Seorang perempuan sedang duduk di meja dan bangku besar ia sedang mengamati lawannya dari jauh, ia tidak perlu menyuruh orang ia sudah memasang alat perekam kecil berbentuk lalat. Jika di lihat itu memang lalat, tapi jika di lihat dari isinya itu adalah kamera berbentuk lalat.
"Akan lebih cepat jika Queen sendiri lah yang menyetujui kerja sama ini maka kerja sama ini akan membuahkan sebuah hasil yang sangat bagus." ucap seseorang di seberang sana.
Perempuan itu yang melihat hanya tersenyum devil ia sangat suka menjebak musuhnya masuk ke dalam perangkapnya sendiri. "Kita lihat siapa yang akan terjebak dalam perangkapnya dan mana yang pintar."
Setelah selesai mengintai musuhnya perempuan itu keluar dari ruangan pribadinya harus ada yang ia selesaikan sekarang juga.
****
"Kamu di mana? Aku baru saja lewat gedung yang kamu bilang."
"..."
"Jadi kita ketemu di sini atau aku yang ke sana?"
"...."
"Oh, oke. Aku tunggu di gazebo deh ya?"
"..."
"Iya, gazebo belakang masa depan."
Kyara berjalan menunju gazebo dengan langkah oelan sambil memasukkan ponsel ke saku celananya.
Kyara memandang ke sekeliling. Gedung ini sangat bagus, dimana gedung ini memiliki taman yang cukup unik dan berdiri kokoh. Gedung terbesar yang baru ia temui. Orang-orang berlalu lalang keluar dan masuk nelewati taman tersebut. Salah satu yang membuatnya unik adalah taman ini berbentuk seperti sel saraf.
Pandangan Kyara lalu tertuju pada seseorang yang duduk di gazebo sebrang bersama teman-temannya. Seseorang itu mengenakan kaus lengan panjang berwarna abu-abu, dia duduk di antara teman-temannya dan sambil asyik membaca buku, sedangkan teman-temannya yang lain terlihat sedang sibuk mengobrol. Entah apa yang menarik, Kyara tidak bisa mengalihkan pandangannya dari seseorang berbaju abu-abu itu.
"Hai, lama ya?" seseorang datang menegur Kyara.
Kyara terpaksa menarik matanya dari seseorang itu dan menatap sahabatnya dengan kesal. "Lama banget!! Aku sampai jamuran nunggu di sini!!"
Abian, sahabat kecil Kyara hanya tertawa ia sangat paham betul sahabatnya ini dari kecil tidak suka yang namanya menunggu. Katanya menunggu itu membosankan.
"Nana Al?" tanya Kyara ketika sadar Abian datang sendirian.
"Hm, sudah pingin banget ketemu anak kamu iya?" goda Abian.
Laki-laki itu lalu duduk di depan Kyara sambil mengeluarkan botol air minerak dan meneguknya. "Al masih tidur di rumah. Katanya ia tak mau ikut."
"Oh...," Kyara mengangguk pelan sambil mengetuk-ngetukkan jari ke lutut. Matanya mulai tertuju kembali pada seseorang yang belum lama menarik perhatiannya.
"Ara, kamu sudah makan?" tanya Abian.
"Belumlah, katanya mau makan bareng? Awas aja kalau batal. Perut aku sudah kelaparan dari tadi," jawab Kyara sewot.
"Idih, biasa aja kali....," kata Abian manyun.
Kyara yang melihat Abian manyun terasa geli, ia mengingat kejadian di masa kecilnya bersama Abian.
"Bagaimana pemantau senjata kita?" tanya Kyara serius.
"Mereka yah begitu kau tahu lah."
"Iya aku tahu, baru saja aku mengintainya dan benar di balik kerja sama ini ada sesuatu yang mereka rencanakan."
"Sesuatu apa?"
"Mereka mau mengambil jabatan aku di dunia mafia dan mereka ingin aku tunduk di bawah mereka."
"Ada saja yang iri dengan pencapaian kamu iya, aku bingung apa yang mereka dapatkan dengan cara licik begitu coba,"
"Entah aku juga bingung, jujur saja aku tidak mau masuk ke dunia ini tetapi aku membalaskan dendam lama. Aku harus membuktikan bahwa aku tidak salah di masalalu itu."
"Iya aku mengetahui itu, tidak mudah bagimu melupakan kejadian dulu. Tapi aku berpikir apakah kamu sudah menemukan tempat persembunyian mereka?"
"Sudah, bahkan anak mereka masuk ke dalam sekolah kita. Dan aku sudah membuat anak dari sahabat mereka tiada."
"Anak? Sahabat? Maksudnya gimana Kyara aku tak paham,"
"Jessica ratu bully itu sahabat dari anak mereka, dan Jessica sudah aku buat tiada. Bahkan satu sekolah pun tahu Jessica telah tiada dan beritanya sudah menyebar luas."
"Tunggu... maksudnya Jessica yang waktu awal kamu masuk mereka mengaku sebagai anak kepala sekolah benar begitu,"
Kyara mengangguk, ia tahu bahwa Abian tidak mungkin tidak pernah kehilangan informasi tentang dirinya, banyak orang yang menjadi informan buatnya jadi Abian tidak usah mencarinya tinggal tunggu kabar dari Informanny saja.
"Itu artinya kau sudah menunjukkan dirimu kepadanya?"
"Tentu, untuk apa bersembunyi seperti mereka dan bahkan aku pernah melihat seseorang mirip dengan kakak dan mama. Tapi, pas aku kejar malah orang itu kabur."
"Kau yakin keluarga kandung kamu masih hidup?"
"Sangat yakin, bagiku jika mereka masih hidup akan aku cari keberadaan mereka."
"Cari boleh tapi ingat dengan kondisimu, dan di sini ada Alfarel kau juga harus membagi waktumu untuknya."
"Aku sudah memikirkan itu jauh sebelum Alfarek berada di Indonesia aku sudah memikirkan itu. Jangankan memikirkan itu, aku pun memikirkan nyawa anak itu."
"Aku tahu kamu sebenarnya berhati malaikat tapi kejadian itu membuat kamu berubah, aku mengerti tidak mudah melewati semua itu dengan mudah pasti banyak lika liku. Tapi aku yakin, aku yakin kamu mampu membuat impian kamu tercapai aku yakin itu."
Kyara mendengar omongan Abian terasa hatinya bergetar, seolah yang di katakan Abian adalah benar ia harus membuat impiannya tercapai. Ia harus membawa kembali orang yang ia sayangi, ia harus mencari orang itu dengan kerja kerasnya.
Aku yakin, kamu bisa aku mengenal kamu dari kita masih kecil. Kyara yang nakal, Kyara yang bawel, Kyara yang dingin, Kyara yang periang, Kyara keras kepala dan Kyara yang pemberani. Aku hanya bisa membantu doa agar tujuan dan impian kamu tercapai. Abian hanya bisa berdoa semoga apa yang ia katakan dalam batin, semoga Kyara mampu melewatinya. Ia juga menjadi saksi dimana Kyara tumbuh dengan perbedaan.
****
Yuhu Kyaranya update yuk jangan lupa di baca lalu di kasih vote sebagai bentuk apresiasi kalian membaca sebuah karya seseorang. Jangan lupa vote dan komen oke.
Instagram : aiviemarcelinaa
Publish : Bekasi, 19 Februari 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Kyara Queensha
Teen FictionDarah? Ah iya darah aku suka darah, aku suka bermain dengan darah-darah itu. Darah itu berwarna terang dan aku menyukainya, aku suka cairan merah kental itu berada di hadapanku. Dan aku tak suka jika ketenangan aku di usik. Aku sih berdarah dingin. ...