalo mau rusak, jangan ngajak-ngajak bro" ucapnya kemudian menarik Senja dari sana